Mojokerto dikenal dengan beberapa daya tarik gunung yang menarik untuk didaki. Gunung Penganggungan adalah salah satu lokasi wisata yang menawarkan pemandangan alam yang indah dan pengalaman petualangan yang menarik dengan banyaknya jalur pendakian.

Gunung di Mojokerto ini dikenal dengan sejarahnya yang kaya dan pemandangan yang memukau ini menanti untuk ditaklukkan. Yuk, simak informasi lengkap tentang Gunung Penanggungan dan daya tarik lokasi wisata yang bisa kamu kunjungi di waktu senggang.

Gunung Penanggungan adalah gunung berapi berbentuk kerucut yang terletak di Jawa Timur. Gunung ini, yang juga dikenal dengan nama kuno Gunung Prawita, merupakan salah satu tujuan pendakian yang paling populer.

Gunung Penanggungan terletak di barat Kabupaten Mojokerto dan timur Kabupaten Pasuruan, serta sejajar dengan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang. Dari Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur, Anda dapat mencapai Gunung Penanggungan dengan perjalanan darat sekitar 55 kilometer atau sekitar 1,5 hingga 2 jam menggunakan mobil atau sepeda motor.

Kawasan ini semakin ramai terutama ketika hari peringatan kemerdekaan Indonesia. Pendaki perlu menyiapkan sejumlah biaya untuk mulai memasuki kawasan Gunung Penanggungan

Untuk mendapatkan informasi yang paling akurat dan terbaru, disarankan untuk menghubungi langsung pengelola basecamp atau pos pendakian sebelum Anda berangkat. Ini juga memastikan Anda mendapatkan informasi mengenai kondisi jalur pendakian dan persyaratan lain yang mungkin berlaku.

Baca Juga: Ranu Manduro: Info Tiket, Lokasi, Foto, dan Aktivitas Serunya!

Gunung Penanggungan dengan ketinggian 1.653 meter di atas permukaan laut memiliki lima jalur pendakian. Kelima jalur tersebut berada di Mojokerto dan Pasuruan. Berikut daftar jalur pendakian di Gunung Penanggungan

Jalur Wonosuyo terletak di Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Jalur ini dimulai dari sisi timur laut Gunung Penanggungan. Salah satu tanda para pendaki berada di jalur ini adalah Petirtaan Belahan, situs candi bernama Sumber Tetek.

Jalur ini merupakan jalur paling bersejarah yang bisa dilewati pendaki. Jalur Jolotundo dimulai di sisi barat Gunung Penanggungan. Awal jalur ditempuh dari Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Jalur Jolotundo sangat terkenal karena melewati banyak situs bersejarah. Jalur ini melewati delapan situs candi bersejarah, sehingga banyak dilewati pendaki maupun wisatawan.

Jalur ini berada di Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Jalur Kedungudi akan bertemu dengan jalur Jolotundo di situs Candi Sinta dan Candi Naga II.

Jalur Tamiajeng adalah jalur pendakian paling populer. Pasalnya, jalur ini memiliki jarak yang pendek untuk mencapai puncak Gunung Penanggungan. Rute ini juga dilengkapi sebanyak empat pos perhentian sebelum sampai puncak.

Jalur Telogo Ngoro berada di Desa Wotanmas Jedong, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Jalur ini lebih diminati para pendaki profesional, tapi kurang bersahabat bagi pemula dan wisatawan karena medannya cukup terjal. Dibandingkan dengan jalur Tamiajeng, jalur Ngoro memiliki jarak yang lebih pendek dan paling pendek dari kelima rute. Namun, untuk melewati jalur ini dibutuhkan usaha ekstra.

Gunung Penanggungan di Mojokerto, Jawa Timur, adalah destinasi yang memikat bagi para pendaki berkat kombinasi unik antara keindahan alam dan kekayaan sejarahnya. Tidak hanya untuk pendakian, di sekitar kawasan Gunung Penanggungan juga terdapat banyak objek wisata yang tak kalah memanjakan mata.

Gunung Penanggungan tidak hanya populer sebagai destinasi pendakian, tetapi juga memiliki sejarah yang kaya. Pada abad ke-10 hingga ke-15, area di sekitar Gunung Penanggungan merupakan pusat pemerintahan kerajaan penting di Jawa Timur, seperti kerajaan Medang, Kahuripan, Singosari, dan Majapahit.

