Keindahan alam di Indonesia tidak hanya sebatas pantai, hutan, dan gunung, tetapi juga danau. Menurut data dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2020, Indonesia memiliki lebih dari 1.575 danau, ada sekitar 840 danau yang berukuran besar, sisanya 735 situ (danau berukuran kecil).

Sebagian besar danau tersebut terbentuk akibat pergerakan lempek tektonik, aktivitas vulkanik, dan pelarutan batu kapur. Naman, dibalik keindahanya yang terbentuk secara geologis tersebut, ternyata setiap danau terbesar tersebut juga memiliki cerita legenda yang menarik.

Semakin penasaran bukan apa saja danau terbesar di Indonesia? Lalu, seperti apa legenda dan mitosnya? Yuk simak berikut ini.

Baca Juga: Menjelajahi 8 Wisata Gunung Terpopuler di Indonesia

Danau yang terletak di Sumatera Utara ini memiliki luas lebih dari 1.145 kilometer persegi dan kedalaman 505 meter dengan panjang sekitar 100 kilometer dan lebar 30 kilometer, menjadikannya danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.

Menurut Van Bemmelen, geolog asal Belanda, melalui bukunya The Geology of Indonesia (1939), danau Toba terbentuk akibat letusan gunung api purba (Gunung Toba). Letusan tersebut membuat amblesnya bagian tengah gunung dan membentuk cekungan ke arah barat laut hingga tenggara. Inilah yang membuat sebagian besar tanahnya miring ke arah barat daya dan membentuk Pulau Samosir.

Namun, menurut legenda, Danau Toba terbentuk karena seorang pemuda yang bernama Toba yang jatuh cinta dan menikahi Putri jelmaan ikan. Mereka menikah dan memiliki anak bernama Samosir. Saat menikah dengan istrinya, ada syarat yang harus dipenuhi oleh Toba, yaitu ketika sang anak lahir, ia tidak boleh menyebutnya ‘Anak Ikan.’ Sayangnya, Toba tidak bisa memenuhi janji tersebut. Suatu hari, ia memarahi anaknya dan berkata, “Dasar kau anak Ikan!” Mengetahui suaminya melanggar aturan tersebut, tak lama kemudian, Samosir dan Ibunya menghilang, lalu hujan deras mengguyur desa tersebut hingga banjir dahsyat dan membentuk danau. Inilah yang dikenal sebagai danau Toba dan pulau besar di tengahnya dinamakan Pulau Samosir.

Danau terbesar kedua di Indonesia adalah Danau Towuti yang terletak di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Danau ini memiliki luas sekitar 561 kilometer persegi dengan kedalaman mencapai 203 meter, dan ketinggian 293 meter di atas permukaan laut. Danau yang terbentuk jutaan tahun lalu akibat patahan tektonik pada masa Pliosen ini juga memiliki 3 pulau di bagian tengahnya, yaitu Pulau Loeha, Pulau Bolong, dan Pulau Kembar.

Danau Towuti menjadi rumah keragam hayati dan ekosistem penting, tercatat ada 26 spesies endemik Sulawesi yang hidup di danau ini. Karena memiliki kandungan air yang jernih dan kaya oksigen, danau Towuti juga dijadikan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Selatan. Tidak heran bila danau ini ditetapkan sebagai salah satu ekoregion oleh World Wide of Nature (WWF).

Masih di daerah Sulawesi, kamu juga bisa menemukan Danau Tempe, tepatnya di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Danau yang punya luas sekitar 350 kilometer persegi dengan kedalaman 5,5 meter ini merupakan danau terbesar kedua di Pulau Sulawesi dan kedelapan di Indonesia.

Danau Tempe dulunya merupakan perairan yang menjadi penghubung antara Selat Makassar, Teluk Bone, dan Teluk Pare-pare. Perairan tersebut terbentuk saat akhir zaman es sekitar 20.000 hingga 10.000 tahun sebelum masehi. Saat itu, daratan es mulai mencair dan air laut pun mulai naik. Inilah yang membuat perairan tersebut dikenal dengan nama Danau Tempe Purba.

Di 10.000 hingga 6000 sebelum masehi, secara geologis, terjadi pergeseran dan benturan lempengan-lempengan tektonik. Ini yang membuat terjadinya pengangkatan pada Danau Tempe Purba. Akibatnya, danau tersebut terpisah menjadi tiga perairan, yaitu, Danau Buaya, Danau Tempe, dan Danau Sidenreng.

Menurut legenda, Danau Tempe terbentuk berkaitan dengan La Tempe Bulo, seorang pejuang yang memiliki kekuatan supranatural. Ia datang untuk melindungi wilayah ini dari banjir dan serangan hewan buas. Salah satu caranya adalah menurunkan air hujan, sehingga terbentuklah danau tersebut.

Danau terbesar ketiga di Indonesia ini terletak di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Danau Poso memiliki luas hingga 323 kilometer persegi dan kedalaman mencapai 510 meter. Salah satu daya tarik Danau Poso adalah pasir yang berwarna keemasan seperti di laut. Selain itu, bagian pinggir danau terdapat air berwarna hijau, sedangkan di area tengahnya berwarna biru. Keunikan lainnya adalah gelombang air di danau ini mirip dengan gelombang laut.

Selain dikenal dengan keunikan bentuk danaunya, kamu pun bisa menikmati Festival Danau Poso yang diselenggarakan sejak 1989. Festival ini diadakan untuk memperkenalkan budaya lokal.

Berikutnya ada Danau Sentarum yang terletak tepat di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Danau musiman ini memiliki luas sebesar 80.000 hektare yang dipenuhi air selama 10 bulan setiap tahunnya. Setelah itu, air di dalam danau akan surut dan membentuk kolam-kolam kecil berisi berbagai jenis ikan kecil. Ketika musim kemarau tiba, Danau Sentarum akan memasok air ke sungai-sungai sekitarnya, maka lahannya menjadi kering. Untuk mencapai danau Sentarum, kamu perlu menggunakan transportasi darat dan air dari kota Pontianak selama 11-14 jam dengan rute Pontianak-Sintang-Semitau.

Danau Paniai berlokasi di pegunungan dengan ketinggian 1.742 mdpl dan memiliki kedalaman mencapai 44 meter ini terletak di Kabupaten Paniai, Papua. Luas danau Paniai mencapai 195 kilometer persegi atau sekitar 14.500 hektare. Di pinggir danau, kamu akan menemukan pasir dan tebing bebatuan yang indah. Tidak heran bila danau Paniai telah diakui sebagai danau terindah dalam Konferensi Danau Se-Dunia di India, pada tanggal 30 November 2007.

Menurut sejarah, danau ini ditemukan oleh ekspedisi Belanda tahun 1937 oleh Frits Julius Wissel. Saat itu, Wissel melihat beberapa kano di atas danau yang membuktikan danau ini berpenduduk. Setelah itu, pemerintah Hindia Belanda menamainya sebagai Danau Wissel. Namun, seiring waktu, danau ini berubah namanya menjadi Danau Paniai. Nama “Paniai” sendiri diberikan untuk menghormati masyarakat adat setempat.

Danau Matano terletak di Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten Luwu Timur. Danau Matano termasuk danau tektonik yang terbentuk pada masa Pliosen sekitar 1-4 juta tahun lalu. Kedalaman danau ini mencapai 590 meter dan menjadi danau paling dalam di Asia Tenggara, mengalahkan Danau Toba di Sumatera utara.

Selain dalam, total luas Danau Matano mencapai 164,5 kilometer persegi dengan panjang 28 km dan lebar 8 km. Airnya pun terlihat sangat jernih, bersih, dan tenang. Keunikan lainnya adalah kamu bisa melihat satwa air endemik, seperti ikan Butini dan Opudi, yang dijuluki sebagai ikan purba.

Selain Danau Toba, ada lagi satu danau terbesar kedua di Pulau Sumatera, yaitu Danau Ranau. Danau yang berada di perbatasan kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, dan Provinsi Sumatera Selatan ini terbentuk akibat ledakan vulkanik dari gunung berapi yang membentuk cekungan besar.

Salah satu keindahan Danau Ranau ini adalah pepohonan hijau yang mengelilingi danau dengan luas 125,9 km persegi dengan kedalaman 174 meter. Di tengah Danau Ranau, terdapat Pulau Marisa, sebuah pulau kecil dikenal akan sumber air panas yang dijadikan pemandian air panas yang mengandung sulfur, sehat untuk kulit.

Danau yang terletak di Sumatera Barat ini memiliki keindahan alam yang menakjubkan. Danau Singkarak termasuk danau terbesar kedua di Pulau Sumatera dengan luas mencapai 107,8 km persegi. Awal mula terbentuknya Danau Singkarak akibat dari proses tektonik yang dipicu karena Sesar Sumatera.

Akibatnya, terjadi cekungan yang terbentuk dari akumulasi bahan vulkanik, yang berasal dari gunung berapi di sekitarnya. Cekungan ini disebut Cekungan Singkarak Solok, yang kemudian membentuk badan air, sehingga disebut sebagai Danau Singkarak. Danau ini berjarak 85 km dari Solok dan 90 km dari Kota Padang Panjang.

Danau satu ini terdapat di Sumatera Barat, tepatnya di jantung Kabupaten Agam. Danau Maninjau memiliki ketinggian sekitar 460 meter di atas permukaan laut. Danau yang membentang seluas 100 km persegi dengan kedalaman rata-rata 105 meter membuatnya menjadi salah satu danau terbesar di Indonesia. Awal mulanya, danau Maninjau merupakan gunung berapi dengan kawah yang luas.

Menurut legenda, keberadaan Danau Maninjau berkaitan dengan kisah Bujang Sembilan yang merupakan sebutan sembilan bersaudara yang tinggal di kampung kaki Gunung Tinjau. Bujang tersebut terdiri dari Kukuban, Kudun, Bayua, Malintang, Galapuang, Balok, Batak, Bayang, dan Kaciak. Mereka memiliki seorang adik perempuan bernama Siti Rasani.

Singkat cerita, Siti Rasani jatuh cinta dengan anak dari Datuk Limbatang, Giran, yang merupakan pemimpin di kampung tersebut. Namun, cinta Siti dan Giran tidak disetujui oleh Kukuban, kakak tertua Siti. Tiba-tiba Bujang Sembilan menuduh dua sejoli tersebut melakukan hal yang tidak pantas.

Inilah yang membuat pasangan tersebut dijatuhi hukuman untuk dibuang ke dalam kawah. Namun, sebelum dibuang ke dalam kawah, Giran berdoa meminta keadilan agar Bujang Sembilan mendapat kutukan. Doanya pun terkabul, sebelum mereka dibuang, gunung tersebut meletus dan mengeluarkan lahar yang membinasakan semua orang tanpa ada yang selamat. Letusan itulah yang membentuk danau indah bernama Danau Maninjau.

Itu dia berbagai keindahan 10 danau terbesar di Indonesia. Dari kesepuluh danau tersebut, kira-kira danau yang sudah kamu kunjungi? Tenang, kalau belum sempat mengunjungi semuanya, kamu bisa nih membuat perencanaan liburan terlebih dahulu bersama Traveloka.

Di sini, kamu dapat pesan hotel, memesan tiket pesawat, kereta api, tiket bus, dan tiket travel dan shuttle dengan berbagai promo Traveloka yang menarik. Cukup masukkan kode kupon traveloka atau menggunakan promo bank, seperti promo BCA supaya bisa liburan dengan lebih terjangkau. Yuk saatnya melihat keindahan alam di Indonesia bersama Traveloka!