9 Alat Musik Tradisional Sumatera Utara yang Unik dan Menarik

Mas Bellboy
02 Mar 2024 - 4 min read

Salah satu provinsi yang memiliki kekayaan budaya yang luar biasa adalah Sumatera Utara. Alat musik tradisional dari daerah ini tidak hanya mencerminkan kekayaan seni, tetapi juga sejarah, kepercayaan, dan kehidupan sehari-hari masyarakatnya.

Mari kita kenali lebih dekat beberapa alat musik tradisional yang memberikan nuansa khas Sumatera Utara berikut ini.

Alat Musik Tradisional Sumatera Utara

1. Gordang Sambilan

Foto: pariwisataindonesia.id

Gordang Sambilan adalah salah satu alat musik tradisional yang sangat khas dari Suku Mandailing, Sumatera Utara. Keunikan alat musik ini terletak pada karakteristiknya yang mencolok dan suara yang khas. Alat musik ini dimainkan oleh enam orang sekaligus.

Sesuai namanya, Gordang Sambilan biasanya terdiri dari sembilan gendang atau beduk dengan ukuran panjang dan diameter yang beragam. Setiap beduk memiliki karakter suara yang berbeda, baik dari segi tinggi rendahnya nada maupun kekuatan suara.

Gordang Sambilan sering digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan dan pemakaman. Tak hanya sebagai alat musik semata, alat musik ini juga sebagai representasi kekayaan budaya Suku Mandailing.

2. Taganing

Foto: Wikipedia

Alat musik tradisional Taganing berasal dari Batak Toba, Sumatera Utara. Taganing terdiri dari lima gendang yang disusun secara berderet. Setiap gendang memiliki nada yang berbeda, menciptakan susunan melodi yang kompleks dan kaya. Berbeda dengan alat musik lainnya, Taganing memiliki bentuk yang bersisi satu, artinya hanya memiliki satu sisi pemukul.

Pemain Taganing dapat memainkannya dengan cara dipalu atau dipukul menggunakan tangan atau alat pemukul khusus. Dalam tradisi Batak Toba, Taganing memiliki peran yang sangat penting dalam menyelenggarakan pertunjukan musik gondang. Keberadaannya tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi juga sebagai pilar utama dalam membentuk struktur musik gondang.

3. Ole-Ole

Foto: pariwisataindonesia.id

Contoh alat musik tradisional Sumatera Utara berikutnya adalah Ole-ole. Instrumen yang dimainkan dengan cara ditiup ini terbuat dari batang padi dan daun kelapa sebagai resonator. Desainnya sangat sederhana dan minimalis yaitu hanya menggunakan satu ruas batang padi sebagai bagian utama.

Meskipun sederhana, Ole-ole mampu menghasilkan suara yang indah. Tiupan udara melalui batang padi dan resonator dari daun kelapa menciptakan nada yang khas dan memikat. Alat musik ini dapat dimainkan secara solo dalam berbagai acara adat atau upacara lokal Sumatera Utara.

4. Balobat

Foto: pariwisataindonesia.id

Balobat, juga dikenal sebagai Baluat atau Belubat, adalah alat musik tradisional yang berasal dari suku Karo di Sumatera Utara. Alat musik ini terbuat dari seruas pucuk bambu. Pilihan bahan ini memberikan alat musik ini karakteristik yang unik dan menyatu dengan alam sekitar.

Ukuran Balobat sangat kecil, hanya sejengkal jari tangan dan berbentuk menyerupai suling rekorder. Namun, dengan ukuran yang lebih kecil, alat musik ini memiliki nada yang berbeda dan dianggap sebagai instrumen yang unik.

Balobat dapat dimainkan secara solo maupun dalam kelompok musik tradisional. Cara memainkannya dengan ditiup, mirip dengan teknik memainkan suling. Pemain menggunakan mulut untuk meniupnya dan memproduksi suara melalui lubang-lubang di bambu.

Nada yang khas dan unik membuat alat musik ini sering digunakan untuk membawakan lagu-lagu tradisional atau melengkapi pertunjukan adat.

5. Odap

Selanjutnya ada alat musik Odap yakni sejenis gendang dua sisi yang memiliki bentuk konis. Rangka gendang Odap terbuat dari bahan kayu nangka, sementara membran atau kulit gendangnya umumnya menggunakan kulit lembu. Kemudian tali pengencang atau pengikat pada gendang dibuat dari rotan.

Odap memiliki dimensi yang khas, dengan tinggi berkisar antara 34 hingga 37 cm. Diameter membran sisi satu lebih besar, yaitu sekitar 26 cm, sementara diameter membran sisi dua lebih kecil, kisaran 12 hingga 14 cm.