Bukti sejarah ini terlihat dari banyaknya candi dan kuil di sekitar gunung, seperti Candi Wayang dan Candi Arjuna. Diperkirakan ada ratusan peninggalan bersejarah di lereng gunung ini, yang sebagian besar dibangun pada masa Singosari dan Majapahit, mencerminkan seni dan arsitektur Jawa Kuno.

Gunung Penanggungan adalah surga bagi penggemar fotografi, menawarkan berbagai objek foto yang memukau dengan pemandangan alam yang indah dan menakjubkan. Banyak foto-foto menawan dapat diabadikan di sini.

Dengan ketinggian 1.653 meter di atas permukaan laut, Gunung Penanggungan menyuguhkan pemandangan spektakuler dari puncaknya. Pendaki dapat menikmati pemandangan perbukitan hijau yang luas dan matahari terbit atau terbenam yang mempesona. Udara segar dan suasana tenang di gunung ini juga memberikan penyegaran bagi pikiran dan tubuh.

Terletak di kawasan Gunung Penanggungan, tepatnya di Dusun Ketapang, Desa Kemloko, Kecamatan Trawas, Air Terjun Dlundung menawarkan keindahan alam yang memukau. Air Terjun Dlundung memiliki aliran air yang jernih dengan ketinggian sekitar 50–60 meter. Genangan air di bawahnya tidak terlalu dalam sehingga aman bagi pengunjung untuk bermain dan berenang.

Baca Juga: 5 Wisata Alam di Jawa Timur Ini Punya Spot Foto Menakjubkan

Di Gunung Penanggungan, terdapat beberapa fasilitas yang disediakan bagi para pendaki untuk mendukung kegiatan pendakian dan menjaga kenyamanan selama berada di area pendakian. Berikut adalah beberapa fasilitas yang biasanya tersedia di Gunung Penanggungan:

Baca Juga: 9 Tempat Wisata di Mojokerto Terbaru yang Wajib Dikunjungi

Jika sudah memilih jalur pendakian Gunung Penanggungan yang sesuai dengan kemampuan, berikut beberapa tips untuk menjelajahinya!

Meskipun tingginya hanya 1.653 meter di atas permukaan laut, jangan anggap remeh Gunung Penanggungan. Selain medannya yang terjal dan curam, pendakian dimulai dari ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan laut, berarti pendaki harus menanjak sekitar 1.000 meter. Tambahan lagi, tidak ada sumber air dari dasar hingga puncak, pastikan membawa persediaan air yang cukup.

Selama perjalanan ke puncak, pendaki biasanya meninggalkan barang bawaan berat seperti tenda, kompor, dan peralatan masak, dan hanya membawa air dan camilan. Namun, tetap disarankan untuk membawa barang berharga seperti smartphone atau dompet agar tidak hilang.

Pendaki Gunung Penanggungan disarankan mengenakan sepatu gunung karena jalur pendakian yang licin di beberapa titik. Jalur ini juga memiliki banyak batuan, terutama menjelang Puncak Bayangan dan Puncak Penanggungan, dengan beberapa batuan yang cukup tajam. Menggunakan sepatu gunung melindungi kaki dari batu tajam dan mengurangi risiko terpeleset.

Selama perjalanan turun, tanjakan terjal berubah menjadi turunan curam. Selain membebani lutut, jalur ini juga licin karena batuan lepas dan tanah basah. Pendaki harus berhati-hati, menghindari menginjak batuan lepas yang mudah longsor atau tanah yang terlalu miring karena bisa menyebabkan terpeleset.

Untuk mencapai puncak, disarankan mendirikan kemah dan bermalam di Puncak Bayangan terlebih dahulu. Perjalanan kemudian dilanjutkan dini hari sekitar pukul 04.00 WIB. Dengan cara ini, fisik tidak akan terlalu terkuras karena jalur pendakian, terutama dari Pos 4 sampai Puncak Bayangan dan perjalanan ke puncak, yang cukup terjal.

Siapkan perlengkapan Anda, pesan tiket pesawat dan booking hotel di sekitar Gunung Penanggungan menggunakan Traveloka sekarang juga, dan siapkan diri Anda untuk petualangan mendaki yang epik di Gunung Penanggungan. Nikmati keindahan alam, sejarah yang kaya, dan pengalaman yang tak terlupakan. Selamat mendaki dan ciptakan kenangan indah di Gunung Penanggungan!