Terminal Pulo Gadung telah menjadi ikon transportasi sejak pertama kali diresmikan pada tahun 1976. Dengan posisinya yang strategis di persimpangan Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Bekasi Raya, terminal ini menjadi titik awal dan akhir bagi ribuan perjalanan harian menuju berbagai destinasi di sekitar Jakarta Timur dan bahkan jauh ke wilayah timur Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.

Seiring berjalannya waktu, Terminal Pulo Gadung terus beradaptasi dengan perkembangan dan perubahan dalam sistem transportasi Jakarta. Renovasi pada tahun 2017 menjadi tonggak penting dalam upaya meningkatkan kualitas layanan bagi pengguna. Fasilitas yang diperbarui dan peningkatan pelayanan menjadi bukti komitmen untuk tetap menjadi pilihan utama bagi mereka yang menggunakan transportasi umum.

Namun, dinamika transportasi tidaklah statis. Beroperasinya Terminal Pulo Gebang pada tahun 2016 membawa perubahan signifikan dalam pola perjalanan bus AKAP di Jakarta Timur. Meskipun perubahan ini menandai akhir dari era bus AKAP di Terminal Pulo Gadung, terminal ini tidak berhenti berfungsi. Sebaliknya, Terminal Pulo Gadung terus berperan sebagai pusat penting bagi layanan angkutan umum, terutama angkutan Transjakarta yang semakin menjadi pilihan utama masyarakat Jakarta.

Dengan pergeseran pola perjalanan bus AKAP ke terminal lain, Terminal Pulo Gadung menemukan kembali identitasnya sebagai pusat angkutan kota dan regional. Meskipun demikian, tantangan baru juga muncul, seperti penataan ulang area parkir untuk menyesuaikan dengan kebutuhan baru pengguna terminal. Dengan adaptasi dan inovasi yang terus-menerus, Terminal Pulo Gadung tetap relevan dalam menghubungkan berbagai titik penting di ibukota, menjaga konektivitas yang lancar bagi masyarakat Jakarta.