Pakaian Tradisional Jepang: Keindahan dan Filosofi di Balik Busana

Xperience Team
07 Apr 2025 - 7 min read

Pakaian tradisional Jepang tidak hanya sekadar busana, tetapi juga mencerminkan budaya dan nilai-nilai yang telah diwariskan selama berabad-abad. Setiap potongan kain, pola, dan cara mengenakannya memiliki makna tersendiri, yang menunjukkan status sosial, musim, atau bahkan acara tertentu. Keanggunan dan ketelitian dalam desain pakaian tradisional Jepang membuatnya tetap populer hingga saat ini, baik di kalangan masyarakat Jepang maupun wisatawan yang ingin merasakan budaya Jepang secara langsung.

Saat kamu berjalan di Jepang, terutama di kota-kota seperti Kyoto atau Nara, kamu akan sering melihat orang-orang mengenakan pakaian tradisional seperti kimono dan yukata. Pakaian ini sering dikenakan saat menghadiri festival, perayaan khusus, atau upacara keagamaan. Bagi wisatawan, mengenakan pakaian tradisional Jepang adalah cara yang menarik untuk lebih memahami budaya negeri matahari terbit ini.

10 Jenis Pakaian Tradisional Jepang

Pakaian tradisional Jepang sangat beragam, masing-masing memiliki fungsi dan makna tersendiri. Berikut adalah beberapa jenis pakaian tradisional Jepang yang masih digunakan hingga kini:

1. Kimono

Kimono adalah pakaian tradisional Jepang yang paling dikenal. Biasanya dikenakan dalam acara formal seperti pernikahan, upacara teh, dan perayaan tahun baru. Kimono memiliki lengan panjang dan dikenakan dengan obi (ikat pinggang lebar). Jenis kimono yang dikenakan tergantung pada status, musim, dan kesempatan.

Japan

Kimono Rental in Kyoto

10.0/10

Gion

Rp 493.195

Rp 459.831

2. Yukata

Yukata adalah versi lebih kasual dari kimono yang sering dikenakan saat musim panas. Terbuat dari katun ringan, yukata lebih nyaman dipakai di cuaca hangat. Biasanya, yukata dikenakan saat festival musim panas atau saat mengunjungi onsen (pemandian air panas).

Japan

Kimono Miyabi: Kimono & Yukata Rental Asakusa Tokyo

9.0/10

Taito

Rp 118.125

3. Hakama

Hakama adalah celana lebar yang sering dikenakan di atas kimono, terutama oleh para samurai, biksu, dan praktisi seni bela diri seperti kyudo (panahan Jepang). Saat ini, hakama masih digunakan dalam upacara kelulusan dan oleh maiko (geisha muda) di Kyoto.

Japan

Kyoto Yumeyakata Kimono Rental - Hakama

Kyoto

Lihat Harga

4. Furisode

Furisode adalah kimono dengan lengan panjang yang menjuntai, biasanya dikenakan oleh wanita muda yang belum menikah. Pakaian ini sering digunakan dalam upacara seijin shiki (upacara kedewasaan) yang diadakan ketika seorang wanita berusia 20 tahun.

Japan

Kyoto Maiko Makeover Experience for Children & Salon Photography at Maiko-henshin Studio Shiki|Japan

Gion

Rp 2.334.996

5. Shiromuku

Shiromuku adalah kimono pengantin berwarna putih yang dikenakan oleh wanita Jepang dalam pernikahan tradisional Shinto. Warna putih melambangkan kesucian dan awal yang baru.

6. Montsuki

Montsuki adalah kimono formal yang dikenakan oleh pria dalam acara-acara resmi. Biasanya berwarna hitam dengan lambang keluarga (kamon) yang tercetak di bagian punggung dan lengan.

7. Uchikake

Uchikake adalah kimono pengantin yang lebih mewah, biasanya berwarna merah atau emas dengan bordiran indah. Tidak seperti shiromuku, uchikake dikenakan sebagai mantel luar dan tidak diikat dengan obi.

8. Jinbei

Jinbei adalah pakaian santai musim panas yang terdiri dari atasan dan celana pendek longgar. Biasanya dikenakan oleh pria dan anak-anak, meskipun sekarang tersedia versi jinbei untuk wanita.

9. Happi

Sumber gambar: www.japan-experience.com

Happi adalah mantel pendek yang sering dikenakan oleh staf restoran atau dalam festival. Biasanya, happi memiliki lambang keluarga atau perusahaan di bagian belakang.

10. Samue

Samue adalah pakaian kerja tradisional yang dikenakan oleh biksu, pengrajin, dan petani. Terbuat dari kain katun atau linen yang nyaman untuk aktivitas sehari-hari.

