Tak hanya terkenal dengan masyarakatnya yang bertutur kata halus, provinsi dengan sebutan “Tatar Sunda” ini memiliki festival budaya Jawa Barat yang tidak kalah menarik dengan provinsi yang lainnya. Keberagaman budaya ini terus dilestarikan dan disosialisasikan ke masyarakat melalui berbagai festival dan acara budaya.
Source: Shutterstock
Melalui festival-festival tersebut, seperti Festival Asia Afrika di Bandung, budaya-budaya ini dihidupkan kembali dan diperkenalkan kepada generasi muda serta masyarakat luas. Sebagai bagian dari upaya untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Jawa Barat secara berkesinambungan.
Tidak ada salahnya kalau saat ke Jawa Barat, kamu menonton berbagai festival budaya yang dihadirkan oleh masyarakat sekitar!
Budaya Jawa Barat seperti Angklung Bungko, Batik Dermayon, Gong Si Bolong, dan lainnya, telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2021. Tidak hanya budayanya, ada pula berbagai festival seru yang diselenggarakan di Jawa Barat untuk perayaan budaya yang berharga.
Source: PHRI Jabar
Festival Asia Afrika adalah acara tahunan yang digelar di Bandung dan berlangsung selama dua pekan. Acara ini berpusat di beberapa lokasi utama seperti Gedung Asia Afrika, Alun-Alun Bandung, Jalan Braga, dan sekitarnya.
Dimulai sejak tahun 2015, festival ini bermula setelah Bandung menjadi tuan rumah Konferensi Asia-Afrika ke-60. Setelah konferensi tersebut, Kementerian Pariwisata bersama Pemerintah Kota Bandung menjadikan Festival Asia Afrika sebagai event tahunan yang mempertontonkan kebudayaan dan seni dari berbagai negara.
Ratusan seniman turut serta memeriahkan festival ini dengan menampilkan berbagai pertunjukan budaya, termasuk tarian tradisional yang diiringi alat musik khas, musik kontemporer, dan berbagai kesenian khas Jawa Barat lainnya. Festival ini menjadi ajang yang penting untuk mempromosikan kekayaan budaya lokal dan memperkuat hubungan antarbangsa antara negara-negara di Asia dan Afrika.
Bandung Lautan Api adalah festival tahunan yang mengangkat konten sejarah, diadakan setiap tahun untuk memperingati peristiwa bersejarah Bandung Lautan Api. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1945, di mana wilayah Bandung Selatan dibakar sebagai bagian dari perlawanan terhadap ultimatum pasukan Inggris yang menuntut pengosongan Bandung oleh Gubernur Jawa Barat untuk dijadikan markas militer mereka.
Peringatan heroik ini dilakukan setiap bulan Maret oleh komunitas pecinta sejarah dan masyarakat umum. Mereka berkumpul di sekitar Tegalega untuk mengikuti pawai obor dan memberikan penghormatan kepada para pahlawan yang gugur dalam peristiwa tersebut.
Acara ini tidak hanya menjadi momen refleksi atas peristiwa bersejarah yang penting bagi kota Bandung, tetapi juga sebagai penghormatan kepada para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Bagi kamu pecinta air, kamu bisa menonton Festival 7 Sungai yang diadakan di Kawasan Wisata Cibuluh, Subang, Jawa Barat. Festival ini mengadopsi dari tujuh sungai yang berada di kawasan Subang yang meliputi Sungai Cikaruncang, Sungai Cilandesan, Sungai Citeureup, Sungai Cikembang, Sungai Cinyaro, serta Sungao Cipunagaradi yang menjadi pusat dari festival yang satu ini.
Festival ini diadakan dengan tujuan untuk melestarikan sungai di sekitar masyarakat.
Festival Jajanan Raos Bandung adalah surga bagi masyarakat Jawa Barat yang mencintai jajanan tradisional. Festival ini menyediakan berbagai kuliner jajanan khas Kota Kembang yang sudah langka, contohnya seperti bandros, putu mayang, dan kue balok. Tak hanya itu saja, di festival ini juga banyak terdapat jajanan kekinian seperti cireng atau tahu bulat.
Festival Jatigede adalah acara tahunan yang diselenggarakan di Lapangan Tegal Jarong, Desa Cijeungjing, Kecamatan Jatigede. Festival ini melibatkan enam kecamatan di sekitar Waduk Jatigede, yaitu Kecamatan Jatigede, Jatinunggal, Wado, Darmaraja, Cisitu, dan Situraja. Acara ini menjadi platform bagi pelaku seni tradisional, modern, dan kontemporer untuk berjejaring dan merayakan pertemuan mereka dengan masyarakat.
Dalam Festival Jatigede, berbagai pertunjukan khas Sumedang disajikan, termasuk seni musik bambu, pagelaran seni bangreng, musik sawah, kecapi suling, pameran, upacara adat, dan masih banyak lagi. Ini menjadi kesempatan untuk mempromosikan dan mempertahankan warisan seni dan budaya daerah Sumedang.
Source: Ayo Bandung
Bandung Light Festival adalah salah satu festival tahunan yang terkenal di Jawa Barat, biasanya berlangsung dari bulan Agustus hingga Oktober. Festival ini mendapat dukungan kuat dari pemerintah daerah dan Kementerian Pariwisata. Acara ini juga menjadi bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Bandung sehingga menarik antusiasme masyarakat setempat.
Bandung Light Festival menampilkan parade kebudayaan yang meriah dengan tema yang berbeda setiap tahunnya. Contohnya, pada tahun 2018, tema festival ini adalah ‘1001 Malam’ yang menampilkan keindahan lampu LED berwarna-warni yang menghiasi kota Bandung.
Upacara pesta laut di wilayah-wilayah seperti Pangandaran, Ciamis, Sukabumi, Pelabuhan Ratu, dan daerah pesisir lainnya memang merupakan bagian penting dari budaya masyarakat pesisir di Jawa Barat. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil tangkapan laut yang melimpah serta sebagai doa untuk keselamatan para nelayan saat mereka berlayar mencari ikan.
Pesta laut sering kali melibatkan serangkaian ritual dan upacara adat, seperti penghormatan kepada roh laut atau dewa-dewa penguasa laut, pemanggilan berkah dan keselamatan, serta pembagian hasil tangkapan laut kepada masyarakat. Acara ini juga sering dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni tradisional, musik, tarian, dan persembahan makanan.
Bagi masyarakat setempat, pesta laut bukan hanya sekadar tradisi budaya, tetapi juga sarana untuk mempererat ikatan sosial dan mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal yang turun-temurun terkait dengan kehidupan mereka di pesisir.
Tradisi Sisingaan di Subang memang menarik karena menggabungkan unsur keagamaan dengan seni dan simbolisme lokal yang kuat. Upacara ini tidak hanya sebagai perayaan sebelum khitan, tetapi juga mengandung makna historis dan nilai-nilai keberanian dalam melawan penjajah, seperti yang diinterpretasikan melalui simbol singa pada kursi jampana.
Bagi wisatawan yang tertarik dengan budaya dan tradisi lokal, menghadiri Sisingaan di Subang bisa memberikan pengalaman yang unik dan mendalam tentang kehidupan masyarakat serta nilai-nilai yang dijunjung tinggi di daerah tersebut.
Source: Indramayu Dinas Pariwisata
Upacara Seren Taun memang menjadi salah satu tradisi penting di masyarakat Jawa Barat, khususnya di kalangan petani yang masih mengandalkan mata pencaharian dari hasil bumi. Tujuan utama dari Seren Taun adalah untuk menyatakan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah serta sebagai doa agar panen berikutnya juga sukses.
Penentuan waktu pelaksanaan Seren Taun dilakukan dengan cermat oleh pemuka adat setelah musyawarah dengan para warga, sering kali melibatkan juga pertimbangan spiritual seperti kunjungan ke makam leluhur. Ritual dimulai dengan Pesta Dadung sebagai ungkapan cinta terhadap pertanian, diikuti dengan doa-doa sesuai dengan kepercayaan masing-masing.
Pada hari Seren Taun itu sendiri, masyarakat menghias tandu yang berisi seserahan berupa hasil panen sebagai simbol keberlimpahan bumi. Prosesi pengisian lumbung Ratna Inten dengan hasil panen dilakukan secara bergantian oleh sesepuh atau pemimpin adat, sebagai bagian dari ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.
Meskipun serangkaian ritus dalam Seren Taun memakan waktu hingga 6 hari, antusiasme dan sukacita masyarakat terlihat jelas dalam arak-arakan dan prosesi lainnya yang menggambarkan kekayaan budaya serta kebersamaan dalam menjaga tradisi nenek moyang mereka.
Upacara adat ngalaksa memang menjadi bagian penting dari budaya Jawa Barat, khususnya di saat musim panen tiba. Upacara ini biasanya pada bulan Juni. Salah satu unsur utama dalam upacara ini adalah tarian rengkong yang dilakukan sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah. Rengkong sendiri adalah alat tradisional yang digunakan untuk membawa padi dari sawah dengan cara dipikul, terbuat dari bambu gombong yang diikat dengan tali ijuk.
Acara adat Ngalaksa tidak hanya sekadar upacara penghormatan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesuksesan panen, tetapi juga sebagai wujud terima kasih kepada alam dan upaya kolektif masyarakat dalam bercocok tanam. Tarian ngalaksa yang diiringi oleh tarian rengkong merupakan ekspresi budaya yang menggambarkan kegembiraan dan kesyukuran, sering kali dilakukan dengan semangat komunal yang tinggi di lingkungan desa atau komunitas tempat mereka tinggal.
Tertarik ingin mengunjungi festival budaya Jawa Barat? Kunjungi dan tonton keberagaman budaya di Provinsi Jawa Barat ini dengan Traveloka.
Traveloka bisa menjadi teman perjalananmu karena dapat memudahkanmu untuk booking tiket pesawat dengan mudah dan cepat, booking hotel atau penginapan secara online hingga mengunjungi berbagai atraksi dan aktivitas yang seru!
Penginapan dan Hotel di Bandung
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga