Keraton Kasepuhan Cirebon adalah salah satu warisan budaya yang sangat berharga di Kota Cirebon yang bisa kamu kunjungi bersama keluarga maupun teman-teman. Keelokan dan nilai budayanya tidak kalah dengan keraton-keraton lain seperti Keraton Solo.
Di masa lalu, bangunan bersejarah ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Cirebon. Selain itu, posisinya yang berada di antara wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat menjadikannya sebagai penghubung antara dua kebudayaan utama, yaitu Sunda dan Jawa.
Masih banyak lagi sejarah dan keunikan lain yang terkandung di dalam kompleks keraton ini yang menawarkan banyak hal untuk dipelajari oleh para wisatawan saat mengunjunginya. Daripada semakin penasaran, simak ulasan Keraton Kasepuhan Cirebon dari Traveloka di bawah ini!
Shutterstock.com
Sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon terkait erat dengan keruntuhan Kerajaan Cirebon pada tahun 1666 Masehi di bawah kepemimpinan Panembahan Ratu II atau Pangeran Rasmi. Pada waktu itu, Sultan Amangkurat I dari Mataram yang juga mertua Panembahan Ratu II, memanggilnya ke Surakarta dengan tuduhan bersekongkol dengan Banten untuk meruntuhkan kekuasaannya di Mataram. Akibatnya, Panembahan Ratu II diasingkan dan akhirnya wafat di Surakarta pada tahun 1667 Masehi.
Kosongnya kekuasaan di Kerajaan Cirebon kemudian dimanfaatkan oleh Mataram yang secara sepihak mengambil alih kontrol. Tindakan ini memicu kemarahan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten. Sultan Ageng Tirtayasa membebaskan kedua putra Panembahan Ratu II yang diasingkan oleh Mataram, yaitu Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya.
Pada tahun 1677 Masehi, konflik internal di Kerajaan Cirebon terjadi karena perbedaan pendapat mengenai penerus kerajaan. Akibatnya, Sultan Ageng Tirtayasa membagi Kerajaan Cirebon menjadi tiga bagian: Kesultanan Kanoman dipimpin oleh Pangeran Kartawijaya dengan gelar Sultan Anom I, Kesultanan Kasepuhan diberikan kepada Pangeran Martawijaya dengan gelar Sultan Sepuh I, dan Panembahan Cirebon dipegang oleh Pangeran Wangsakerta.
Seperti halnya Keraton Yogyakarta atau keraton di Jawa pada umumnya, Keraton Kasepuhan Cirebon juga berdiri di sisi Selatan yang menghadap alun-alun kota. Di bagian Barat keraton, terdapat Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang melengkapi kompleksnya.
Lebih tepatnya, keraton ini terletak di Jl. Kasepuhan No.43, Kesepuhan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45114.
Untuk mencapai Cirebon, kota yang menawarkan beragam pesona pariwisata ini dapat diakses melalui Stasiun Cirebon dengan menggunakan kereta api. Selain itu, jalan tol Cipali yang beroperasi memudahkan akses darat ke Cirebon, membentang sepanjang 116 kilometer dari Cikopo, Purwakarta hingga ke Palimanan, Cirebon.
Jika kamu memulai perjalanan dari Stasiun Cirebon, penting untuk diketahui bahwa ketersediaan taksi reguler di area tersebut terbatas. Namun, kamu dapat mengandalkan layanan antar-jemput atau menyewa mobil rental yang bisa dipesan di Traveloka.
Sebagai destinasi wisata sejarah yang terkenal di Cirebon, Keraton Kasepuhan memiliki banyak hal menarik yang disajikan kepada pengunjungnya.
Keraton Kasepuhan memiliki dua pintu gerbang utama dengan Kreteg Pangrawit di utara yang merupakan jembatan dan Lawang Sanga di selatan yang merupakan pintu sembilan. Setelah melewati Kreteg Pangrawit, pengunjung akan sampai di bagian depan keraton, di mana terdapat dua bangunan utama, yaitu Pancaratna dan Pancaniti.
Pancaratna terletak di kiri depan kompleks, menghadap ke arah barat. Bangunan ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 8 × 8 meter, menggunakan lantai tegel. Atapnya ditopang oleh empat sokoguru di atas lantai yang lebih tinggi dan didukung oleh 12 tiang pendukung di lantai yang lebih rendah. Atap bangunan ini terbuat dari genteng dengan mamolo di puncaknya.
Pancaratna berfungsi sebagai tempat untuk menerima para pembesar desa yang dihormati oleh Demang atau Wedana, dilengkapi dengan pagar terali besi di sekelilingnya.
Pancaniti yang artinya "jalan atasan" adalah pendopo yang terletak di sebelah timur. Bangunan ini berukuran 8 × 8 meter, menggunakan lantai tegel, dan tidak memiliki dinding. Atapnya didukung oleh 16 tiang sirap dan juga dilengkapi dengan pagar terali besi di sekelilingnya.