Cara Memakai Kimono

Kimono adalah pakaian tradisional Jepang yang memiliki nilai budaya dan estetika tinggi. Memakai kimono memerlukan ketelitian dan langkah-langkah khusus agar terlihat rapi dan elegan. Berikut adalah panduan lengkap cara memakai kimono, mulai dari persiapan hingga penyelesaian:

1. Persiapkan Pakaian Dalam (Juban)

Sebelum memakai kimono, kenakan juban, yaitu pakaian dalam mirip kimono yang berfungsi sebagai lapisan dasar. Juban membantu melindungi kimono dari keringat dan membuatnya lebih nyaman dipakai. Pastikan juban dipakai dengan rapi dan tali pengikatnya diikat dengan kuat.

2. Kenakan Kimono

Buka kimono dan kenakan dengan cara melingkarkannya ke tubuh. Pastikan bagian belakang kimono sejajar dengan tulang belakang dan bagian depan disesuaikan agar panjangnya sama di kedua sisi. Tarik bagian belakang kimono sedikit ke bawah untuk menciptakan lipatan kecil yang disebut ohashori, yang menandakan bahwa kimono dipakai dengan benar.

3. Ikat dengan Obi-Ita dan Koshihimo

Gunakan obi-ita (papan kecil) untuk meratakan bagian perut dan koshihimo (tali pengikat) untuk mengencangkan kimono. Ikat koshihimo dengan kuat di bagian pinggang untuk memastikan kimono tidak melorot. Pastikan lipatan dan kerapian kimono terjaga selama proses ini.

4. Pasangkan Obi

Obi adalah sabuk lebar yang menjadi aksesori utama kimono. Gulung obi dengan rapi dan lingkarkan ke tubuh, dimulai dari depan ke belakang. Ikat obi dengan gaya yang diinginkan, seperti taiko musubi (simpul drum) atau fukura suzume (simpul burung pipit). Pastikan obi terikat dengan kuat dan simetris.

5. Rapikan dan Sesuaikan

Setelah kimono dan obi terpasang, periksa kembali kerapiannya. Pastikan tidak ada lipatan yang berantakan dan panjang kimono di bagian kaki seimbang. Gunakan date-jime (tali pengikat tambahan) untuk mengamankan obi jika diperlukan.

6. Aksesori Tambahan

Lengkapi penampilan dengan aksesori seperti zori (sandal tradisional) dan tabi (kaus kaki split-toe). Untuk wanita, tambahkan hiasan rambut seperti kanzashi (hiasan rambut tradisional) untuk menambah kesan elegan.

Perbedaan Antara Kimono Pria dan Wanita

Kimono adalah pakaian tradisional Jepang yang memiliki desain dan makna budaya yang mendalam. Meskipun kimono pria dan wanita memiliki kesamaan dalam hal bentuk dasar, terdapat beberapa perbedaan signifikan yang mencerminkan peran gender dan estetika dalam budaya Jepang. Berikut adalah penjelasan detail tentang perbedaan antara kimono pria dan wanita:

1. Warna dan Pola

Kimono Wanita: Biasanya memiliki warna cerah dan pola yang rumit, seperti bunga, burung, atau motif alam lainnya. Warna dan pola ini sering kali disesuaikan dengan musim atau acara tertentu.
Kimono Pria: Cenderung menggunakan warna yang lebih gelap dan sederhana, seperti hitam, biru tua, atau coklat. Polanya minimalis, sering kali hanya berupa garis atau motif geometris.

2. Potongan dan Ukuran

Kimono Wanita: Memiliki potongan yang lebih ramping dan menyesuaikan bentuk tubuh. Panjang kimono wanita juga lebih variatif, tergantung pada usia dan status perkawinan.
Kimono Pria: Potongannya lebih longgar dan lurus, dirancang untuk kenyamanan dan mobilitas. Ukurannya lebih konsisten dan tidak terlalu menekankan bentuk tubuh.

3. Obi (Sabuk)

Kimono Wanita: Obi-nya lebar, panjang, dan diikat dengan berbagai gaya rumit seperti taiko musubi (simpul drum) atau fukura suzume (simpul burung pipit). Obi wanita sering dihiasi dengan pola yang mencolok.
Kimono Pria: Obi-nya lebih sempit, sederhana, dan diikat dengan gaya yang lebih praktis, seperti kai no kuchi (simpul persegi). Warna obi pria biasanya disesuaikan dengan warna kimono.

4. Aksesori

Kimono Wanita: Dilengkapi dengan berbagai aksesori seperti kanzashi (hiasan rambut), obi-age (kain pelengkap obi), dan obi-jime (tali hias). Aksesori ini menambah kesan feminin dan elegan.
Kimono Pria: Aksesori yang digunakan lebih minimal, seperti haori himo (tali untuk jaket haori) atau hakama (celana tradisional). Fokusnya lebih pada kesederhanaan dan fungsionalitas.

5. Penggunaan dan Acara

Kimono Wanita: Sering dipakai dalam acara formal seperti pernikahan, upacara teh, atau festival. Jenis kimono wanita juga lebih variatif, seperti furisode (kimono lengan panjang) untuk wanita lajang atau tomesode (kimono formal) untuk wanita menikah.
Kimono Pria: Biasanya dipakai dalam acara formal seperti pernikahan, upacara, atau pertunjukan seni bela diri. Jenis kimono pria lebih terbatas, dengan montsuki (kimono bergambar lambang keluarga) sebagai pilihan utama untuk acara resmi.

