Bali tak hanya terkenal dengan keindahan pantainya yang memukau, namun juga keragaman faunanya yang khas. Keberadaan hewan khas Bali ini tentunya menambah daftar kekayaan alam yang ada di Indonesia. Tak heran jika beberapa satwa ini dilindungi oleh pemerintah untuk menjaga populasinya. Berikut beberapa hewan khas Bali yang masih dilindungi dan hanya bisa Anda temui di Pulau Dewata.
Jelarang Hitam dengan nama latin Ratufa bicolor merupakan salah satu spesies tupai dengan ukuran tubuh yang cukup besar. Rata-rata panjang tubuh dari Jelarang Hitam bisa mencapai kurang lebih 79,8 cm. Ini lah yang menjadi alasan mengapa bajing ini menjadi salah satu jenis bajing pohon terbesar di dunia. Didominasi oleh bulu berwarna cokelat tua hingga hitam, Jelarang Hitam memiliki ekor yang panjang dengan bagian dada dan perut berwarna putih.
Meskipun bukan merupakan satwa asli dari Bali, Jelarang Hitam sering sekali ditemui di Bali, khususnya pada siang hari. Di siang hari, umumnya Jelarang Hitam mencari makan seperti buah-buahan dan biji-bijian. Bajing ini hidup dengan menyendiri dan hanya bertemu dengan bajing lain pada saat musim kawin.
Keberadaannya pun cukup terancam kepunahan karena habitatnya yang mulai rusak. Hidup di puncak-puncak pohon, Jelarang Hitam merupakan salah satu hewan yang cukup sensitif jika habitatnya dirusak.
Menjangan atau biasa dikenal dengan Rusa, merupakan salah satu hewan yang menghuni Pulau Menjangan, Bali. Pulau ini sendiri masih masuk dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat dengan luas 190 kilometer.
Pulau ini diberi nama dengan Pulau Menjangan karena banyak ditemukan Menjangan di sini. Saat musim panas tiba, Anda bisa melihat beberapa menjangan yang berenang di pinggir-pinggir pantai pulau ini.
Sejak dahulu, Pulau Menjangan telah menjadi rumah dari rusa-rusa liar yang akan mencari makan ketika musim penghujan tiba. Sayangnya, saat ini populasi menjangan semakin berkurang karena rusaknya habitat dan perburuan liar untuk mengambil tanduknya.
Masih berbicara tentang rusa, Rusa Timor merupakan satwa endemik Pulau Bali yang memiliki indera pendengaran yang tajam. Pendengarannya yang sensitif ini membuat Rusa Timor sulit ditemukan di tempat terbuka. Mereka cenderung mencari tempat tinggal jauh di dalam hutan dan tidak dekat rumah penduduk.
Rusa Timor merupakan sejenis rusa yang memiliki tubuh kecil dengan warna bulu cokelat kekuningan. Rusa ini juga memiliki ekor yang panjang dengan dahi yang cekung. Untuk rusa jantan dewasa, tingginya bisa mencapai 100 cm dengan tanduk runcing yang kasar dengan panjang kurang lebih 80 hingga 90 cm.
Saat ini, satwa endemik Bali ini terancam punah karena berkurangnya lahan untuk tempat mereka tinggal. Ini menjadi salah satu alasan mengapa pemerintah akhirnya menetapkan Rusa Timor sebagai satwa yang dilindungi.
Anda pasti sudah mengenal hewan khas Bali yang satu ini. Saking khasnya, hewan ini menjadi ikon atau maskot dari Pulau Bali bahkan sejak tahun 1991. Hanya dapat ditemukan di Pulau Bali, Jalak Bali memiliki ukuran tubuh yang cukup besar dengan panjang kurang lebih 21 hingga 25 cm jika diukur dari kepala hingga ekor.
Ciri-ciri dari Jalak Bali sendiri yaitu memiliki bulu yang didominasi warna putih dengan corak hitam yang berada di sayap dan ekor. Uniknya, pada bagian pipi burung ini, tidak ditumbuhi oleh bulu dan berwarna biru gelap. Mata dari burung ini sendiri berwarna kecokelatan dan memiliki jambul di bagian kepala yang berwarna putih. Cara membedakan antara jantan dan betina pun cukup mudah, Jalak Bali jantan memiliki jambul yang lebih panjang dari Jalak Bali betina.
Sayangnya, maskot Pulau Bali yang satu ini terancam punah akibat beberapa faktor seperti perburuan liar hingga berkurangnya lahan tempat tinggal dari burung ini. Pemerintah saat ini menetapkan Jalak Bali sebagai satwa yang dilindungi dan terus mengupayakan peningkatan populasi untuk melestarikan maskot Pulau Bali ini.
Kera Hitam Bali juga merupakan salah satu satwa endemik Bali yang banyak ditemui di hutan Bali Barat. Seperti namanya, kera ini memiliki bulu dan warna kulit yang didominasi oleh warna hitam. Beberapa masyarakat Bali menyebutnya dengan Budeng.
Anakan Kera Hitam Bali umumnya memiliki bulu badan berwarna jingga dengan wajah, tangan, dan kaki berwarna putih. Nantinya, bulu-bulu tersebut akan berubah menjadi hitam ketika dewasa.
Cara hidup Kera Hitam Bali ini dilakukan secara berkelompok dengan 30 hingga 60 ekor setiap kelompoknya. Dalam satu kelompok, terdapat beberapa kera jantan yang akan memimpin. Besarnya kelompok sendiri ditentukan dari sumber makanan hingga luas kawasan hutan.
Meskipun bukan merupakan binatang asli Bali, Kadal Ular juga cukup sering di temui di pulau dewata. Uniknya, bentuk kadal ini tidak seperti kadal pada umumnya. Tubuhnya memiliki bentuk seperti ular dengan tubuh yang memanjang dan memiliki warna kehitaman. Meskipun memiliki ciri tubuh seperti ular, kadal ini tetap memiliki kaki kecil yang digunakan untuk berjalan.
Hewan ini banyak ditemukan di hutan dataran rendah, dan sesekali terlihat di perkebunan. Untuk tempat beristirahat, Kadal Ular menyukai tempat-tempat lembab seperti batang kayu yang busuk maupun tanah gembur. Untuk bertahan hidup, kadal ular memakan rayap dan juga telurnya sendiri.
Bali ternyata memiliki spesies anjing khas yang sudah diakui secara global, yaitu Anjing Kintamani. Anjing ini berasal dari pegunungan Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani. Federation Cynologique Internationale atau FCI menyatakan bahwa Anjing Kintamani ini diakui sebagai anjing trah dunia. Anjing ini bahkan menjadi maskot dari Kabupaten Bangli.
Walaupun secara sekilas anjing ini terlihat seperti anjing liar pada umumnya yang berkeliaran di Bali, namun ternyata terdapat perbedaan fisik yang cukup signifikan. Anjing Kintamani terkenal memiliki bentuk tubuh yang tegap dan juga terlihat gagah. Selain itu, ukuran badannya juga cukup berbeda dari anjing-anjing biasanya. Bulunya sendiri cukup lebat mengingat habitat asli dari anjing ini berada di daerah pegunungan.
Anjing Kintamani kerap dijadikan sebagai peliharaan oleh masyarakat setempat karena dinilai sangat setia. Tak jarang juga mereka memelihara anjing jenis ini untuk menjadi penjaga rumah maupun lahan.
Ikan yang memiliki bentuk cukup unik ini bisa Anda temui di perairan Indonesia, khususnya di Nusa Penida, Bali. Ikan Mola-Mola merupakan ikan yang hidup di iklim sedang dan tropis. Memiliki tubuh yang pipih, ikan ini bisa mencapai bobot hingga 1.000 kg saat dewasa.
Memakan ubur-ubur untuk bertahan hidup, tak heran jika ikan ini banyak ditemui di perairan yang terdapat banyak ubur-ubur. Pergerakan ikan ini sendiri sangat lambat karena ia tidak memiliki sirip ekor seperti ikan-ikan lain. Pergerakannya cenderung mengikuti arus atau terbawa arus. Ini menjadi alasan mengapa ikan purba satu ini digolongkan ke dalam jenis plankton oleh beberapa ahli.
Mengetahui berbagai jenis hewan khas Bali tentunya dapat membantu Anda dalam menambah wawasan mengenai fauna khas Indonesia. Selain itu, menyadari banyaknya satwa-satwa khas Indonesia yang mulai terancam kepunahan tentunya membuat kita semakin sadar untuk berusaha menjaga dan merawat lingkungan di sekitar.
Bertemu langsung dengan beberapa hewan khas Bali ini mungkin akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Anda bisa pesan tiket pesawat dan hotel di Bali dengan Traveloka App. Banyak sekali promo menarik yang sayang untuk dilewatkan. Yuk, booking tiketnya sekarang juga!
Penginapan dan Hotel di Bali
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga