Bahasa Sumba adalah bahasa daerah yang terutama digunakan oleh masyarakat di Pulau Sumba, yang merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Sebagai salah satu bahasa daerah yang kaya akan budaya dan sejarah, Bahasa Sumba telah menjadi identitas kuat bagi masyarakat lokal.
Pulau Sumba sendiri terkenal karena keindahan alamnya dan tradisi adat istiadat yang kuat. Mempelajari bahasa ini tidak hanya membantu dalam berkomunikasi, tetapi juga menjadi pintu masuk untuk lebih memahami budaya lokal yang begitu unik dan beragam.
Pengelompokan bahasa daerah di Indonesia tidak semata-mata didasarkan pada wilayah administrasi pemerintahan, melainkan pada kaidah-kaidah ilmu bahasa atau linguistik. Bahasa Sumba adalah salah satu contoh dari pengelompokan bahasa berdasarkan aspek-aspek linguistik seperti sejarah, dialek, dan isolasi geografis.
Berdasarkan Peta Bahasa Esser tahun 1938, bahasa-bahasa di Nusantara dikelompokkan menjadi 17 sub-kelompok, salah satunya adalah sub-kelompok Bima-Sumba. Seiring waktu, pengelompokan ini terus berkembang dan berubah, sesuai dengan hasil penelitian terbaru.
Di Nusa Tenggara Timur (NTT), bahasa daerah masih menghadapi tantangan dalam hal pengakuan jumlah bahasa yang ada serta status penuturnya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh tim peneliti dari Summer Institute of Linguistics (SIL) pada tahun 1997, ditemukan bahwa terdapat 61 bahasa yang tersebar di seluruh wilayah NTT.
Dari 61 bahasa tersebut, sembilan di antaranya digunakan di Pulau Sumba. Bahasa Sumba asli, termasuk dialek Kambera (hilu Humba), bervariasi di berbagai wilayah karena isolasi geografis, sulitnya transportasi, dan keterbatasan komunikasi.
Bahasa Sumba memiliki karakteristik unik yang membuatnya berbeda dari bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia. Bahasa ini terbagi dalam dua bentuk utama, yaitu bahasa percakapan sehari-hari yang dikenal sebagai kareuku, dan bahasa adat yang dikenal sebagai luluku. Bahasa kareuku adalah bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari dan umum diucapkan oleh semua orang. Sebaliknya, bahasa luluku digunakan dalam konteks adat atau upacara, dan hanya diucapkan oleh orang-orang tertentu yang memiliki pengetahuan mendalam tentang tradisi lisan, seperti tokoh adat atau orang bijak.
Penggunaan bahasa luluku biasanya ditandai dengan irama dan struktur puisi, sehingga menjadikannya sebagai bahasa formal yang penuh makna. Keindahan bahasa ini tidak hanya terletak pada kata-kata yang diucapkan, tetapi juga pada bagaimana pesan disampaikan melalui intonasi dan irama yang khas.
Dalam kehidupan sehari-hari, Bahasa Sumba digunakan secara lisan karena suku bangsa Sumba tidak memiliki aksara atau sistem penulisan sendiri. Semua komunikasi dilakukan secara lisan melalui tradisi tutur yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Penggunaan bahasa percakapan (kareuku) terjadi di pasar, rumah, dan tempat-tempat umum, sementara bahasa adat (luluku) digunakan saat upacara-upacara adat yang sakral seperti pernikahan, pemakaman, dan upacara adat lainnya.
Menariknya, tidak semua orang di Sumba dapat menguasai bahasa luluku karena bahasa ini memerlukan pemahaman mendalam tentang tradisi dan nilai-nilai adat setempat. Hanya tokoh adat dan orang-orang yang dihormati di masyarakat yang biasanya menggunakan bahasa ini. Penggunaan bahasa luluku juga menjadi simbol penghormatan dan penghargaan terhadap tradisi leluhur yang masih dijaga hingga kini.
Kini, Bahasa Kambera, yang juga disebut bahasa Sumba Timur, merupakan bahasa yang digunakan oleh suku Sumba. Penuturnya tersebar di wilayah timur Pulau Sumba dan bagian selatan Pulau Flores, di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bahasa ini termasuk dalam keluarga bahasa Austronesia, khususnya sub rumpun Melayu-Polinesia Tengah.
Jika Anda merencanakan perjalanan ke Pulau Sumba, mempelajari beberapa kata dan frasa dasar dalam Bahasa Sumba dapat sangat membantu dalam berinteraksi dengan penduduk setempat.
Meskipun banyak masyarakat Sumba yang sudah dapat berbahasa Indonesia, menggunakan bahasa daerah mereka akan membuat Anda lebih dihargai dan lebih mudah diterima oleh masyarakat setempat. Berikut adalah beberapa tips saat menggunakan Bahasa Sumba saat traveling:
Cobalah mempelajari beberapa sapaan dasar seperti "Hilu" (halo) dan "Nyawa" (terima kasih). Sapaan sederhana seperti ini bisa meninggalkan kesan positif pada masyarakat lokal.
Saat berbelanja atau berinteraksi dengan penduduk, gunakan Bahasa kareuku yang merupakan bahasa sehari-hari mereka. Penduduk lokal akan menghargai upaya Anda dalam belajar bahasa mereka.
Jika Anda berkesempatan menghadiri upacara adat, perhatikan penggunaan bahasa adat luluku dan hormati tradisi yang ada. Jangan mencoba menggunakan bahasa ini jika Anda tidak familiar, karena bahasa ini sangat dihormati dan hanya digunakan dalam konteks yang sakral.
Berikut adalah beberapa contoh frasa dalam Bahasa Sumba yang bisa Anda gunakan selama perjalanan:
Dengan menguasai beberapa frasa ini, Anda bisa lebih mudah menjalin interaksi dengan masyarakat lokal, sekaligus menunjukkan rasa hormat Anda terhadap budaya mereka.
Selain keunikan bahasanya, Nusa Tenggara Timur juga menawarkan keindahan alam yang mempesona. Berikut adalah beberapa rekomendasi tempat wisata yang wajib Anda kunjungi:
Pulau Komodo adalah salah satu destinasi wisata paling terkenal di Nusa Tenggara Timur, yang menjadi rumah bagi komodo, spesies kadal terbesar di dunia. Selain daya tarik utamanya, yaitu melihat langsung komodo di habitat aslinya, Pulau Komodo juga menawarkan pemandangan alam yang luar biasa. Perbukitan hijau yang mengelilingi pulau, pantai-pantai berpasir putih, serta perairan yang jernih menjadi daya tarik tersendiri.
Snorkeling dan menyelam adalah aktivitas favorit di sini, karena perairan Pulau Komodo menyimpan keindahan terumbu karang yang menakjubkan serta keragaman biota laut yang memukau. Anda juga bisa mendaki Bukit Padar untuk menikmati pemandangan matahari terbit yang spektakuler dengan latar belakang tiga pantai yang berwarna berbeda.
Labuan Bajo adalah pintu gerbang utama menuju Taman Nasional Komodo dan menjadi destinasi favorit para wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan alam Flores. Labuan Bajo tidak hanya menawarkan kemudahan akses menuju Pulau Komodo, tetapi juga memiliki pesona alamnya sendiri. Pantai-pantai di Labuan Bajo memiliki pemandangan laut biru yang tenang, serta pemandangan sunset yang luar biasa indah.
Anda bisa mengunjungi beberapa pulau kecil di sekitarnya seperti Pulau Kanawa dan Pulau Kelor untuk snorkeling atau sekadar bersantai. Selain itu, Labuan Bajo juga terkenal dengan gua-gua alam seperti Gua Batu Cermin, yang memiliki fenomena cahaya unik di dalamnya. Labuan Bajo juga menjadi surga bagi pecinta kuliner laut dengan berbagai restoran yang menyajikan hidangan laut segar.
Gua Rangko menawarkan keindahan kolam air asin alami yang tersembunyi di dalamnya, menjadikannya tempat sempurna untuk berenang dalam suasana yang tenang dan menenangkan. Air di dalam gua ini sangat jernih, sehingga Anda dapat melihat dasar kolam dengan jelas, dikelilingi oleh stalaktit dan stalagmit yang indah.
Keheningan dan keindahan Gua Rangko membuatnya menjadi tempat yang cocok untuk Anda yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang belum banyak tersentuh wisatawan. Tempat ini juga menjadi favorit bagi para fotografer yang ingin menangkap keindahan cahaya yang menembus dari mulut gua dan memantulkan kilau air yang jernih.
Wae Rebo adalah desa adat yang terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, dan merupakan salah satu tujuan wisata budaya yang paling otentik di Nusa Tenggara Timur. Desa ini terkenal dengan rumah adatnya yang berbentuk kerucut, yang disebut mbaru niang.
Terisolasi di tengah pegunungan, Wae Rebo memberikan pengalaman yang luar biasa untuk merasakan kehidupan masyarakat Flores yang masih mempertahankan tradisi dan budaya leluhur. Selain rumah-rumah unik, desa ini juga menawarkan pemandangan alam yang mempesona, dengan latar belakang pegunungan hijau yang menjulang tinggi.
Untuk mencapai Wae Rebo, Anda harus melakukan trekking selama sekitar empat hingga lima jam melewati hutan tropis, tetapi semua usaha tersebut akan terbayar lunas dengan keramahan penduduk lokal dan keindahan alam yang masih sangat alami.
Pink Beach, yang juga berada di kawasan Taman Nasional Komodo, menawarkan pemandangan yang begitu unik dengan pasir pantainya yang berwarna merah muda. Warna ini terbentuk dari pecahan karang merah yang bercampur dengan pasir putih, menciptakan gradasi warna yang begitu indah. Pantai ini juga menjadi salah satu tempat terbaik untuk snorkeling, karena terumbu karangnya sangat terjaga dan dipenuhi dengan berbagai jenis ikan serta biota laut lainnya.
Sekarang, Anda telah mendapatkan informasi lengkap mengenai Bahasa Sumba. Kini saatnya mengunjungi Pulau Sumba dan destinasi wisata lain di Nusa Tenggara Timur dengan mudah! Dapatkan penawaran terbaik untuk tiket pesawat, hotel, rental mobil, dan berbagai tiket wisata Nusa Tenggara Timur di Traveloka sekarang juga!
Paket Tur Komodo oleh East Cruise - 1 Hari
9.5/10
Labuan Bajo
Rp 1.350.000
Rp 1.190.476
Thu, 1 May 2025
Wings Air
Bali / Denpasar (DPS) ke Sumbawa Besar (SWQ)
Mulai dari Rp 1.256.300
Sun, 4 May 2025
Batik Air
Surabaya (SUB) ke Sumbawa Besar (SWQ)
Mulai dari Rp 1.732.600
Tue, 6 May 2025
Citilink
Jakarta (CGK) ke Sumbawa Besar (SWQ)
Mulai dari Rp 2.026.600