Pancaniti digunakan sebagai tempat latihan keprajuritan bagi para perwira keraton di alun-alun serta sebagai tempat pengadilan. Kedua bangunan ini merupakan bagian penting dari kompleks Keraton Kasepuhan, mencerminkan kekayaan arsitektur dan fungsi budaya dalam kehidupan keraton pada masa lalu.
Ketika memasuki kawasan keraton, pengunjung akan disuguhi keindahan arsitektur dan interior yang khas dari bangunan-bangunan di sana. Struktur bangunan keraton didominasi oleh warna cat putih yang mencolok dan masih mempertahankan dinding batu bata yang khas.
Taman-taman hijau dan pepohonan yang mengelilingi kawasan keraton menambahkan suasana asri yang memikat. Bangunan keraton dilengkapi dengan pendopo dan singgasana raja, yang menjadi ciri khas dari arsitektur keraton.
Secara keseluruhan, bangunan keraton mencerminkan perpaduan gaya arsitektur dari budaya Hindu dan Islam. Terlihat pula pengaruh dari budaya Cina dan Belanda yang masih memengaruhi desain bangunan tersebut.
Pemerintah sering mengadakan berbagai acara kebudayaan di Keraton Kasepuhan sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya.
Jika kamu berkunjung pada waktu yang tepat, kamu akan dapat menyaksikan berbagai acara menarik tersebut. Di antara acara-acara yang sering diadakan di keraton ini adalah kirab budaya atau pawai budaya yang melibatkan beberapa kabupaten di sekitar Cirebon.
Setiap daerah biasanya menampilkan atraksi budaya khas mereka, memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk lebih mengenal kebudayaan setempat.
Selain itu, Keraton Kasepuhan juga sering menjadi tuan rumah berbagai festival nusantara, seperti Festival Keraton Nusantara, Festival Topeng Nusantara, Grebeg Syawal, dan festival kebudayaan lainnya, yang semuanya turut memeriahkan acara-acara kebudayaan di situs wisata bersejarah ini.
Bangunan Siti Hinggil yang terletak di lahan seluas 25 hektar di Keraton Kasepuhan Cirebon, merupakan salah satu dari beberapa bangunan bersejarah yang penting di kawasan keraton ini. Bangunan ini adalah bangunan yang pertama kali dilihat oleh para wisatawan yang memasuki kompleks keraton.
"Siti Hinggil" secara harfiah berarti tanah yang tinggi. Bangunan ini terbuat dari bata merah dan mengusung gaya arsitektur Majapahit. Di kawasan ini, terdapat lima bangunan tanpa dinding.
Bangunan utama di Siti Hinggil disebut Malang Semirang dengan enam tiang penyangga utama. Tiang-tiang ini melambangkan rukun iman dalam ajaran Islam. Secara keseluruhan, bangunan ini memiliki 20 tiang yang masing-masing melambangkan sifat-sifat Allah.
Kompleks bagian dalam Keraton Kasepuhan Cirebon memang memukau dengan berbagai elemen sejarah dan kebudayaan yang tersimpan di dalamnya. Pengunjung yang memasuki area ini akan disambut dengan gapura bergaya Majapahit. Istilah "gapura" sendiri memiliki akar dari Bahasa Arab "Al Ghafur" yang artinya Maha Pengampun.
Setelah melewati gapura, pengunjung akan menemukan banyak koleksi benda pusaka yang tersusun rapi dan indah. Salah satu yang sangat ikonik adalah Kereta Kencana Singa Barong yang dahulu menjadi kendaraan Sunan Gunung Jati. Singa Barong ini menjadi simbol perpaduan tiga budaya dan agama pada zamannya, yaitu Indonesia, Tiongkok, dan India. Kereta ini adalah karya dari Panembahan Losari pada tahun 1529
Bentuk Singa Barong sendiri menggabungkan ciri-ciri empat hewan, naga sebagai kepala, garuda sebagai sayap, singa atau macan sebagai tubuh, dan belalai gajah sebagai tambahan.
Lokasinya yang strategis di kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon membuatnya menjadi tujuan yang penting untuk memahami dan mengapresiasi sejarah dan kebudayaan yang kaya di wilayah tersebut.
Meskipun Keraton Kasepuhan masih berfungsi sebagai bangunan keraton yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, fasilitas yang tersedia di antaranya sebagai berikut.
- Toilet umum
- Tempat ibadah (mushola)
- Tempat sampah
- Area parkir gratis
- Halaman pendopo atau ruang kosong yang luas yang sering digunakan untuk pagelaran atau penyelenggaraan acara penting.
Tidak ada salahnya, loh, kamu dan keluarga berkunjung ke Keraton Kasepuhan. Di sini kamu tidak hanya belajar sejarah, tetapi juga dapat berfoto di bangunan keraton yang unik dan bersih.
Penginapan dan Hotel di Cirebon
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga
Kunjungi berbagai tempat sejarah di Indonesia dengan Traveloka. Di Traveloka, kamu bisa mendapat banyak kemudahan, seperti booking hotel atau penginapan yang dekat dengan destinasi wisata, booking tiket pesawat secara online, dan juga memesan mobil rental agar liburanmu semakin mudah!