Sejarah Pakaian Tradisional Jepang

Pakaian tradisional Jepang telah berkembang sejak periode Heian (794-1185), ketika kimono pertama kali muncul dalam bentuk sederhana. Pada masa itu, kimono dibuat dari kain sutra dengan warna dan desain yang mencerminkan status sosial pemakainya. Seiring waktu, kimono menjadi semakin kompleks dengan berbagai lapisan dan hiasan.

Pada era Edo (1603-1868), kimono mulai mengalami perkembangan desain yang lebih beragam. Pola dan warna digunakan untuk membedakan kelas sosial dan musim. Setelah era Meiji (1868-1912), pengaruh Barat mulai masuk ke Jepang, menyebabkan berkurangnya penggunaan kimono dalam kehidupan sehari-hari. Namun, hingga kini, pakaian tradisional Jepang tetap digunakan dalam berbagai acara penting dan festival.

10 Acara dan Festival yang Mengenakan Pakaian Tradisional

Di Jepang, banyak acara yang masih mewajibkan atau menganjurkan penggunaan pakaian tradisional. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Seijin Shiki (Upacara Kedewasaan)

Seijin Shiki diadakan setiap Januari untuk merayakan mereka yang telah mencapai usia 20 tahun. Wanita biasanya mengenakan furisode, sedangkan pria memakai montsuki dan hakama.

2. Shichi-Go-San

Festival ini diadakan untuk merayakan pertumbuhan anak-anak berusia 3, 5, dan 7 tahun. Anak perempuan mengenakan kimono dengan obi, sementara anak laki-laki mengenakan hakama.

3. Hinamatsuri (Festival Boneka)

Pada tanggal 3 Maret, keluarga yang memiliki anak perempuan merayakan Hinamatsuri dengan mendandani mereka dalam kimono indah.

4. Gion Matsuri

Salah satu festival terbesar di Kyoto, Gion Matsuri menampilkan parade yang diikuti oleh pria dan wanita yang mengenakan kimono dan yukata.

5. Tanabata Matsuri

Festival Tanabata dirayakan pada bulan Juli dengan banyak peserta mengenakan yukata.

6. Bon Odori

Festival ini diadakan pada musim panas sebagai penghormatan kepada arwah leluhur. Peserta menari dengan mengenakan yukata.

7. Oshogatsu (Tahun Baru Jepang)

Saat perayaan tahun baru, banyak orang mengenakan kimono untuk mengunjungi kuil dan berdoa.

8. Sumo Basho

Turnamen sumo sering kali menampilkan pegulat yang mengenakan kesho-mawashi, pakaian tradisional sumo.

9. Kawagoe Festival

Festival ini menampilkan parade kendaraan hias dengan peserta mengenakan kimono bergaya Edo.

10. Setsubun Festival

Festival ini dirayakan dengan melempar kacang untuk mengusir roh jahat, dan banyak orang mengenakan kimono saat perayaan.

Pakaian tradisional Jepang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga kaya akan sejarah dan makna budaya. Dari kimono yang elegan hingga yukata yang nyaman, setiap jenis pakaian memiliki perannya masing-masing dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jepang. Jika kamu berkunjung ke Jepang, mengenakan pakaian tradisional bisa menjadi pengalaman yang unik dan berharga untuk lebih memahami budaya negeri ini. Untuk persiapan liburanmu ke Jepang, kamu bisa cek Traveloka untuk berbagai pilihan akomodasi dengan promo dan harga terbaik!

Dalam Artikel Ini

• 10 Jenis Pakaian Tradisional Jepang
• 1. Kimono
• 2. Yukata
• 3. Hakama
• 4. Furisode
• 5. Shiromuku
• 6. Montsuki
• 7. Uchikake
• 8. Jinbei
• 9. Happi
• 10. Samue
• Cara Memakai Kimono
• 1. Persiapkan Pakaian Dalam (Juban)
• 2. Kenakan Kimono
• 3. Ikat dengan Obi-Ita dan Koshihimo
• 4. Pasangkan Obi
• 5. Rapikan dan Sesuaikan
• 6. Aksesori Tambahan
• Perbedaan Antara Kimono Pria dan Wanita
• 1. Warna dan Pola
• 2. Potongan dan Ukuran
• 3. Obi (Sabuk)
• 4. Aksesori
• 5. Penggunaan dan Acara
• Sejarah Pakaian Tradisional Jepang
• 10 Acara dan Festival yang Mengenakan Pakaian Tradisional
• 1. Seijin Shiki (Upacara Kedewasaan)
• 2. Shichi-Go-San
• 3. Hinamatsuri (Festival Boneka)
• 4. Gion Matsuri
• 5. Tanabata Matsuri
• 6. Bon Odori
• 7. Oshogatsu (Tahun Baru Jepang)
• 8. Sumo Basho
• 9. Kawagoe Festival
• 10. Setsubun Festival
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan