Mengapa Anda harus memahami bahasa lokal ketika punya rencana liburan ke luar daerah atau negara lain? Salah satu alasannya untuk komunikasi. Sejumlah daerah masyarakatnya hanya menggunakan bahasa setempat. Akan sulit bagi Anda kalau tidak paham sedikit saja untuk keperluan bertanya. Misalnya, Anda belajar sedikit bahasa Bugis ketika mau berkunjung ke Sulawesi Selatan.
Dilansir dari laman Britanica, Bahasa Bugis sendiri merupakan salah satu alat komunikasi masyarakat etnis Bugis yang tinggal di Sulawesi Selatan selama berabad-abad lamanya. Memasuki abad ke-21, jumlah kelompok masyarakat tersebut mencapai 5.000.000 orang. Itu sebabnya, bahasa lokal ini banyak digunakan dalam komunikasi dan aktivitas sehari-hari.
Suku ini sebenarnya masih ada hubungan atau relasi dengan orang-orang Makassar. Jadi, Anda jangan heran kalau ada sejumlah kosakata bahasa Bugis yang mirip dengan bahasa yang digunakan orang-orang lokal kota tersebut. Nah, apa Anda punya rencana untuk melihat kehidupan langsung masyarakat suku Bugis secara langsung?
Coba kenalan lebih jauh dengan bahasa Bugis. Siapa tahu Anda juga bisa belajar sedikit kosakata bahasa tersebut dengan baik sebelum mengunjungi Sulawesi Selatan. Cek informasi berikut ini.
Untuk mengetahui asal-usul bahasa Bugis, Anda harus menelusuri sejarah sukunya terlebih dulu. Nah, ternyata suku tersebut pernah berdiam diri di Sulawesi Selatan. Kira-kira berada daerah Kota Makassar saat ini. Itu sebabnya, kamu pasti pernah mendengar ada sebutan orang Bugis-Makassar.
Masyarakat Bugis aslinya berasal dari bagian barat daya Pulau Sulawesi. Bangsa yang satu ini dikenal sebagai pelaut dan petualang ulung. Kemampuannya membuat kapal pun tidak usah dipertanyakan lagi. Mereka membantu Makassar menjadi kota pelabuhan yang makmur.
Sayangnya, keberadaan bangsa ini sempat tersisihkan dari Makassar pada tahun 1667 karena hadirnya Dutch East India Company. Akhirnya kelompok etnis Bugis tersebut berpindah ke sejumlah daerah di Kepulauan Melayu yang belum tersentuh orang-orang Eropa.
Suku Bugis ini mulai membangun komunitas dan pemukimannya di sepanjang tepi Sungai Klang dan Selangor. Daerah ini sekarang berada di Malaysia. Pembangunan pemukiman ini hingga ke Riau dan Sumatera bagian timur serta tengah. Jangan heran kalau Anda menemukan bahasa Bugis dituturkan di kawasan tersebut.
Pada tahun 1722, mereka membuat negara Bugis di wilayah pemukiman tersebut. Sayangnya, keberadaannya dianggap mengusik perdagangan timah Dutch East India Company. Tentunya, kekuasaan daerah tersebut sempat diambil alih oleh Belanda pada abad ke-18.
Dari mana asal bahasa Bugis? Pertanyaan itu mungkin cukup sering dilontarkan. Sebenarnya, bahasa ini masuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Kira-kira di mana saja penuturnya berada? Pastinya, secara umum dituturkan di Sulawesi Selatan, seperti Kabupaten Maros, Majene, Luwu, Bone, Sinjai, dan sebagian Kota Makassar.
Bahasa Bugis juga disebut dengan Basa Ugi oleh masyarakat lokal. Sedangkan orang-orang Bugis menyebutnya To Ugi. Nama tersebut berasal dari mitos raja pertama Kerajaan Cina. Salah satu kerajaan dalam masyarakat Bugis kuno. Kata Ugi diambil dari nama rajanya, yakni La Sattumpugi.
Sebenarnya, catatan tertulis soal sejarah bahasa Bugis sangatlah minim. Namun, bukti tertulis dari bahasa ini yang pertama kali ditemukan dan paling tua adalah sebuah kitab sastra, La Galigo.
Ini merupakan sebuah kitab yang berisi cerita mitologi masyarakat Bugis. Kitab tersebut merupakan karya sastra terbesar di dunia. Bahkan, lebih panjang dari epos Mahabharata. Dalam kitab ini, ada kurang lebih 225.000 baris kalimat. Kata-kata yang digunakannya pun merupakan bahasa Bugis.
Bahasa tersebut sebenarnya digunakan pada masa Kerajaan Bugis abad ke-14 Masehi. Ini menjadi bahasa resmi yang digunakan para bangsawan untuk berkomunikasi saat melakukan perdagangan. Masyarakat Bugis ini melakukan komunikasi secara lisan dan tulisan.
Bahasa Bugis ini menggunakan Lontara. Sekilas mirip dengan aksara yang digunakan suku Batak dan juga bahasa Sanskerta. Lontara adalah naskah tradisional atau bisa juga catatan suatu peristiwa penting. Catatan yang paling tua berasal dari abad ke-17.
Catatan soal penggunaan bahasa Bugis juga berasal dari seorang misionaris bernama B. F. Matthews pada abad ke-19. Ia merupakan orang Eropa yang menguasai bahasa tersebut. Matthews menerjemahkan Alkitab dalam bahasa Bugis. Bahkan, ia juga membuat kamus, buku tata bahasa, dan karya sastra dari bahasa tersebut.
Walau terdengar mirip, bahasa asli di Sulawesi Selatan ini memiliki sekitar 27 dialek. Berikut ini beberapa jenisnya yang perlu Anda ketahui.
Mengapa Anda harus mengenal bahasa Bugis? Pasti ini yang dipertanyakan ketika Anda mau traveling ke daerah yang masyarakatnya penutur bahasa tersebut. Berikut ini beberapa alasannya yang perlu Anda ketahui.
Tentunya, bahasa itu bagian dari budaya suatu masyarakat. Bahkan, bahasa menjadi media untuk menghormati tradisi leluhur. Ketika Anda mengetahui beberapa kosakata atau kalimat dalam bahasa tersebut, pastinya tidak akan mengejek atau menghinanya. Ini merupakan cara Anda menghormati masyarakat setempat.
Sejumlah masyarakat lokal masih menggunakan bahasa Bugis dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membuatnya kesulitan memahami bahasa Indonesia yang Anda gunakan. Dengan memahami kata-kata penting dari bahasa Bugis, Anda akan lebih mudah untuk berkomunikasi dengan warga lokal. Terutama untuk mencari informasi datar, seperti mencari alamat, membeli barang, atau sekadar menanyakan kabar.
Percayalah, menggunakan bahasa lokal ketika berbelanja bisa membantu Anda mendapatkan harga lebih baik. Si penjual pasti akan merasa relate dengan Anda. Jadi, sungkan memberi harga yang tinggi. Bahkan, Anda bisa diberi diskon atau bonus oleh penjual lokal.
Anda akan dianggap sopan oleh masyarakat suku Bugis. Ini karena berusaha mengenal bahasa dan budaya lokal. Pastinya, warga setempat juga akan menghormati Anda. Bahkan, bisa merasakan keramahan mereka lebih banyak lagi.
Dengan berusaha memahami dan mempelajari bahasa Bugis, Anda secara tidak langsung sudah ikut dalam melestarikan budaya serta tradisi nusantara. Tentunya, ini bisa diajarkan lagi kepada teman-teman atau anggota keluarga lainnya yang bakal pergi ke Sulawesi Selatan.
Supaya Anda ke Sulawesi Selatan tidak dengan tanah kosong, coba cek beberapa kosakata dan kalimat dasar bahasa Bugis. Siapa tahu Anda berkesempatan untuk berkomunikasi dengan penduduk lokal. Cek dulu beberapa contoh beserta artinya berikut ini.
1. Iga asengmu?
Artinya: Siapa namamu?
2. Aga Kareba?
Artinya: Apa kabarmu?
3. Kurru Sumange atau tarima kasi’.
Terimakasih.
4. Salama jalan.
Artinya: Selamat jalan.
5. Salama’ ki.
Artinya: Selamat tinggal.
6. Nyameng ladde anreang’e.
Artinya: Makanan ini sekali.
7. Aga kareba?
Artinya: Apa kabar?
8. Tegaki monro?
Artinya: Tinggal di mana?
9. Laoni kenria.
Artinya: Kita ke sana saja.
10. Iko’ mabello.
Artinya: Kamu cantik.
11. Margarita laddeko.
Artinya: Kamu ganteng.
12. Nolo’.
Artinya: Nol.
13. Siddi.
Artinya: Satu.
14. Duwa.
Artinya: Dua.
15. Tellu.
Artinya: Tiga.
16. Eppa’.
Artinya: Empat.
17. Lima.
Artinya: Lima.
18. Enneng.
Artinya: Enam.
19. Pitu.
Artinya: Tujuh.
20. Arua.
Artinya: Delapan.
21. Asera.
Artinya: Sembilan.
22. Seppulo.
Artinya: Sepuluh.
23. Elong.
Artinya: Leher.
24. Lhe’.
Artinya: Bibir.
25. Mata.
Artinya: Mata.
26. Sadang.
Artinya: Dagu.
27. Uli’
Artinya: Kulit.
28. Ulu.
Artinya: Kepala.
29. Alai.
Artinya: Ambil.
30. Bale.
Artinya: Ikan.
31. Bahine.
Artinya: Istri.
32. Cawa.
Artinya: Tertawa.
33. Cemme:
Artinya: Mandi.
34. Dena'.
Artinya: Tidak.
35. Fabbura.
Artinya: Obat.
36. Haju.
Artinya: Baju.
37. Henni.
Artinya: Malam.
38. Iko.
Artinya: Kamu.
39. Idi'.
Artinya: Kamu/kami/kita.
40. Janci.
Artinya: Janji.
41. Jetta.
Artinya: Pandai.
42. Lakkai.
Artinya: Suami.
43. Mabbilang.
Artinya: Hitung.
44. Mabelo.
Artinya: Cantik.
45. Madodong.
Artinya: Lambat.
46. Marege.
Artinya: Ganteng.
47. Makecce.
Artinya: Dingin.
48. Manre.
Artinya: Makan.
49. Makkamaja.
Artinya: Membayar.
50. Masempo.
Artinya: Murah.
51. Neno.
Artinya: Turun.
52. Siruntu.
Artinya: Bertemu.
53. Taro.
Artinya: Simpan.
54. Taroi.
Artinya: Letakkan.
55. Olokkolo'.
Artinya: Binatang.
56. Ondrong.
Artinya: Tempat.
57. Pammulanna.
Artinya: Berawal.
58. Pekkoga?
Artinya: Bagaimana?
59. Haju.
Artinya: Baju.
60. Salora.
Artinya: Celana.
Itulah tadi sejumlah keunikan dari bahasa Bugis. Jika Anda tertarik berlibur keliling Sulawesi Selatan jangan lupa atur perjalanan melalui aplikasi Traveloka. Dengan Traveloka, pesan tiket pesawat, tiket bus, dan tiket kereta api jadi lebih mudah. Tak hanya itu, Anda juga bisacek booking hotel, tiket bus, sewa mobil, dan tiket atraksi favorit, lho. Yuk, pesan sekarang!
Royale at Mercure Singapore Bugis
Bugis
Lihat Harga
Fri, 25 Apr 2025
Lion Air
Jakarta (CGK) ke Makassar (UPG)
Mulai dari Rp 968.100
Mon, 28 Apr 2025
Lion Air
Kendari (KDI) ke Makassar (UPG)
Mulai dari Rp 591.100
Thu, 24 Apr 2025
Citilink
Balikpapan (BPN) ke Makassar (UPG)
Mulai dari Rp 647.200