Indonesia dengan beragam budayanya, sangat menarik untuk ditelusuri di setiap daerah. Sebagai warisan budaya leluhur, alat musik tradisional wajib kita lestarikan. Mulai dari mengenali hingga belajar memainkan alat musiknya.
Nah, pada artikel kali ini, Traveloka akan mengajak kamu menjelajah berbagai alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipetik. Yuk, cari tahu bersama bagaimana bentuk, cara memainkan, dan filosofinya.
Shutterstock.com
Di Indonesia, kecapi dikenal sebagai alat musik yang berasal dari Bugis dan Jawa Barat. Namun menurut sejarah, asal kecapi yaitu dari dataran China, yang dibawa masuk ke Nusantara.
Ada tiga teknik untuk memainkan kecapi. Pertama, teknik sintreuk toel, yaitu memetik kecapi dengan melentikkan jari telunjuk tangan kanan dan kiri pada bagian sinarnya.
Kedua yaitu teknik dijeungkalan, di mana posisi badan pemain condong ke depan. Gunakan tangan kanan untuk memainkan tiga senar bersamaan, lalu jari tangan kiri memetik nada bebas.
Teknik yang ketiga yaitu teknik jambret, menggunakan jari tengah, ibu jari, dan jari telunjuk tangan kanan. Posisikan ketiga jari tersebut di atas tiga senar nada, lalu petik secara bersamaan.
Shutterstock.com
Hasapi atau kecapi Batak adalah alat musik tradisional suku Batak Toba, Sumatera Utara, yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik dawai ini termasuk instrumen chordophone. Bentuknya memanjang seperti gitar, terbuat dari kayu yang keras dan kuat.
Terdapat dua jenis hasapi, yaitu hasapi ende dan hasapi doal. Hasapi ende (pluked lute dua senar) dianggap sebagai instrumen utama dalam ensambel gondang hasapi. Sedangkan hasapi doal (pluked flude dua senar) berperan sebagai pembawa ritme konstan.
Hasapi biasa dimainkan di berbagai acara adat, seperti ritual keagamaan, pernikahan, dan pertemuan adat. Alat musik ini juga turut mengiringi penampilan musik tradisional dan modern dalam festival budaya untuk memberi harmoni yang unik.
Shutterstock.com
Sasando adalah salah satu alat musik tradisional yang mendunia dan diperkenalkan dalam KTT ke-42 ASEAN. Berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, masyarakat lokal menyebut alat musik petik ini sebagai sasandu yang artinya berbunyi dan bergetar.
Sejarah sasando dimulai pada tahun 1950-an. Saat itu, ada seorang pemuda yang pandai di bidang seni, lalu diminta untuk membuat alat musik dan lahirlah sasando.
Bentuk sasando begitu unik, terbuat dari daun lontar yang dilengkungkan atau setengah lingkaran. Terdapat tabung panjang di bagian tengah yang terbuat dari bambu khusus. Fungsinya untuk merentangkan dan mengatur kencangnya dawai.
Cara memainkan sasando yaitu dengan dipetik menggunakan kedua tangan dengan berlawanan arah. Tangan kanan memainkan akord dan tangan kiri memainkan melodi atau bas.
Foto: id.wikipedia.org
Siter merupakan alat musik tradisional petik asal Jawa Barat dan Jawa Tengah. Siter sering dibawakan sebagai pengiring pertunjukan gamelan Jawa dan karawitan pertunjukan wayang untuk memperkaya warna nada.
Bentuk siter mirip seperti kecapi, namun memiliki peti dan sanggahan untuk memasang kawat atau string. String itulah sumber suara siter yang cara memainkannya dengan dipetik menggunakan ibu jari.
Kamu bisa menemukan dua jenis siter. Pertama siter penerus atau siter kecil sebagai instrumen yang memainkan cengkok, dan siter celempung atau siter besar yang dimainkan satu oktaf di bawah siter biasa.
Shutterstock.com
Berbeda dengan siter yang lahir di tanah NTT, gambus berasal dari Arab dan dibawah oleh pedagang Timur Tengah yang masuk ke Nusantara pada abad ke-7. Dengan kata lain, gambus adalah alat musik tradisional petik hasil proses islamisasi di daerah Sumatera dan dimodifikasi sesuai budaya tanah setempat.
Bentuk gambus mirip seperti gitar dan mandolin. Bedanya, lubangnya menggunakan kulit ikan pari atau kulit kambing. Sementara senarnya bisa berjumlah 3 - 12 senar.
