Patut Dikenal, Inilah 5 Jenis Baju Adat Solo!

Mas Bellboy
02 Mar 2024 - 5 min read

Pengalaman kamu ke Solo tak akan lengkap tanpa mengenakan pakaian adatnya. Lewat baju adat Solo, kamu bisa sekaligus mempelajari makna dan sejarah-sejarah kebudayaan yang mengikatnya.

Tak hanya satu, nyatanya ada banyak jenis yang patut kamu ketahui. Dengan begitu, jika harus mengenakannya kamu sudah paham makna di baliknya. Dari pada penasaran, berikut inilah penjelasan aneka ragam baju adat Solo.

Informasi umum Mengenai Baju Adat Solo

Shutterstock.com

Solo yang masuk dalam wilayah Keraton Surakarta merupakan salah satu daerah yang masyarakatnya dikenal teguh menjaga warisan leluhur. Tradisi yang lama berlangsung tersebut dijaga dan diselaraskan dengan kemajuan zaman, bahkan kemajuan teknologi dimanfaatkan penduduknya untuk memperkenalkan budaya mereka, termasuk pakaian tradisional.

Baju adat dari Solo bukan hanya sekadar pakaian, tetapi juga mewakili nilai-nilai historis, identitas, dan kearifan lokal. Setiap baju adat memiliki cerita dan fungsi khususnya yang tercermin dalam kekayaan budaya Jawa.

Sejarah singkat baju adat Solo

Sebuah jurnal yang diterbitkan Program Studi Kriya Tekstil, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Sebelas Maret Surakarta karya, Hanintia Elma Derista, menyebut bahwa orang Jawa menyadari betul arti penting berpakaian dengan ungkapan "Ajining dhiri saka lathi, ajining raga saka busana". Kalimat ini mengandung maksud bahwa antara jiwa dan raga perlu perhatian khusus agar dirinya mendapat penghormatan yang layak dari pihak lain.

Berdasarkan sejarahnya, mengutip dari berbagai sumber, baju adat Keraton Surakarta dibedakan dengan baju adat Kesultanan Yogyakarta sesuai dengan isi Perjanjian Giyanti (1755) yang memecah Solo dengan Yogyakarta. Sejak saat itu, terjadilah revolusi kebudayaan besar-besaran di Solo.

Raja Keraton Surakarta, Pakubuwono III, kemudian melakukan revolusi kebudayaan, termasuk pakaian. Sejarah itu membuat baju adat menjadi simbol, wujud ekspresi, dan penanda status masyarakat Solo sejak era Keraton Surakarta hingga era modern saat ini.

Keunikan dan ciri khas baju adat Solo

Meski batik sudah sangat masif dan populer, motif batik dalam baju adat Solo tetap memiliki ciri khas tersendiri. Terdapat berbagai macam motif batik khas Solo di antaranya motif sidomukti yang biasa dipakai pada upacara pernikahan, motif kawung yang mengasosiasikan manusia sebagai pusat tenaga alam, serta motif parang yang melambangkan ketajaman olah rasa dan olah pikir.

Pengenaan kebaya sebagai baju adat Solo juga punya ciri khas yakni menggunakan kemben sebagai dalaman. Keelokan kebaya diselaraskan dengan bentuk tubuh wanita sehingga perlu stagen untuk mengencangkan bagian perut dan pinggang.

Fungsi baju adat Solo

Shutterstock.com

Baju adat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bentuk penghormatan untuk menghormati jiwa dan raga diri sendiri dengan memberikan perhatian khusus kepada diri agar mendapat penghormatan yang layak dari pihak lain. Artinya, baju tidak hanya sekadar menjadi kain yang melekat ke tubuh namun juga sebagai medium untuk menghargai diri sendiri dan menghargai sesama manusia lainnya.

Baju adat Solo digunakan oleh seluruh kelas dan kalangan masyarakat suku tanpa terkecuali. Pakaian adat Solo tergolong cukup populer dan digunakan saat acara pernikahan, upacara adat, atau acara-acara sakral lainnya.

Jenis baju adat Solo

Agar kami mengenal lebih jauh soal jenis-jenis baju adat khas Solo, berikut ini akan kami paparkan nama-namanya beserta penjelasannya:

1. Basahan

Rupa dari baju adat Basahan amat mencolok karena tubuh bagian leher dan pundak pengguna baju ini dibiarkan terbuka, baik itu untuk pria maupun untuk wanita. Khusus untuk para pria, dibiarkan bertelanjang dada.

Di bagian dada terdapat semacam kalung yang melambangkan kemewahan. Untuk bawahan, para pria menggunakan kain dodot yang dipakai mulai dari pusar hingga ke atas mata kaki. Sebagai penutup kepala, pria mengenakan kuluk yang memiliki beberapa macam warna. Tidak lupa para pria membawa senjata berupa keris untuk menunjukkan kekuatan.

Sementara itu, para wanita menggunakan kemben digunakan untuk menutupi tubuh bagian dada. Sementara bawahannya, para wanita juga menggunakan Dodot. Rambut ditata membentuk konde dan dihiasi dengan bunga-bunga di atasnya.

2. Surjan

Baju Surjan khusus digunakan pria, merupakan kemeja disertai motif lurik-lurik coklat dan hitam. Di bagian depannya terdapat saku. Bawahannya merupakan kain panjang bermotif batik yang dililitkan di pinggang dan panjangnya hingga mata kaki.

Sebagai penutup kepala, para pria dapat menggunakan blangkon yang terbuat dari kain batik. Kain tersebut dililitkan di kepala lalu diikat. Di zaman modern saat ini sudah banyak dibuat blankon instan yang memudahkan pengguna untuk memakainya.

3. Beskap

Model beskap mirip dengan Surjan hanya saja menggunakan warana kai polos hitam sebagai atasannya. Bedanya dengan Surjan, desain beskap dibuat tidak simetris sebagai berjaga-jaga untuk menyimpan keris. Bawahannya sama dengan Surjan, merupakan kain panjang bermotif batik yang dililitkan di pinggang dan panjangnya hingga mata kaki.

4. Jawi Jangkep

Pada dasarnya, pakaian Jawi Jangkep merupakan beskap hitam yang disertai motif bunga keemasan di bagian tengah baju hingga memanjang ke bagian lengan. Jawi Jangkep berkerah agak tinggi dan tidak memiliki lipatan. Di lehernya, pria yang menggunakan Jawi Jangkep umumnya mengenakan untaian bunga melati yang dikalungkan.

Sama seperti beskap pada umumnya, bagian depan dan belakang sebelah bawah baju Jawi Jangkep ini sengaja dibuat tidak simetris. Bagian depan dibuat lebih panjang dibandingkan bagian belakang sebagai antisipasi untuk menyimpan keris.

5. Batik

Keraton Surakarta memiliki beragam jenis batik dengan berbagai macam motif. Harga batik Solo semakin mahal adalah metode tulis pada pembuatan batik yang menggunakan tangan secara manual.

Terdapat beberapa jenis motif kain batik khas solo di antaranya batik cakar ayam yang menjadi simbol kehidupan yang mandiri dan sejahtera, batik grageh wuluh yang lazim digunakan orang untuk berkegiatan sehari-hari, serta batik parang kusumo yang pada zaman dahulu kerap dikenakan kalangan bangsawan yang menandakan keluhuran dan kedudukan penggunanya.

Aksesoris baju adat Solo

Shutterstock.com

Untuk melengkapi baju adat khas Solo terdapat beberapa aksesoris yang perlu dikenakan pemakai baju adat untuk menyempurnakan kekhasan dan cita rasa dari pakaian adat Solo. Beberapa aksesoris ini di antaranya:

1. Blankon

Para pria dapat menggunakan blangkon yang terbuat dari kain batik untuk melengkapi baju beskap ataupun Surjan. Kain tersebut dililitkan di kepala lalu diikat. Di zaman modern saat ini sudah banyak dibuat blankon instan yang memudahkan pengguna untuk memakainya.

2. Kuluk

Fungsi kuluk sama dengan blankon yakni sebagai penutup kepala pria yang biasanya dipadukan dengan baju basahan. Umumnya, warna kuluk berupa hitam polos dengan ornamen kuning keemasan di sekelilingnya.

3. Kalung

Kalung kuning keemasan adalah aksesoris wajib dari pakaian adat Basahan. Aksesoris kalung berfungsi juga untuk menutupi bagian dada atas pria maupun wanita yang terbuka saat menggunakan baju adat Basahan.

4. Riasan Paes Ageng

Riasan yang digunakan ketika memakai Basahan dinamakan Paes Ageng Kanigaran. Riasan ini merupakan warisan dari Kerajaan Mataram yang menjadi kerajaan besar di Jawa.

Bahan baju adat Solo

Baju adat Beskap maupun Jawi Jangkep umumnya dibuat menggunakan bahan kain beludru halus yang dihiasi sulaman benang emas sesuai kebutuhan. Sementara baju Surjan terbuat dari bahan katun dengan motif lurik yang dibuat menggunakan pewarna pakaian alami.

Bawahan yang digunakan baju adat solo merupakan kain batik yang menggunakan berbagai macam motif sesuai pilihan maupun kebutuhan penggunanya.

Jenis acara yang mengenakan baju adat Solo

Baju adat Solo, khususnya Basahan, digunakan pasangan pengantin untuk upacara perkawinan. Para tamu dan keluarga biasanya menggunakan baju adat Beskap maupun Jawi Jangkep.

Banyak juga ditemukan masyarakat Solo yang masih menggunakan Surjan dalam kehidupan sehari-terutama, terutama para abdi dalem di Keraton Surakarta.

Tips saat mengenakan baju adat dan Lokasi wisata yang menyediakan penyewaan baju adat Solo

Shutterstock.com

Saat kamu mau mengenakan baju adat Solo, pastikan jika ukuran baju yang akan kamu kenakan sesuai dengan ukuran badanmu, baik atasan, bawahan, hinga aksesoris-aksesoris pelengkapnya. Kalau kamu kamu ingin merasakan pengalaman menggunakan baju adat Solo, datang saja langsung ke kota ini dan berwisata ke Keraton Surakarta yang terbuka untuk umum.

Nah, agar perjalanan wisatamu ke Solo semakin menyenangkan, pastikan untuk selalu melakukan pemesanan tiket pesawat dan hotel hanya dengan aplikasi Traveloka. Dengan paket Traveloka tiket pesawat plus hotel kamu berkesempatan untuk liburan hemat kemana saja di seluruh dunia. Jadi, jangan ragu untuk download aplikasinya sekarang juga!

Penginapan dan Hotel di Solo

Cari Hotel di Solo dengan promo Traveloka

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan