Siapa yang tak mengenal rendang? Hampir seluruh masyarakat Indonesia familiar dan menyukai kuliner yang satu ini. Rendang merupakan kuliner khas Indonesia yang berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat.
Rendang dikenal sebagai hidangan yang kaya rasa. Masakan berbahan dasar daging sapi ini dibuat dengan berbagai campuran bumbu rempah dan santan menjadikannya memiliki kelezatan yang kompleks. Begitu lezatnya membuat rendang dikenal secara global, bahkan dinobatkan sebagai salah satu hidangan daging terenak di dunia.
Pada 2017, rendang masuk dalam daftar ‘50 Makanan Terenak di Dunia’ versi CNN internasional. Tak hanya sampai di situ, pada 2019/2020 rendang kembali dinobatkan sebagai makanan paling enak di dunia versi UNESCO dan CNN.
Menarik, kan, menilik kelezatan kuliner yang satu ini. Yuk, simak lebih lanjut asal-usul rendang hingga menjadi kuliner yang mendunia.
Rendang merupakan makanan asli Minangkabau. Orang Minang lebih sering menyebutnya dengan kata ‘randang’ dari asal kata ‘marandang’. Kata tersebut sebenarnya merujuk pada proses atau teknik memasak santan hingga kering.
Dibutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 4-8 jam untuk memasak rendang. Daging sapi yang telah dipotong-potong dicampur dengan bumbu rempah dan santan, lalu dimasak hingga kuah santannya habis dan seluruh bumbu meresap ke dalam daging.
Lamanya waktu memasak inilah yang juga membuat rendang memiliki cita rasa istimewa, berbeda dari ‘rendang’ buatan Malaysia dan negara Asia Tenggara lain. Hasilnya, tekstur daging rendang khas Minang biasanya lebih kering dan lembut dengan warna kecokelatan dan aroma rempah yang kuat karena melalui teknik memasak memasak dan pemanasan berulang
Catatan sejarah mengenai rendang sebagai makanan tradisional Minangkabau sudah ada sejak abad ke-15. Rendang disebut sebagai hidangan untuk bangsawan lokal. Selain itu, rendang juga dijadikan makanan untuk bekal bagi mereka yang merantau.
Dahulu, masyarakat Minang kerap merantau menuju Selat Malaka hingga ke Singapura menggunakan jalur laut. Perjalanan ini membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke tujuan. Oleh karena itu, mereka dibekali rendang sebagai bekal makanan dalam perjalanan.
Rendang dipilih sebab makanan ini dapat bertahan lama tanpa merusak rasanya. Tradisi membawa rendang sebagai bekal inilah yang pada akhirnya membuat rendang mulai dikenal luas oleh orang-orang di luar wilayah Sumatra Barat.
Mulanya orang Minang membuat rendang menggunakan daging kerbau dan hanya dibuat untuk acara-acara adat tertentu. Rendang disebut menduduki kasta tertinggi di antara hidangan Minang lain karena itu sering disebut kepalo samba atau induknya makanan.
Namun karena tradisi merantau orang Minang, seperti yang tersebut di atas, akhirnya rendang tak hanya disajikan untuk upacara adat saja, tetapi juga untuk hidangan sehari-hari. Masyarakat Minang pun mulai beralih menggunakan daging sapi dalam mengolah rendang agar lebih empuk saat dinikmati.
Sementara itu, resep atau bumbu rendang tidak diketahui asal muasalnya. Namun diyakini sebagai resep turun temurun yang diwariskan. Beberapa ahli berpendapat bahwa rendang memiliki pengaruh kuliner Arab dan India yang pernah masuk ke wilayah Minangkabau. Pasalnya dahulu Sumatra memang menjadi pusat perdagangan dunia yang sering disinggahi pedagang dari berbagai negara.
Ditilik dari sisi filosofis, rendang sebagai makanan khas memiliki empat nilai filosofis bagi masyarakat Minang. Pertama adalah daging yang dalam bahasa minang disebut dagiang. Unsur ini menjadi lambang kepala suku atau Niniak Mamak.
Kedua, santan yang berasal dari kelapa atau karambia menjadi lambang Cadiak Pandai atau kaum intelektual. Ketiga, lado atau cabai yang melambangkan alim ulama. Terakhir, pemasak atau bumbu dinilai sebagai simbol masyarakat Minangkabau.
Rendang umumnya dibuat menggunakan daging sapi. Namun seiring berkembangnya kuliner saat ini, bahan dasar membuat rendang mulai berinovasi. Kini Anda dapat menemukan berbagai jenis rendang, mulai dari rendang daging ayam, paru, limpa babat, ikan, telur, cumi-cumi, hingga udang.
Proses memasak rendang membutuhkan waktu sekitar 4-8 jam dengan melalui tiga tahapan. Tahap pertama yaitu gulai, tahap ketika kuah santan masih banyak dan encer. Tahap kedua, yakni kalio, pada tahap ini santan mulai mengental dan berminyak. Kalio akan terbentuk setelah melalui 4 jam proses pemasakan rendang. Tahap ketiga yaitu proses dari kalio kalio menjadi rendang. Proses memasak ini menggunakan api kecil hingga berminyak dan kering.
Bahan:
Bumbu kering:
Bumbu halus:
Cara membuat:
Menarik banget, kan, mengetahui asal-usul kuliner rendang yang jadi favorit kita? Banyak kuliner asli Indonesia lainnya yang punya sejarah menarik, loh. Jika tertarik, Anda bahkan dapat langsung mempelajari asal-usul kuliner langsung di kota asalnya.Tak perlu bingung memikirkan transportasi dan akomodasinya, cari saja di aplikasi Traveloka. Tinggal buka aplikasi Traveloka dan cari tiket perjalanan Anda, mulai dari tiket pesawat, tiket bus, tiket kereta api, hotel, maupun tiket atraksi wisata. Seru banget, kan, kalau bisa traveling sambil mempelajari kuliner dan budaya kotanya!
Baca juga: Restoran Ayam Penyet di Jakarta
Permainan Escape Room di House of Trap Jakarta
8.8/10
Kelapa Gading Mall
Lihat Harga
Wed, 21 May 2025
Citilink
Surabaya (SUB) ke Jakarta (HLP)
Mulai dari Rp 907.400
Tue, 29 Apr 2025
Citilink
Palembang (PLM) ke Jakarta (HLP)
Mulai dari Rp 830.600
Tue, 20 May 2025
Citilink
Bali / Denpasar (DPS) ke Jakarta (HLP)
Mulai dari Rp 1.147.500