Cara memainkan Odap dengan cara dijepit menggunakan kaki, sementara pemukul dipergunakan untuk memukul kedua sisi membran gendang. Saat dimainkan, Odap menghasilkan suara yang khas dengan pola bunyi "dap... dap... dap..." dan seterusnya. Pengaturan membran gendang yang berbeda ukuran memberikan variasi nada dan ritme yang menarik.

Dalam seni tradisional Batak Toba, Odap sering digunakan sebagai bagian dari ansambel Gondang Sabangunan.

6. Doli-Doli

Masyarakat Sumatera Utara, khususnya Nias, memiliki alat musik tradisional yang unik bernama Doli-doli. Alat musik Doli-doli tampak mirip dengan alat musik kolintang, tetapi ukurannya lebih kecil.

Doli-doli dimainkan dengan cara memukulnya menggunakan pemukul yang terbuat dari dua batang kayu. Pemain dapat menghasilkan suara dengan memukul bagian-bagian tertentu dari alat musik ini, menciptakan pola bunyi yang khas.

Masyarakat Nias umumnya memainkan Doli-doli sebagai sarana hiburan saat di ladang, dalam suasana duka cita atau kesepian, upacara adat dan ritual, dan dalam konteks keagamaan.

7. Faritia

Foto: kabarnias.com

Faritia adalah alat musik tradisional yang memiliki bentuk mirip dengan gong, tetapi dengan ukuran diameter yang lebih kecil. Biasanya, alat musik ini memiliki diameter sekitar 20 cm hingga 30 cm, ketebalan hingga 4 cm, dan bagian tengahnya menonjol.

Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan kayu khusus. Pemain menggunakan alat pemukul untuk memukul bagian tengah atau tepinya, menghasilkan suara yang khas.

Umumnya, Faritia sering digunakan sebagai bagian dari ansambel musik khas Nias bersamaan dengan alat musik tradisional lainnya, seperti gendang dan doli-doli.

Ketika berkunjung ke Sumatera Utara, terutama ke Nias, kamu akan menemukan alat musik satu ini dalam berbagai acara adat, upacara ritual, pertunjukan seni tradisional, dan kegiatan budaya lainnya.

8. Hapetan

Satu lagi alat musik tradisional yang berasal dari Sumatera Utara, khususnya Batak, yaitu Hapetan. Instrumen yang sering disebut juga sebagai Hasapi ini merupakan alat musik tradisional yang mirip dengan kecapi. Kemiripan ini dapat dilihat dari struktur fisiknya yang memiliki dawai dan cara memainkannya dengan cara dipetik.

Pemain Hapetan dapat memainkannya dengan cara dipetik menggunakan jari atau alat petik khusus untuk dawai. Hapetan umumnya digunakan oleh suku-suku asli di Sumatera Utara, khususnya suku Batak, dalam berbagai acara adat, upacara keagamaan, pertunjukan seni tradisional, dan kegiatan budaya lainnya.

9. Dduri Dana

Pernahkah kamu melihat alat musik mirip angklung yang dimainkan oleh masyarakat Sumatera Utara? Ternyata itu bukanlah angklung melainkan Druri Dana. Secara bentuk dan prinsipnya, Druri Dana memang mirip dengan alat musik tradisional Jawa Barat, Angklung. Suara dihasilkan saat bambu-bambu saling beradu, menciptakan serangkaian nada yang harmonis.

Alat ini juga terbuat dari kayu dan bambu yang dimainkan dengan cara dipukul atau digoyangkan. Pemain dapat memilih antara menggunakan alat pemukul atau menggoyangkan alat musik ini untuk menghasilkan suara.

Druri Dana berasal dari pulau Nias, yang mencerminkan keanekaragaman budaya musik di daerah tersebut. Kombinasi suara yang dihasilkan dari berbagai bambu menciptakan nuansa yang khas dan melengkapi pertunjukan musik tradisional.

Demikian contoh-contoh alat musik tradisional Sumatera Utara yang sudah Traveloka rangkum. Masing-masing instrumen menyimpan cerita dan keindahan sendiri.

Dengan melestarikan dan mengapresiasi alat musik tradisional ini, kita dapat merasakan kekayaan warisan budaya yang menjadi bagian kekayaan seni dan budaya Indonesia yang beraneka ragam.

Jelajahi keindahan wilayah Indonesia, khususnya Sumatera Utara, dan rencanakan agendamu liburanmu bersama Traveloka.

Yuk, pesan tiket pesawat, hotel, dan booking berbagai aktivitas menarik di destinasi tujuannya bersama Traveloka secara online sekarang juga!

Penginapan dan Hotel di Binjai

Cari Hotel di Binjai d...

Lihat Harga

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan