Bubur, makanan lembut satu ini sudah akrab dan tak terpisahkan dari menu makanan sehari-hari. Bubur biasanya dikonsumsi untuk sarapan, sajian jamuan, hingga pelengkap ritual adat. Namun tahukah kamu, kalau ada banyak sekali jenis bubur khas Indonesia?
Kebudayaan yang berbeda melahirkan ciri khas buburnya sendiri-sendiri. Ada yang memiliki karakteristik rasa manis, pedas, gurih, atau asin. Isiannya juga berbeda, bergantung kultur, selera masyarakat, dan komoditas yang ada.
Menariknya, beberapa jenis bubur ternyata memiliki makna filosofis dan mengandung nilai-nilai tertentu, lho! Jadi penasaran sama jenis bubur khas Indonesia? Yuk, simak artikelnya hingga selesai!
Baca juga: 7 Kuliner Khas Indonesia yang Mendunia
Sumber: Instagram @kitty_kuliner
Bubur lemu, bubur khas Jawa Tengah yang sudah populer dan kerap hadir ketika bulan puasa tiba. Biasanya tersaji ketika waktu berbuka untuk membantu melegakan lapar dan mengembalikan tenaga setelah berpuasa seharian. Tradisi ini masih bertahan hingga sekarang.
Masyarakat memilih bubur lemu sebagai sajian berbuka puasa rutin karena beberapa sebab. Pertama, karena teksturnya lembut sehingga mudah untuk menelannya. Kedua adalah mengenyangkan, karena bubur ini terbuat dari tepung beras.
Penampilan bubur lemu juga khas, berwarna putih lembut kemudian terdapat balutan saus aren kecokelatan. Aromanya juga khas, aroma daun pandan yang wangi dan menggugah selera.
Soal rasa, bubur lemu umumnya didominasi rasa manis dan harum, yang tercipta dari perpaduan antara gula aren serta daun pandan. Buburnya sendiri rasanya lembut dan sedikit hambar, namun bila memakannya bersama saus, rasanya jadi sempurna.
Sumber: Instagram @indoindians
Perpaduan berbagai jenis bubur, itulah persepsi ketika pertama kali melihat sajian Minangkabau ini. Kamu akan banyak menemukannya di pasar atau penjual keliling ketika pagi hari atau sore hari. Makanan satu ini sudah seperti jajanan yang wajib kamu cicipi.
Mengenai isian atau campurannya sendiri, sangat beragam, bergantung keterampilan dan ketersediaan bahan orang yang menyajikan. Namun normalnya, isiannya adalah bubur ketan putih, ketan hitam, sumsum, bubur kacang hijau, conde, dan kolak pisang.
Perpaduan komponennya yang cenderung manis serta legit, membuat bubur kampiun memiliki julukan bubur manis Indonesia. Meskipun rasanya manis, tidak bikin eneg, dan nyaman kamu konsumsi sehari-hari.
Bahkan kandungan gizinya juga sangat bagus karena kaya karbohidrat dan protein, sehingga mengenyangkan. Total kalorinya sendiri juga tidak besar, hanya sekitar 180-250 per porsi sajinya. Jadi, tidak bikin berat badanmu cepat naik.
Sumber: instagram @azharadina_nur
Perpaduan warna merah dan putih di lautan santan pada bubur ini membuatnya terkenal sebagai sebutan bubur merah putih. Perbedaan warna ini terjadi bukan karena bahan pembuatnya berbeda, namun karena campurannya yang berbeda.
Bubur warna putih terbuat dari ketan polos tanpa pewarna alami, sementara bubur merah terbuat dari ketan putih yang diberi campuran gula aren. Warna merah gula aren akan meresap ke bubur ketan putih, sehingga memberikannya warna merah kecokelatan..
Keduanya tersaji ketika ada acara selamatan Jawa, seperti suroan, perayaan ulang tahun, musim panen, atau kelahiran bayi. Tujuan dari penyajian tersebut adalah menunjukkan bentuk syukur kepada Tuhan serta berbagi kenikmatan dengan tetangga sekitar.
Cita rasanya cenderung manis, namun teksturnya agak sedikit berbulir karena bahannya dari ketan putih. Aromanya wangi pandan, sehingga menggugah selera makan. Bubur ini enak tersaji baik ketika masih hangat atau sudah dingin, sehingga fleksibel sekali.
Sumber: Instagram @k.e.v.i.n.y.u.n.g
Masing-masing daerah tentu punya variasi bubur ayamnya sendiri. Misalnya saja Kota Cianjur yang terkenal dengan bubur dari olahan nasi halus dengan taburan ayam suwir di atasnya. Topping dan bumbu bubur ayam Cianjur ini memiliki ciri khas tersendiri.
Ayam dari bubur Cianjur ini bukan ayam suwir seperti bubur kebanyakan, tetapi melalui proses pengolahan tertentu. Orang Cianjur menyebutnya sebagai ayam pais. Proses pembuatannya adalah menumis ayam dengan kunyit, daun bawang, bawang merah dan putih, serta usus ayam.
Satu sajian bubur ayam Cianjur akan terdiri dari nasi lembut, ayam pais, kerupuk, ati/ampela, kacang, dan bawang goreng. Rasanya gurih dan sedap, apalagi ayam paisnya, nikmat tiada tara. Buat kamu yang suka pedas, juga bisa menambahkan sambal.
Berbeda dengan beragam jenis bubur lainnya yang hanya tersaji ketika momen-momen tertentu, bubur ayam Cianjur hampir bisa kamu temui setiap saat. Mulai dari pagi hari, siang hari, hingga malam hari, pasti ada saja orang yang berjualan bubur ayam ini.
Sumber: Instagram @rondut
Secara kenampakan, bubur sumsum mirip seperti bubur lemu, yaitu berwarna putih dengan tekstur lembut dan siraman saus gula aren. Versi paling sederhananya demikian, namun beberapa varian menambahkan topping lain sebagai pemanis, seperti candil.
Keunikan bubur sumsum makanan khas daerah Jawa adalah aromanya yang harum dan menggoda. Perpaduan antara aroma pandan wangi dan nangka, sehingga menghasilkan cita rasa manis dan harum yang tak terlupakan.
Penyajiannya cukup sederhana, yaitu menggunakan mangkuk kecil kemudian ada siraman saus gula aren ketika hendak disantap. Keunikan lainnya adalah cita rasa khas buburnya. Meskipun tanpa saus gula aren, buburnya sendiri memiliki aroma dan rasa sedikit manis dan harum.
Ketika bercampur dengan sausnya, rasa manisnya akan menguat tetapi tidak eneg. Aroma harumnya membuat rasa manisnya tertahan, tetapi tetap nikmat. Selain rasanya yang lezat, ternyata semangkuk bubur sumsum juga sangat mengenyangkan, cocok untuk sajian berbuka puasa.
Sumber: Instagram @warunkbendito
Perpaduan nasi, sayuran, dan lauk yang telah halus serta lembut adalah ciri khas bubur Manado. Bubur tersebut lebih terkenal dengan sebutan bubur Tinutuan oleh masyarakat sekitar. Cocok untuk sajian ketika sarapan atau pengganti makanan berat.
Bubur Tinutuan memiliki campuran khas, seperti nasi halus, sayuran halus (biasanya memakai kangkung, kemangi, atau jagung). Pelengkap atau lauknya biasanya cukup beragam, namun paling sering orang Manado menikmati buburnya dengan ikan tongkol atau ikan asin.
Apabila suka pedas, biasanya penduduk lokal mencampurnya dengan sambal dabu-dabu, yaitu sambal khas Sulawesi. Komposisinya mirip seperti sambal matah, hanya saja perbedaannya sambal dabu-dabu menambahkan tomat dan menggunakan jeruk nipis. Ini membuat cita rasanya lebih manis, dengan sedikit rasa masam.
Sumber: Instagram @elvynnofianti
Bubur biasanya menggunakan bahan dari tepung beras atau padi. Namun berbeda dengan hidangan khas Bengkulu ini, di mana buburnya menggunakan bahan jewawut, yaitu semacam biji-bijian berbentuk bulat dan berwarna kuning oranye.
Jewawut ini kaya akan karbohidrat, protein, serat, dan beragam vitamin, sehingga menjadi alternatif bahan terbaik pengganti beras. Untuk menjadikan jewawut sebagai bubur, biasanya harus melewati proses pengolahan dan melembutkan terlebih dahulu.
Bubur jewawut sendiri terjadi bersama campuran saus gula aren dan santan. Rasanya manis, gurih, nikmat, dan mengenyangkan. Biasanya banyak tersaji ketika bulan puasa tiba untuk membantu memulihkan tenaga dengan cepat.
Karena bubur ini terbuat dari biji jewawut, teksturnya sedikit berbulir, mirip seperti bubur kacang hijau. Namun asalkan proses mengolahnya tepat, meskipun berpulir, rasanya sangat lembut di lidah. Ini membuat kamu lebih mudah menikmati kelezatannya.
Seru sepertinya untuk wisata kuliner keliling Indonesia dan menikmati sajian bubur khas Indonesia dari berbagai kota ini? Kalau ingin pergi wisata kuliner ke berbagai daerah di Indonesia, jangan lupa pesan tiket pesawat di Traveloka, ya. Jangan sampai kamu melewatkan penawaran menarik yang sedang berlangsung.