Mas Bellboy
13 May 2024 - 4 min read
Lombok adalah salah satu wilayah Indonesia yang berada di Nusa Tenggara Barat. Salah satu wisata yang terkenal di Lombok yaitu Gunung Rinjani. Wilayah Gunung Rinjani juga merupakan habitat asal bagi beberapa hewan khas Lombok, seperti celepuk rinjani dan musang rinjani. Namun tidak hanya dua hewan itu saja yang ada di Lombok. Ada beberapa hewan khas Lombok yang perlu kamu ketahui, bahkan salah satu hewan tersebut dijadikan logo Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berikut hewan khas Lombok yang Traveloka rangkum untuk kamu.
Burung hantu merupakan hewan yang bisa ditemui di mana saja. Tapi, Lombok memiliki satu burung hantu yang menjadi ciri khas daerah tersebut, yaitu celepuk rinjani. Seperti namanya, burung ini banyak ditemukan di sekitar Gunung Rinjani, Lombok.
Jika burung hantu memiliki bentuk tubuh yang cenderung besar, maka celepuk rinjani adalah kebalikannya, burung hantu ini memiliki bentuk yang kecil. Keunikan lain dari celepuk rinjani yaitu suaranya. Burung hantu celepuk rinjani bisa mengeluarkan suara yang mirip dengan suara ayam. Tak hanya itu, suara celepuk rinjani yang sedang kawin terdengar ngeri dan aneh.
Celepuk rinjani tergolong hewan yang tidak diburu oleh masyarakat Lombok. Hal ini berkaitan dengan mitos yang ada di sekitar wilayah Lombok terkait dengan celepuk rinjani yang menjadi tanda malapetaka. Sehingga, tidak ada yang berani menangkap dan memperdagangkan hewan ini. Meski tidak diburu, berdasarkan data dari IUCN atau Badan Konservasi Internasional menyebutkan bahwa celepuk rinjani terancam punah akibat dari degradasi lahan.
Hewan khas Lombok yang ada di kawasan Gunung Rinjani tak hanya burung hantu celepuk rinjani saja. Salah satu hewan yang juga hidup di kawasan gunung tersebut adalah musang rinjani. Masyarakat lokal juga menyebut hewan ini Ujat.
Bentuk tubuh musang rinjani tidak jauh berbeda dengan luwak. Warna bulu tubuh musang rinjani yaitu gelap mendekati hitam, sedangkan bagian punggung, dada, dan perut berwarna hitam mendekati hijau lumut.
Musang rinjani adalah hewan yang dianggap hama oleh masyarakat sekitar karena sering memakan ayam ternak warga, dan tanaman yang ada di lahan perkebunan. Jika perburuan terus terjadi karena hewan ini dianggap hama, maka ini adalah ancaman terbesar bagi musang rinjani. Selain itu, ancaman besar lainnya adalah kebakaran, penebangan hutan yang menjadi habitat musang, serta letusan gunung bisa menyebabkan hewan ini terancam punah.
Burung madu adalah salah satu hewan yang masih banyak ditemui di habitat aslinya, salah satunya adalah di Lombok. Nama burung madu bukan diberikan tanpa arti. Sesuai dengan namanya, burung madu hinggap di bunga untuk menghisap nektar atau madu bunga layaknya lebah madu. Di wilayah Lombok, burung madu seringkali terbang pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.
Ciri fisik burung madu yaitu memiliki tubuh yang berwarna hijau, serta paruh yang lancip yang berfungsi untuk menghisap madu. Burung madu banyak ditemui di hutan yang rusak, semak-semak, atau wilayah yang hanya memiliki sedikit pepohonan.
Seringkali dikenal dengan burung koak kao, burung koakiau adalah burung yang terdapat di Australia dan Indonesia. Di Indonesia, tentunya hewan ini banyak ditemukan di wilayah Lombok. Habitat asli burung koakiau adalah di dataran rendah, hutan bakau, atau wilayah subtropis dan tropis. Burung ini termasuk dalam daftar burung yang dilindungi karena terancam punah akibat dari perburuan liar dan perdagangan.
Burung koakiau biasanya memangsa hewan lain untuk dijadikan makanan, seperti katak, serangga, atau ikan kecil. Namun, mereka juga memakan biji-bijian atau buah-buahan.
Rusa timor tercatat sebagai hewan yang salah satu penyebarannya terdapat di wilayah Lombok. Hewan ini seringkali diburu oleh oknum tak bertanggung jawab untuk dikonsumsi atau dijadikan kerajinan. Oleh sebab itu, meskipun hidup di alam bebas dan termasuk satwa liar, rusa timor adalah hewan adalah hewan yang dilindungi agar tidak punah karena terus diburu oleh manusia.
Ciri khas rusa timor yaitu tubuhnya cenderung kecil, memiliki bulu yang lebat dan kasar, berwarna coklat kekuningan, serta memiliki tanduk bercabang yang berfungsi sebagai pertahanan diri dari serangan musuh. Rusa timor adalah hewan yang hidup berkelompok, jadi jangan heran apabila sedang melihat sekumpulan rusa timor berjalan bersama pada saat melakukan aktivitas sehari-hari.
Rusa timor dapat hidup di wilayah luar habitatnya, bahkan hingga belasan atau puluhan tahun. Hewan ini akan aktif mencari makan di pagi dan sore hari. Kemudian, mereka akan beristirahat pada siang hari, dan kembali beraktivitas pada malam hari.
Kijang adalah hewan asli Indonesia yang keberadaannya banyak ditemukan di Lombok. Bahkan, kijang terdapat pada logo Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kijang juga dipercaya sebagai hewan tertua yang keberadaannya telah ada sejak 35 juta tahun yang lalu. Di Indonesia, hewan ini juga seringkali disebut dengan menjangan.
Ciri fisik kijang yaitu memiliki ukuran tubuh yang sedang, ekor yang berukuran mulai dari 12 hingga 23 cm, berat badannya mencapai 35 kg, serta dapat hidup hingga belasan tahun lamanya. Warna bulu kijang cukup bervariasi, yaitu berwarna coklat terang atau coklat gelap, dan memiliki garis kehitaman pada punggungnya. Sangat mudah untuk membedakan kijang jantan dan betina. Kijang jantan memiliki tanduk yang tak seberapa tinggi di bagian kepala.
Kijang yang berada di wilayah Indonesia seringkali beraktivitas pada malam hari. Hewan ini banyak memakan tumbuhan dan dedaunan yang ada di sekitarnya. Dalam satu kali kehamilan, kijang betina dapat melahirkan 1 hingga 2 ekor anak kijang dan dengan lama kehamilan sekitar 6 hingga 7 bulan.
Status kijang dalam Badan Konservasi Dunia atau IUCN adalah dilindungi. Namun, hewan ini belum termasuk dalam kategori hewan yang terancam punah karena masih banyak ditemukan di habitat asal dan wilayah konservasi kijang.
Berbicara tentang burung yang terancam punah memang tidak ada habisnya. Elang flores, juga merupakan hewan di Lombok yang terancam punah akibat dari perburuan yang dilakukan oleh manusia. Bahkan, keberadaan elang flores tak lebih dari 100 pasang atau sekitar 200 ekor.
Ciri elang flores yaitu memiliki panjang tubuh sekitar 71 hingga 82 cm dan dapat melebarkan sayapnya hingga 160 cm. Tubuh elang flores berwarna coklat, kemudian bagian dada dan perut berwarna putih dan sedikit keabuan. Bulu pada bagian kepala dan leher elang flores berwarna putih. Ciri khas elang flores terdapat pada bagian ekornya yang memiliki garis coklat.
Beberapa hewan khas Lombok masih bisa ditemukan dengan mudah di habitat asli atau kawasan konservasi. Rencanakan liburanmu untuk melihat hewan endemik Lombok dari dekat bersama Traveloka. Download gratis aplikasinya, sekarang!
Cari Hotel dengan promo Traveloka