Apakah Anda menyangka cuma ada bahasa Bugis di Sulawesi Selatan? Ternyata, ada juga bahasa Makassar. Kedua bahasa tersebut memang terdengar mirip bila Anda sekilas mendengarnya. Namun, perlu Anda ketahui kalau keduanya ternyata berbeda, lho. Tampaknya, perlu memahami sejumlah informasi terkait kosakata dan tata bahasanya.

Bahasa Makassar tersebut lazimnya memang digunakan orang-orang yang berasal dari suku Makassar. Jangan heran kalau Anda berkunjung ke Sulawesi Selatan, akan menemukan masyarakat yang menuturkan bahasa tersebut. Anda bisa mempelajari sejumlah kosakata yang umum digunakan dalam aktivitas sehari-hari.

Sebelum Anda mempelajari beberapa kata dalam bahasa Makassar, ada baiknya mengenal sejumlah informasi dan fakta terkait keberadaannya. Mulai dari asal, sejarah, hingga sedikit soal tata bahasanya. Ini supaya Anda bisa memahami dan menanggapi ketika diajak berbicara oleh orang lokal selama perjalanan.

Ketika Anda membicarakan soal sebuah bahasa, pastinya tidak akan terlepas dari kelompok masyarakat yang menuturkannya. Berdasarkan catatan tertulis pada masa lalu, suku Makassar merupakan sebuah kelompok etnis yang tinggal di wilayah pesisir bagian selatan Sulawesi.

Dari segi etimologi, Makassar berasal dari kata lokal, mangkasara. Kata ini berarti sifat bsar, mulia, terus terang, dan jujur. Suku Makassar ini memiliki jiwa pemberani dan penakluk. Tentunya, dianggap sebagai pelaut ulung yang pandai berperang. Suku ini berhasil membuat kerajaan pada tahun 1511-1699.

Kabarnya, kerajaan ini berjaya dan memiliki armada laut yang disegani. Kerajaannya pun berbasis Islam dan tersebar dari Sulawesi, Kalimantan bagian Timur, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Brunei Darussalam, Filipina bagian selatan, serta Australia bagian utara.

Tak heran, suku Makassar ini banyak meninggalkan jejak di negara lain.Mulai dari Australia, Malaysia, Thailand, hingga Afrika Selatan. Anda bisa melihat nama Makassar di negara-negara tersebut. Ini menandakan betapa kuatnya kelompok etnis tersebut pada masa lampau.

Lalu, rumpun bahasa apa yang dituturkan oleh suku Makassar tersebut? Pertama-tama, bahasa Makassar memiliki sebutan lain. Ada yang menyebutnya sebagai basa Mangkasara, Jangang-jangang, serta Lontara. Bahasa ini masuk dalam daftar rumpun bahasa Austronesia.

Dalam rumpun Austronesia, bahasa ini masuk dalam bagian rumpun bahasa Sulawesi. Uniknya, kosakatanya lebih beragam dibanding kerabat-kerabat bahasa Makassar lainnya. Penuturnya juga sangat banyak. Pada tahun 2010, ada sekitar 1.800.000 orang yang masih menuturkannya.

Perlu Anda ketahui, ada beberapa tempat di Sulawesi Selatan yang masih kental menuturkan bahasa Makassar. Berikut ini beberapa list daerahnya :

Banyak yang bilang bila berkunjung ke Sulawesi Selatan, siap-siap belajar bahasa Bugis-Makassar. Awalnya, Anda pasti berpikir ini merupakan suatu kesatuan bahasa. Ternyata, keduanya berbeda, lho. Kira-kira apa yang membuatnya berbeda satu sama lain, ya?

Sebenarnya, perbedaan bahasa Makassar dan bahasa Bugis bisa dilihat dari segi linguistik dan sukunya. Dari segi linguistik, bahasa Makassar masuk dalam sub-kelompok rumpun bahasa yang sama dengan Bentong, Selayar, dan Konjo.

Sedangkan bahasa Bugis, masuk sub-kelompok rumpun bahasa yang sama dengan bahasa Campalagian, Embaloh, serta Taman. Namun, baik bahasa Bugis dan Makassar, masuk dalam cabang Melayu-Polinesia dari rumpun bahasa Austronesia.

Istilah Bugis-Makassar ini sebenarnya muncul dan diciptakan ketika masa pemerintahan Hindia Belanda pada awal abad ke-20. Makassar sendiri sebenarnya merupakan sebuah kota yang didirikan oleh Daeng Matanre Karaeng Tumapakrisi Kallongna, Raja Gowa ke-IX pada tahun 1511. Pada saat itu, diberi nama Benteng Somba Opu.

Suku Makassar sendiri merupakan masyarakat yang berdiam di wilayah Kota Makassar, Takalar, Jeneponto, Kabupaten Gowa, Maros, Bantaeng, Bulukumba, Kepulauan Selayar, Pangkajene, Sinjai, Pare-Pare, Bone, Barru, Pinrang, Palopo Luwu, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat.

Sedangkan suku Bugis, berasal dari bagian barat daya Pulau Sulawesi. Tepatnya, masyarakat yang berdiam diri di Kabupaten Maros, Majene, Luwu, Bone, Sinjai, dan sebagian Kota Makassar. Namun sayangnya, keberadaan mereka tersisihkan dari Makassar pada tahun 1667 karena hadirnya Dutch East India Company.

Hal inilah yang membuat kelompok masyarakat etnis tersebut berpindah ke sejumlah daerah di Kepulauan Melayu yang belum tersentuh orang-orang Eropa. Salah satu tempat migrasinya adalah sepanjang tepi Sungai Klang dan Selangor yang sekarang merupakan wilayah Malaysia.

Basa Mangkasara ini merupakan bahasa yang dituturkan oleh masyarakat suku Makassar. Sebenarnya bahasa ini sudah memiliki abjadnya sendiri yang disebut Lontara. Namun, banyak yang menggunakan aksara Latin juga untuk berkomunikasi. Jadi, Anda masih bisa membacanya.

Dilansir dari berbagai sumber, bahasa Makassar berada di peringkat ke-16 di Indonesia sebagai bahasa yang memiliki penutur terbanyak. Kira-kira sekitar 1.800.000 orang menggunakannya dalam keseharian.

Bahasa ini memiliki lima fonem vokal, yakni a, i, u, e, o. Namun, perbedaannya dengan bahasa Indonesia adalah tidak ada diftong dalam bahasa tersebut. Diftong sendiri adalah bunyi vokall rangkap yang masih tergolong dalam satu suku kata. Misalnya, -ai atau -au dalam kata kalau.

Lalu, bagaimana dengan huruf konsonan yang digunakan dalam Basa Mangkasara ini? Dalam bahasa ini, terdapat 17 huruf konsonan. Huruf tersebut paling banyak dilafalkan secara alveolar. Ini merupakan jenis konsonan yang diucapkan dengan cara lidah harus menyentuh bagian atas rongga gigi. Di bahasa ini, ada huruf n, d, s, l, dan r.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahasa Makassar memang masih banyak digunakan di Sulawesi Selatan. Jadi, ketika Anda berkunjung ke sana, ada baiknya untuk memahami sejumlah kosakata. Setidaknya, ini untuk mempermudah komunikasi dengan masyarakat lokal.

Anda dapat mempelajari kosakata dasar yang biasa digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Berikut ini beberapa kosakata yang bisa Anda tuturkan ketika berada di wilayah Kota Makassar. Cek dulu, ya!

1. Inakke.

Artinya: Aku atau saya.

2. Ikau.

Artinya: Kamu atau engkau untuk orang yang sudah akrab (Disebutkan ke teman atau orang yang sebaya).

3. Ikatte.

Artinya: Kamu atau engkau untuk orang yang lebih tua atau jabatan lebih tinggi (Biasanya, digunakan untuk orang yang baru kenal juga).

4. Ia.

Artinya: Dia.

5. Ikambe.

Artinya: Kami.

6. Ikatte.

Artinya: Kita.

7. Paraikatte, ikatte ngaseng, ke'nang.

Artinya: Kalian.

8. Ia, paria.

Artinya: Mereka.

10. Anne.

Artinya: Ini.

11. Anjo.

Artinya: Itu.

12. Anrinni.

Artinya: Di sini.

13. Anjoreng.

Artinya: Di situ atau di sana.

14. Inai?

Artinya: Siapa?

15. Apa?

Artinya: Apa?

16. Kere mae, ke mae?

Artinya: Di mana?

17. Ringngapanna?

Artinya: Kapan?

18. Antekamma?

Artinya: Bagaimana?

19. Taena, tena.

Artinya: Tidak atau bukan.

20. Aaseng, ngaseng.

Artinya: Semua.

21. Jai.

Artinya: Banyak.

22. Siapa? (untuk angka, nilai, kuantitas tanpa penggolong)

Artinya: Berapa?

23. Sike'de'.

Artinya: Sedikit.

24. Maraeng.

Artinya: Lain.

25. Tau.

Artinya: Manusia.

26. Baine.

Artinya: Perempuan.

27. Bura’ne.

Artinya: Laki-laki.

28. Ana’.

Artinya: Anak.

29. Baine.

Artinya: Istri,

30. Bura’ne.

Artinya: Suami.

31. Anrong.

Artinya: Ibu.

32. Mangge.

Artinya: Ayah.

33. Se're.

Artinya: Satu.

34. Rua.

Artinya: Dua.

35. Tallu.

Artinya: Tiga.

36. Appa'.

Artinya: Empat.

37. Lima.

Artinya: Lima.

38. U’.

Artiya: Rambut.

39. Ulu.

Artinya: Kepala.

40. Toli.

Artinya: Telinga.

41. Mata.

Artinya: Mata.

42. Ka’muru.

Artinya: Hidung.

43. Bawa.

Artinya: Mulut.

44. Gigi.

Artinya: Gigi.

45. Lila.

Artinya: Lidah.

46. Kanuku.

Artinya: Kuku.

47. Bangkeng.

Artinya: Kaki.

48. Pala’ bangkeng.

Artinya: Tungkai.

48. Kulantu’.

Artinya: Lutut.

49. Lima.

Artinya: Tangan.

50. Ka’nyi’.

Artinya: Sayap.

51. Battang.

Artinya: Perut.

52. Angnginung.

Artinya: Minum.

53. Anganre.

Artinya: Makan.

54. Angngokko.

Artinya: Gigi.

55. A'ngisu’.

Artinya: Isap.

56. Appi'ru.

Artinya: Ludah.

57. Ta'langnge.

Artinya: Muntah:

58. Attui’.

Artinya: Tiup.

59. A'mai'.

Artinya: Napas.

60. Ammakkala’.

Artinya: Tawa.

61. Accini’.

Artinya: Lihat.

62. Allangngere’.

Artinya: Dengar.

63. Angngisseng.

Artinya: Tahu.

64. Appikkiri’.

Artinya: Pikir.

65. Angngara', a'bau.

Artinya: Cium.

66. malla’.

Artinya: Takut.

67. Tinro.

Artinya: Tidur.

68. Tallasa’.

Artinya: Hidup.

69. Mate.

Artinya: Mati.

70. A'lange.

Artinya: Renang.

71. Ammempo, cidong.

Artinya: duduk.

72. Ammenteng.

Artinya: Diri.

73. A'bilu’.

Artinya: Jatuh.

74. Tu'guru’.

Artinya: Belok.

75. Assare.

Artinya: Beri.

Itulah tadi sejumlah keunikan yang dimiliki dari bahasa Makassar. Jika Anda tertarik berlibur keliling Sulawesi Selatan jangan lupa atur perjalanan melalui aplikasi Traveloka dan pelajari bahasa lokal Makassar untuk mempermudah komunikasi ketika disana. Dengan Traveloka, pesan tiket pesawat, tiket bus, dan tiket kereta api jadi lebih mudah. Tak hanya itu, Anda juga bisacek booking hotel, tiket bus, sewa mobil, dan tiket atraksi favorit, lho. Yuk, pesan sekarang!