Brunei Darussalam, sebuah negara kecil di Asia Tenggara, memiliki warisan budaya yang kaya, termasuk dalam hal bahasa. Bahasa Melayu Standar adalah bahasa resmi negara ini, tetapi masyarakat Brunei juga memiliki dialek khas yang dikenal sebagai Bahasa Melayu Brunei.

Bahasa ini tidak hanya digunakan dalam komunikasi sehari-hari, tetapi juga mencerminkan sejarah dan identitas nasional Brunei.

Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih jauh Bahasa Melayu Brunei, bagaimana penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta panduan praktis untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke Brunei.

Bahasa resmi Brunei Darussalam adalah Bahasa Melayu Standar, yang telah diresmikan sejak 29 September 1959. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, mayoritas masyarakat Brunei menggunakan Bahasa Melayu Brunei, yaitu dialek lokal yang memiliki perbedaan signifikan dengan Bahasa Melayu Standar, terutama dalam pengucapan, kosakata, dan struktur kalimat.

Di samping Bahasa Melayu, Bahasa Inggris juga umum digunakan di Brunei, terutama dalam dunia pendidikan dan bisnis. Semua dokumen resmi biasanya tersedia dalam Bahasa Inggris, dan sejak tahun 1985, bahasa ini telah dijadikan bahasa pengantar di sekolah mulai dari tahun keempat pendidikan dasar.

Bahasa Melayu Brunei berkembang dari rumpun bahasa Melayu Austronesia yang telah digunakan oleh masyarakat setempat sejak ratusan tahun yang lalu. Sebagai bagian dari wilayah Nusantara, Brunei memiliki sejarah panjang dalam perdagangan dan interaksi budaya dengan berbagai kerajaan Melayu lainnya, seperti Kesultanan Melaka dan Kesultanan Sulu.

Bahasa Melayu Brunei mengalami perkembangan seiring dengan pertumbuhan Kesultanan Brunei, yang pada masa kejayaannya menguasai wilayah yang kini mencakup bagian dari Kalimantan, Filipina selatan, dan Sarawak.

Pada abad ke-15 dan 16, Kesultanan Brunei menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam di wilayah ini. Bahasa Melayu Brunei pun berkembang dengan pengaruh dari bahasa Arab akibat masuknya agama Islam, serta bahasa-bahasa lain seperti Portugis dan Cina yang dibawa oleh pedagang asing. Kata-kata serapan dari bahasa-bahasa tersebut masih bisa ditemukan dalam kosakata Bahasa Melayu Brunei hingga saat ini.

Selain itu, karena Brunei berada di Pulau Kalimantan, interaksi dengan suku-suku pribumi, seperti Dayak dan Kedayan, juga berkontribusi pada perkembangan dialek Melayu Brunei.

Beberapa kata dalam bahasa Kedayan dan bahasa Dayak lokal telah diadopsi ke dalam Bahasa Melayu Brunei, menciptakan variasi bahasa yang unik dan berbeda dari Bahasa Melayu Standar yang digunakan di Malaysia dan Indonesia.

Sebagai bahasa kerajaan, Bahasa Melayu Brunei juga memiliki "Bahasa Dalam" atau "Bahasa Istana", yang digunakan dalam komunikasi resmi kerajaan dan berbagai upacara adat. Ragam bahasa ini kaya akan ungkapan sopan dan penghormatan yang khas, mencerminkan struktur sosial dalam budaya Brunei.

Baca Juga: Menjelajahi Brunei, Negeri Singa di Bawah Dua Musim yang Memesona

Bahasa Melayu Brunei memiliki ciri khas yang membedakannya dari dialek Melayu lainnya:

Di Brunei, Bahasa Melayu Brunei digunakan dalam berbagai situasi sosial:

Baca Juga: Jelajahi 10 Wisata Brunei Darussalam yang Unik, Wajib Masuk Itinerary!

Jika kamu berkunjung ke Brunei, memahami beberapa frasa dasar dalam Bahasa Melayu Brunei bisa sangat membantu. Berikut beberapa contoh yang bisa kamu gunakan:

Menanyakan Arah:

Percakapan Umum:

Di Hotel atau Restoran:

Brunei memiliki berbagai destinasi menarik yang menawarkan keindahan budaya, sejarah, dan alam. Kamu dapat menyambangi negara ini dengan menggunakan pesawat menunju Bandara Brunei International Airport. Pesan tiket pesawat ke Brunei Darussalam lebih mudah dan praktis lewat Traveloka!

Berikut beberapa tempat wisata yang wajib kamu kunjungi saat berlibur ke Brunei.

Masjid ini merupakan ikon utama Brunei dengan kubah emasnya yang menakjubkan. Terletak di Bandar Seri Begawan, masjid ini dikelilingi oleh laguna buatan yang memberikan pemandangan yang indah, terutama saat senja. Interior masjid dihiasi dengan marmer Italia dan kaca patri yang megah.

Sebagai kediaman resmi Sultan Brunei, Istana Nurul Iman adalah salah satu yang terbesar di dunia. Meskipun tidak selalu terbuka untuk umum, saat perayaan Hari Raya Idul Fitri, masyarakat bisa mengunjungi istana dan bertemu langsung dengan Sultan Brunei.

Museum ini menampilkan sejarah dan budaya Brunei, termasuk koleksi artefak Kesultanan Brunei, peninggalan Islam, serta perkembangan industri minyak dan gas yang menjadi pilar ekonomi negara ini.

Baca Juga: Sejarah Mata Uang Brunei, Punya Nilai Tukar Sama dengan Dolar Singapura

Setelah seharian menjelajahi berbagai tempat menarik, memilih akomodasi yang nyaman adalah hal yang penting. Berikut adalah beberapa hotel terbaik di Brunei yang bisa menjadi pilihan untuk menginap.

Hotel bintang lima ini menawarkan kemewahan kelas dunia dengan fasilitas lengkap, termasuk lapangan golf yang dirancang oleh Jack Nicklaus. Pemandangan laut dan arsitektur yang megah menjadikannya pilihan utama bagi wisatawan yang mencari kenyamanan.

Terletak di pusat kota, hotel ini menawarkan akses mudah ke berbagai atraksi wisata. Dengan fasilitas modern dan layanan profesional, Radisson menjadi pilihan tepat bagi wisatawan bisnis maupun liburan.

Hotel ini terkenal dengan layanan antar-jemput gratis ke berbagai destinasi utama di Bandar Seri Begawan. Kamarnya nyaman dan cocok bagi wisatawan yang ingin pengalaman menginap yang lebih fleksibel.

Baca Juga: Travel Advisory: Panduan Wisata Brunei

Bahasa Melayu Brunei adalah bagian penting dari identitas budaya Brunei Darussalam. Memahami bahasa ini tidak hanya membantumu dalam berkomunikasi lebih baik saat berkunjung ke negara ini, tetapi juga memberikan wawasan tentang sejarah dan tradisi lokal.

Dengan tempat wisata yang kaya akan sejarah dan alam yang masih alami, serta hotel-hotel berkualitas, Brunei menjadi destinasi yang menarik untuk dieksplorasi. Siapkan perjalananmu bersama Traveloka dan nikmati pengalaman unik di Brunei Darussalam!