Desa Wisata Terindah di Indonesia - Tinggal di perkotaan bisa dibilang sangat melelahkan bagi banyak orang. Kemacetan, polusi udara, lingkungan padat penduduk tentu akan membuat orang yang tinggal di perkotaan lebih mudah penat. Karena itu, terkadang banyak orang yang seringkali mendambakan kembali merasakan nuansa pedesaan.

Perlu diketahui, terdapat banyak desa wisata yang punya panorama alam indah di Indonesia. Desa-desa wisata ini menjadi destinasi ideal bagi orang-orang yang ingin berlibur dan membuat pikiran tenang. Buat kamu yang ingin merasakan sensasinya, berikut ini beberapa desa terindah di Indonesia!

Baca juga: Wisata Desa Adat di Indonesia Paling Unik

Lokasi: Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Desa adat ini berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Karena itu, udara di desa ini pun terasa sejuk dengan pemandangan asri. Desa adat yang dijuluki “Surga dari Timur Indonesia” ini memang terkenal punya keindahan alam luar biasa.

Salah satu hal ikonik yang ada di Desa Adat Wae Rebo adalah rumah adat dengan bentuk seperti lumbung kerucut. Rumah adat yang disebut Mbaru Niang ini berjumlah 7 buah saja di desa adat ini. Mbaru sendiri artinya tinggi, sedangkan Niang berarti bulat dalam bahasa lokal.

Setiap rumah adat Mbaru Niang umumnya punya lima lantai. Atap dari rumah ini menggunakan daun lontar dan ditutupi oleh ijuk-ijuk. Perlu diketahui, setiap rumah di Desa Adat ini ditempati oleh 6 keluarga.

Setiap keluarga di rumah adat ini akan tinggal pada satu kamar. Kamar-kamar ini ditempati bersama oleh orang tua dan anaknya. Meski begitu, anak yang telah berumur 5 tahun ke atas akan tidur di area komunal, bukan di kamar lagi.

Rumah-rumah di Desa Adat Wae Rebo memiliki dapur di bagian tengah rumah. Adapun, jumlah tungku di setiap rumah biasanya sesuai dengan jumlah keluarga. Pasalnya, setiap keluarga di masing-masing rumah adat memasak pada tungku yang berbeda.

Ada satu rumah besar yang disebut rumah utama di desa adat ini. Rumah utama ini punya 8 kepala keluarga. Biasanya, rumah utama ini juga dijadikan tempat penyambutan bagi para tamu desa. Para tamu yang datang akan mendapat penyambutan berupa upacara adat yang memakai bahasa Manggarai.

Para tamu yang datang biasanya akan ditempatkan di rumah adat Mbaru Niang yang dikhususkan oleh para pendatang ke desa ini. Para tamu biasanya akan menginap secara komunal bersama tamu desa lainnya.

Di Desa Adat Wae Rebo, kamu juga bisa menemukan sumber mata air murni yang berasal dari pegunungan. Sumber mata air ini biasanya digunakan penduduk desa buat mencuci, minum sehari-hari, dan minum. Sumber mata air ini disebut Sosor dan terbagi jadi Sosor Pria dan Sosor Wanita.

Hal unik lainnya yang bisa kamu temukan di Desa Adat Way Rebo adalah Milky Way. Kumpulan bintang ini berpadu dengan cahaya remang-remang di rumah adat Mbaru Niang membuat pemandangan di sini semakin cantik.

Lokasi: Jl. Penglipuran, Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali

Desa terindah di Indonesia yang satu ini lokasinya berada di Pulau Dewata. Sepintas, pemandangan di desa ini mungkin tidak asing bagi kamu. Sebab, Desa Adat Penglipuran memang kerap dijadikan lokasi syuting, terutama produksi FTV.

Perlu diketahui, Desa Adat Penglipuran ini termasuk sebagai salah satu dari tiga desa terbersih di Dunia. Kebersihan di desa ini dijaga dengan aturan ketat, salah satunya melalui awig-awig. Ini merupakan hukum adat yang mengatur tata ruang sekaligus kebersihan desa.

Setiap pelanggar kebersihan di desa ini akan mendapatkan hukuman seperti mengantarkan sesaji di Pura hingga membayar denda. Pengelolaan sampah di desa ini juga sangat diperhatikan. Sampah dibagi menjadi organik dan anorganik.

Sampah organik pada desa ini akan diproses menjadi pupuk. Sedangkan sampah anorganik di desa ini kemudian dikumpulkan pada bank sampah.