Cara memainkan gambus yaitu dengan dipetik tali senarnya untuk menghasilkan suara melodi. Selain menjadi pengiring festival kebudayaan, gambus menjadi salah satu sarana penyebaran agama Islam dan menjembatani pergaulan sosial.
Foto: budaya-indonesia.org
Di Jawa Barat, kamu bisa menemukan alat musik jentreng tarawangsa yang mirip seperti kecapi. Bedanya, jentreng tarawangsa memiliki ukuran lebih kecil dengan 7 buah senar saja.
Jentreng tarawangsa termasuk ansambel kordofon yang sumber bunyinya berasal dari ruang resonator. Alat musik ini kerap digunakan oleh masyarakat setempat untuk mengiringi festival kesenian dalam rangka menyambut dan mensyukuri hasil panen padi.
Cara memainkan jentreng tarawangsa pun unik. Bagian tarawangsa dimainkan dengan cara digesek atau disentuh, sementara bagian jentreng dimainkan dengan cara dipetik.
Beralih ke Kalimantan Selatan, kamu bisa menemukan panting, yaitu alat musik tradisional petik yang menjadi pengiring Tari Japin. Alat musik asli Suku Banjar ini dimainkan bersama suling, kendang, gong, ketipung, kempul, dan biola untuk menghasilkan alunan suara yang harmonis.
Panting berbentuk seperti gitar, namun lebih ramping, tanpa lekukan, dan hanya memiliki empat buah senar. Badan panting terbuat dari kayu nangka, laban, pulantan, kambang, atau jingah.
Alat musik ini pun termasuk ansambel kordofon. Di mana terdapat lubang kecil di badan panting untuk resonansi yang bagian bawahnya ditutup dengan kulit rusa, kijang, atau kambing.
Shutterstock.com
Sampek atau sampe merupakan alat musik tradisional Suku Dayak di Kalimantan Timur yang dianggap sakral oleh penduduk setempat. Sampek sering dimainkan pada saat upacara adat dan semua orang yang hadir akan diam mendengarkan dengan penuh penghayatan.
Sampek dimainkan dengan cara dipetik seperti kecapi dengan posisi berdiri, menggunakan jari-jari tangan kanan maupun kiri.
Ada aturan unik saat memainkan sampek tergantung waktunya. Apabila sampek dimainkan di siang hari, maka alunan irama yang keluar harus ceria dan riang gembira. Sebaliknya, jika sampek dimainkan saat malam hari, maka menghasilkan irama sendu, sedih, dan syahdu.
Japen merupakan alat musik tradisional hasil akulturasi budaya China dan Dayak saat pedagang China masuk ke tanah Kalimantan Tengah. Alat musik kordofon ini biasa dimainkan pada upacara adat untuk menambah kekhidmatan acara.
Japen berbentuk seperti mandolin atau kecapi, berhiaskan ornamen khas Suku Dayak di bagian badannya. Terdapat empat buah dawai yang ketika dipetik, nada yang dihasilkan sangat unik dan terdengar seperti musik kebudayaan Tionghoa.
Shutterstock.com
Sape adalah salah satu alat musik khas Kalimantan Barat. Konon, sape pertama kali diciptakan oleh seseorang yang mendengar alunan musik merdu saat terdampar di Karangan.
Terdapat ukiran pada badan sape dengan corak khas Suku Dayak yang bermakna filosofis. Alat musik ini turut dimainkan sebagai iring-iringan upacara adat Suku Dayak. Alunan nada yang dihasilkan ketika dawai dipetik begitu indah dan menghanyutkan, mengikuti suasana hati pemainnya.
Foto: budayanusantara.web.id
Dikenal juga dengan nama tatabuhan, idiokordo adalah alat musik tradisional Maluku yang dimainkan dengan cara dipetik. Idiokordo terbuat dari kayu, kemudian dihias dengan ukiran tradisional untuk menambah keunikan. Terdapat 4 buah senar yang ketika dipetik akan menghasilkan alunan nada yang begitu manis dan menghanyutkan.
Itulah beberapa alat musik tradisional petik yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Yuk, kunjungi dan eksplorasi alat musik petik di atas secara langsung bersama warga lokal. Untuk perjalanan liburan yang menyenangkan, booking tiket pesawat dan hotel di Traveloka. Dapatkan kemudahan pemesanan dan promo menariknya!
Penginapan dan Hotel di Indonesia
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga