Saya berpikir, fasilitas Hotel Go tidak kalah dengan hotel-hotel yang pernah saya nginap seperti Aston dan Swiss-belhotel. Dan itu memang benar. Tapi pelayanannya sangat buruk, sepanjang pengalaman saya menginap di hotel manapun. Pelayanan dari karyawan hotel yang kurang ramah, tidak care, welcome, dan banyak penolakan. Saya memesan kamar yang ada mini bar nya. Sehari sebelum check in, saya sudah mengecek kamar tersebut (142). Saat check in, kamar yang didapat 143, dan ternyata tidak ada mini bar. Padahal saya membawa makanan yang harus masuk dalam kulkas untuk bisa dimakan keesokan harinya. Saya terlambat dateng ke restoran, untuk menitipkan makanan. Dan dengan tegas, resepsionis yang keluar dari pintu dapur hotel saat saya berada di restoran menolak dengan alasan kulkas sudah dikunci karena restoran sudah tutup. Saya pun memohon agar bisa dibolehkan menitipkan makanan di kulkas dapur hotel. Karena pengalaman saya, di hotel lain saya bisa mendapatkan kemudahan menitipkan makanan, kapanpun selalu dibantu, karena kami tamu. Dan tamu adalah raja. Akhirnya resepsionis itu dengan keliatan terpaksa menerima makanan saya. Di kamar kami, family deluxe, tidak tersedia gelas minum. Aiphone pun rusak. Kode wifi tidak diberikan. Itu family deluxe, lho. Untuk breakfast di pagi pertama, aman. Saya yang tadinya harus check out di tanggal 26 Desember, batal karena anak-anak masih mau berenang. Akhirnya saya menelpon resepsionis hotel dengan menggunakan HP saya karena aiphone kamar hotel rusak, untuk minta lanjut nginap di tanggal 26 Desember. Tapi lagi-lagi saya ketemu dengan resepsionis yang tidak welcome itu, yang belakangan baru saya tau bernama Ika. Dia mengatakan tidak bisa lanjut di kamar itu (141) karena sudah di booking orang. Saya mengatakan, saya akan pilih kamar lain. Sementara itu, saya melihat di kamar 142, pas di samping kamar saya yang notabene kamar itu yang pernah saya cek sehari sebelum masuk, sedang di make up oleh pelayan hotel. Saya lalu bertanya, apa saya bisa pindah ke kamar ini, karena saya tau tamu sebelumnya barusan check out. Ibu tanya saja ke bagian depan. Saya tanya ke resepsionis yang tidak ramah itu, lagi-lagi kayaknya sudah bookingan orang. Saya lalu cek di aplikasi, ternyata belum terisi. Saya lalu ngotot ke resepsionis itu, yang mengatakan tamu sudah hampir check in di jam 12 siang. Nah lho. Dimana-mana check out jam 12 siang. Jadi seperti saya dengan halus ditolak. Padahal waktu saya check in, saya dateng jam 12, tamu sebelumnya belum check out dan ada penambahan waktu 1 jam, oleh pihak hotel. Saya dan anak-anak menunggu di restoran sambil lunch. Kok sekarang saya harus cepat-cepat keluar karena tamu mau check in di jam 12? Saya akhirnya ngotot pindah ke kamar 142, yang telah di make up dan ada mini bar nya. Lagi-lagi oleh resepsionis itu tidak boleh, karena kamar mau ditempati. Kalau mau, kulkasnya bisa dipindahkan ke kamar 141. Lho, tadi katanya kamar 141 sudah di booking. Sekarang saya cek, kamar family deluxe masih ada, berarti di 142 ini juga katanya sudah di booking? Akhirnya resepsionis itu mengalah karena saya agak geram. Saya langsung bayar cash, tidak via aplikasi lagi. Ketika terima uang, dia melunak. Saya minta kode wifi karena dari kemaren saya tidak dapet fasilitas wifi. Ternyata belakangan, saya dengar mereka ngomel karena saya minta gelas, minta pitcher. Waduh, pelayanan macam apa ini? Di hotel lain, untuk membangunkan kami yang mau check in di airport tengah malam saja, petugas hotel dengan senang hati menawarkan bantuannya dan dengan senang hati membantu. Saya tidak habis pikir dengan hotel yang ada di kabupaten dan yang belum punya bintang, tapi punya karyawan yang tidak mau melayani, dan terkesan arogan. Hari kedua breakfast, menyedihkan. Kami dateng di saat tamu-tamu lain sudah menghabiskan makanan. Dan, petugas di restoran duduk manis dengan HP nya. Padahal di meja prasmanan sudah banyak yang kosong. Nasi putih habis, nasi goreng tinggal sedikit, sayur capcay habis, telur dadar habis, tempe goreng yang masih ada. Tidak ada sikap sigap atau mengecek makanan yang kurang. Santai. Tidak seperti suasana restoran di hotel-hotel lain, yang chef dan para pelayan sibuk. Ini makanan yang kurang, kalah tamu yang kasih tau ke pelayannya, baru pelayan ke dapur untuk menyiapkan makanan dan pake lama. Anak saya pun kena tegur dari cleaning service hotel karena mondar mandir dari kolam renang ke kamar, dengan basah-basah karena lupa bawa handuk. Langsung ditegur, pakai handuknya ya soalnya capek nih ngepel terus. Tidak saya temui keramahan di Hotel Go. Yang ada penolakan-penolakan oleh resepsionis, makanan yang tidak siap saji padahal tamu bayar lho, bukan gratis. Makanan juga ala kadarnya aja.