Sejarah merupakan cerita dari sebuah peristiwa dan pengalaman yang tidak akan bisa hilang dari waktu ke waktu. Sama halnya dengan Benteng Fort Rotterdam yang menjadi sebuah saksi dari sebuah terjadinya sejarah tersebut.
Kembali ke masa lampau, dimana Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng yang di bangun di masa kerajaan Raja Gowa ke-10 yang bernama I-Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung dengan gelar Karaeng Tunipalangga Ulaweng pada tahun 1545 di Provinsi Sulawesi Selatan. Awalnya, nama dari Benteng ini adalah Benteng Jumpandang atau Benteng Ujung Pandang.
Martanto Setyo Husodo / Shutterstock.com
Di awal terbangunnya benteng ini, bahan dasar konstruksinya terbuat dari tanah liat, akan tetapi pada tahun 1634, ketika masa kerajaan Gowa-Tallo yang dipimpin oleh Raja Sultan Alauddin, konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang berasal dari Pegunungan Karst di daerah Maros.
Pada masa antara tahun 1655-1669, Benteng Jumpandang mengalami kerusakan fatal karena serbuan dari VOC yang dipimpin oleh Cornelis J. Speelman. Benteng ini harus diserahkan kepada pihak Pemerintahan Belanda karena Kerajaan Gowa-Tallo yang pada saat itu diperintah oleh Sultan Hasanuddin mengalami kekalahan dalam Perang Makassar dan diharuskan menandatangani perjanjian yang berisikan penyerahan benteng.
Setelah Benteng Jumpandang diserahkan kepada Pemerintahan Belanda, nama benteng mulai berganti dari Benteng Jumpandang menjadi Benteng Fort Rotterdam, yang merupakan nama kelahiran dari Cornelis J. Speelman. Dikarenakan kerusakan parah akibat Perang Makassar, benteng mengalami konstruksi untuk ketiga kalinya dengan menggunakan gaya arsitektur Belanda hingga sekarang. Ketika masa Pemerintahan Belanda berhasil direbut oleh Pemerintahan Jepang pada tahun 1942. Benteng Fort Rotterdam digunakan sebagai kamp tawanan perang Jepang selama Perang Dunia II.
Penginapan dan Hotel di Makassar
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga
Rhmnns / Shutterstock.com
Dibangunnya Benteng Fort Rotterdam memiliki tujuan yang berbeda dari ketiga pihak. Pihak yang dimaksud adalah Kerajaan Gowa-Tallo, Pemerintahan Belanda, dan Pemerintahan Jepang. Kerajaan Gowa-Tallo, membangun Benteng Fort Rotterdam di tahun 1545 dengan tujuan sebagai wilayah yang memudahkan pengawasan terhadap kedatangan invasi Belanda dari arah pantai.
Baca juga: 11 Tempat Wisata Terbaik di Makassar
Sedangkan Pemerintah Belanda, memanfaatkannya hingga tahun 1930-an sebagai :
Markas komando pertahanan
Kantor pusat perdagangan yang sekitarnya di bangun komplek pemukiman
Kediaman pejabat tinggi
Pusat pemerintahan
Peristiwa bersejarah penting yang pernah terjadi di benteng ini adalah ketika Pemerintah Belanda menggunakan Benteng Fort Rotterdam sebagai tempat penawanan Pangeran Diponegoro sejak 1833 hingga wafat pada 8 Januari 1855.
Semasa Pemerintahan Jepang di tahun 1942 hingga 1945, selain digunakan sebagai kamp tawanan perang di Perang Dunia II, benteng ini juga dimanfaatkan sebagai pusat penelitian ilmu pengetahuan dan bahasa.
suronin / Shutterstock.com
Setelah masa Perang Dunia II berakhir dan menyerahnya Pemerintah Jepang kepada Sekutu. Benteng Fort Rotterdam kembali dikuasai oleh Pemerintah Belanda di tahun 1945 hingga 1949 dan kembali difungsikan sebagai kegiatan pertahanan Belanda dalam menghadapi pejuang-pejuang Indonesia. Tahun 1970, benteng dipugar secara ekstensif dan menjadi pusat budaya, pendidikan, dan tempat penampilan kesenian, serta tujuan wisata bersejarah. Provinsi Sulawesi Selatan menjadikan salah satu gedung di dalam komplek pemukiman sebagai museum sejarah yang bernama La Galigo.
Nah, seperti itulah sejarah mengenai Benteng Fort Rotterdam. Jika kalian ingin melakukan perjalanan ke sana, disarankan menggunakan layanan perjalanan yang terjamin seperti Traveloka. Disini kalian bisa pesan mulai dari tiket penerbangan, akomodasi terjangkau di sekitar, dan paket travel terjangkau yang ada.
Mon, 28 Apr 2025
Citilink
Jakarta (CGK) ke Makassar (UPG)
Mulai dari Rp 1.054.700
Mon, 28 Apr 2025
Sriwijaya Air
Jakarta (CGK) ke Makassar (UPG)
Mulai dari Rp 1.059.300
Mon, 28 Apr 2025
Batik Air
Jakarta (CGK) ke Makassar (UPG)
Mulai dari Rp 1.136.400