Adapun, Desa Adat Penglipuran memakai Konsep Tri Mandala. Dengan konsep ini, tata ruang desa terbagi jadi tiga wilayah, yaitu Nista Mandala, Madya Mandala, dan Utama Mandala.

Wilayah Nista Mandala merupakan zona khusus buat pemakaman warga. Sedangkan di area tengah merupakan wilayah Madya Mandala yang dijadikan pemukiman warga. Terakhir, wilayah Utama Mandala merupakan tempat beribadah yaitu pura didirikan.

Sebagai informasi, Desa Adat Penglipuran luasnya mencapai 112 hektar. Meski begitu, 45 hektar atau sekitar 40 persen dari luas keseluruhan desa ini merupakan hutan bambu. Saat ini, hutan bambu menjadi spot foto favorit bagi para pengunjung desa Desa Adat Penglipuran.

Lokasi: Rembitan, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat

Desa ini dihuni oleh penduduk asli Pulau Lombok, yaitu Suku Sasak. Di desa ini, kamu bisa melihat rumah adat Lombok yang temboknya masih terbuat dari anyaman bambu, atap ijuk atau ilalang kering, serta ditopang balok kayu. Lantai rumahnya pun masih sangat tradisional, karena alasnya langsung tanah.

Rumah Adat Lombok ini umumnya dirancang 3 petak. Petak pertama adalah bagian depan yang digunakan sebagai kamar anak laki-laki dan orang tua. Petak kedua dipakai sebagai dapur serta kamar anak perempuan. Adapun, peta terakhir biasanya ruangan kecil yang digunakan buat ibu melahirkan.

Salah satu hal unik lainnya yang bisa kamu temukan di Desa Sade adalah tradisi warga yang mengolesi lantainya dengan kotoran hewan ternak. Hal ini dilakukan karena mereka percaya ini akan memberikan kehangatan serta mengusir serangga-serangga kecil seperti nyamuk.

Meski begitu, tidak ada bau menyengat yang tercium dari pengolesan kotoran hewan ternak tersebut di rumah warga. Sungguh unik, bukan? Oh ya, salah satu buah tangan yang kamu bawa saat datang ke Desa Sade adalah tenun khas Lombok yang dibuat penduduk wanita desa ini.

Lokasi: Kampung Bonoran Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi, Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.

Desa terindah di Indonesia yang terakhir adalah Desa Kete Kesu. Perlu diketahui, Desa Kete Kesu ini bisa dibilang sebagai salah satu desa tertua di Indonesia, sebab umurnya diperkirakan mencapai 400 tahun. Di desa ini, kamu bisa melihat rumah adat Toraja yang disebut Tongkonan.

Rumah Tongkonan ini tampak berjajar rapi di Desa Kete Kesu. Rumah-rumah tersebut umurnya disebut-sebut sudah lebih dari 300 tahun. Terdapat sekitar delapan Rumah Tongkonan yang ditempati oleh 20 keluarga. Rumah-rumah ini letaknya langsung berhadapan dengan lumbung padi di seberangnya.

Yang unik dari Rumah Tongkonan adalah pembuatannya dengan cara menumpuk kayu tanpa menggunakan paku sedikit pun. Dinding rumah ini juga dihiasi dengan tanduk kerbau serta ragam ukiran. Hal ini menjadi penanda status sosial dari pemilik rumah.

Ciri khas dari Rumah Tongkonan yang lain adalah atapnya yang desainnya mirip seperti perahu. Perlu diketahui, hanya warga desa yang berdarah bangsawan yang berhak membangun Rumah Tongkonan.

Saat ini, salah satu Rumah Tongkonan juga ada yang telah diubah fungsinya menjadi museum, Museum ini punya koleksi banyak benda bersejarah, seperti patung, belati, parang, sampai bendera merah putih pertama yang dikibarkan di Toraja.

Tidak hanya Rumah Tongkonan, kamu juga bisa mengunjungi situs pemakaman kuno yang berusia 700 tahun di Bukit Buntu Kesu. Selain itu, ada beberapa acara adat seperti upacara Rambu Solo dan Rambu Tuka yang bisa kamu saksikan di Desa Kete Kesu jika sedang beruntung.

Baca juga: Desa Tertinggi di Indonesia

Nah, itulah 4 desa terindah di Indonesia. Apakah kamu tertarik mengunjunginya? Jika iya, segeralah rencanakan liburanmu ke desa wisata favoritmu bersama Traveloka ya!