Xperience > Museum sri Baduga

Museum Sri Baduga

Tentang Museum Sri Baduga 

Museum Sri Baduga
Museum Sri Baduga

Museum Sri Baduga adalah museum yang telah lama berdiri, yaitu sejak tahun 1974. Daoed Joesoef, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, meresmikan museum ini pada 5 Juni 1980 dengan nama Museum Negeri Provinsi Jawa Barat. Kemudian, nama museum berubah menjadi Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga pada 1990. Nama “Sri Baduga” diambil dari gelar raja Pajajaran, yaitu Sri Baduga Maharaja. 

Museum ini memiliki luas 8.415,5 m2. Di dalamnya terdapat benda-benda bersejarah dengan 5.000 kategori yang berhubungan dengan sejarah Jawa Barat, seperti perkakas atau kerajinan tangan suku Sunda. Benda-benda yang ditampilkan beragam, antara koleksi asli, miniatur, maket, atau foto.

Hal menarik di Museum Sri Baduga

Museum ini memiliki 3 lantai yang masing-masing memiliki tema tersendiri, seperti di bawah ini:

Lantai pertama

Pengunjung akan melihat peninggalan bersejarah Indonesia, termasuk sejarah dan budaya Jawa Barat. Di sini ditampilkan koleksi benda-benda bersejarah dari era kerajaan Hindu dan Buddha, seperti kereta kuda yang ditampilkan di bagian depan museum.

Kereta kuda ini memiliki bentuk Lembuswana, hewan mitologi yang merupakan hewan yang ditunggangi Bathara Guru. Kepala hewan tersebut seperti singa, memiliki belalai dan gading seperti gajah, kulitnya bersisik seperti ikan, dan kakinya bertaji seperti ayam.

Selain itu, di lantai ini teradapat diorama Gua Pawon dengan replika manusia purba dan fosil Homo Erectus dan Homo Sapiens dari zaman prasejarah. Terdapat kondisi geologi Bandung pada saat di zaman purba, yaitu berbentuk cekungan danau.

Lantai kedua

Koleksi kehidupan dan kebudayaan sejak kerajaan Islam dan Kolonial dipamerkan di lantai dua, seperti alat tangkap ikan tradisional, diorama rumah Limasan, alat transportasi, dan perdagangan. Perabotan dari masa lalu juga ditampilkan, misalnya meja, kursi, lemari, dan rak.

Di lantai ini juga ditampilkan hasil budaya tulis menulis. Misalnya ditemukannya tulisan pada Prasasti Ciaruteun, Prasasti Tugu, dan Prasasti Tapak Kaki Gajah peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Selain itu, terdapat bukti naskah berbahan daun kelapa, daun nipah, daun lontar, kulit binatang, dan tembaga. Peninggalan-peninggalan ini menunjukkan bahwa suku Sunda telah mengenali tulisan dari abad ke-5 Masehi.

Lantai ketiga

Lantai paling atas memamerkan koleksi etnografis, meliputi tenunan, kain, dan barang-barang bernilai seni. Pengunjung akan melihat budaya Jawa Barat seperti perabotan dan baju pengantin, naskah kuno, dan keramik.

Koleksi-koleksi di lantai 3 dianggap sebagai koleksi unggulan karena jarang ditemukan di kehidupan sehari-hari. Misalnya, bokor emas, teodolit, topeng emas, pakinangan, kain panjang yang pernah dikenakan oleh Bupati Galuh, keramik asing, hingga koleksi mata uang yang kala itu dipakai sebagai alat perdagangan.

Berbagai kesenian Jawa Barat seperti karinding, rebab, toleat, kecapi, rebana, gamelang degung, dan gamelang ageng ditampilkan di lantai ini. Kesenian memang dekat dengan kehidupan masyarakat Sunda karena sering melengkapi upacara pertanian. Contohnya, saat upacara menghormati Dewi Sri atau Dewi Padi, angklung buhun seringkali dimainkan.

Alamat Museum Sri Baduga

Museum berada di Jl. BKR No. 185, Tegallega, Bandung. Letaknya berada di depan lapangan Tegallega.

Cara Menuju ke Lokasi Museum Sri Baduga

Jika berangkat dari Jakarta, sebaiknya keluar di Pintu Tol Buah Batu. Ambil rute Jl. Terusan Buah Batu, kemudian belok kiri ke Jl. Soekarno Hatta, lanjut belok kanan ke Jl. Moh. Toha, dan belok kiri ke Jl. BKR. Museum berada di sebelah kiri jalan.

Sedangkan jika berangkat dari Alun-alun Kota Bandung, arahkan kendaraan ke Jl. Sudirman, lalu belok kiri ke Jl. Otto Iskandardinata, kemudian belok kiri ke Jl. BKR. Museum berada di sebelah kanan jalan.

Tiket Masuk Museum Sri Baduga

Tiket masuk Museum Sri Baduga sangat terjangkau, yaitu sebesar Rp3.000 per orang dewasa, Rp2.000 per anak-anak, Rp5.000 untuk wisatawan asing dewasa, dan Rp4.000 untuk wisatawan asing anak-anak.

Tips Berkunjung ke Museum Sri Baduga

Kunjungi museum di akhir pekan

Biasanya museum ramai dikunjungi oleh pelajar pada hari Rabu dan Kamis. Sebaiknya wisatawan datang di akhir pekan agar bisa melihat koleksi museum dengan lebih tenang.

Tutup di hari Senin dan libur nasional

Jam operasional museum adalah hari Selasa-Jumat buka mulai pukul 08.00-16.00, dan hari Sabtu-Minggu buka mulai pukul 08.00-14.00.

Persiapkan bekal dan barang-barang yang diperlukan

Bawa benda-benda yang diperlukan saat mengunjungi museum seperti kamera, alat tulis, dan buku catatan. Pengunjung juga bisa membawa bekal makan dan minum agar tidak kelaparan. Jika museum memiliki aturan tidak boleh makan dan minum di dalam ruangan, maka pengunjung bisa menyantap bekal di area luar museum.

Gunakan alas kaki dan pakaian yang nyaman

Cari alas kaki yang pas agar kaki tidak lecet atau pegal karena pengunjung akan menghabiskan banyak waktunya di dalam museum. Selain itu, gunakan pakaian dengan bahan yang nyaman seperti kaos yang menyerap keringat.

Ikuti tata tertib museum

Setiap museum memiliki aturan yang berbeda-beda. Pastikan untuk taat agar tidak merusak koleksi museum dan tidak menganggu pengunjung lainnya.

Yuk, berkunjung ke Museum Sri Baduga! Pengunjung akan mendapatkan pemahaman yang mendalam saat melihat sejarah secara visual. Selain itu, museum juga dapat memancing rasa ingin tahu dan berpikir tentang banyak hal.