Keraton Surakarta Hadiningrat: Daya Tarik dan Sejarah Bangunan

Mas Bellboy
07 Sep 2024 - 4 min read

Keraton Surakarta Hadiningrat yang berlokasi di Kota Surakarta, Jawa Tengah, didirikan pada abad ke-18 oleh Sunan Pakubuwono II yang juga dikenal sebagai Susuhunan Pakubuwono II. Istana ini merupakan warisan budaya yang dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Jawa Tengah. Selain sebagai tempat tinggal bagi keluarga kerajaan, Keraton Surakarta Hadiningrat juga berperan sebagai pusat kebudayaan dan tempat pembelajaran bagi masyarakat Jawa.

Salah satu acara yang terkenal dari Keraton Surakarta Hadiningrat adalah Grebeg Maulud yang dihadiri oleh ribuan warga dan pengunjung dari seluruh penjuru Jawa Tengah.

Dalam artikel ini, Traveloka akan mengulas secara menyeluruh tentang Keraton Surakarta Hadiningrat, Jawa Tengah, termasuk sejarahnya, keunikan, dan rute untuk mengunjunginya. Simak sampai habis, yuk!

Bagaimana Cara Menuju ke Keraton Surakarta Hadiningrat?

Keraton Surakarta Hadiningrat

Shutterstock.com

Lokasi dari Keraton Surakarta Hadiningrat sendiri adalah di Jl. Kamandungan, Baluwarti, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57144. Kamu bisa menempuh berbagai cara untuk pergi ke keraton.

1. Perjalanan dengan Kereta Api

Jika kamu berada di luar kota Solo, salah satu cara paling nyaman adalah menggunakan kereta api. Solo memiliki Stasiun Balapan yang merupakan stasiun besar. Setelah tiba di Stasiun Balapan, kamu bisa melanjutkan perjalanan menggunakan angkot, becak, atau taksi menuju Keraton Surakarta.

2. Perjalanan dengan Mobil atau Motor Pribadi

Jika kamu ingin fleksibilitas lebih besar dalam menentukan jadwal perjalanan, atau tidak ingin tergantung pada transportasi umum, kamu bisa menggunakan mobil atau motor pribadi. Gunakan aplikasi navigasi seperti Google Maps atau Waze untuk menemukan rute terbaik, seperti melalui Jalan Slamet Riyadi atau Jalan Adi Sucipto.

3. Perjalanan dengan Bus

Kamu juga bisa menggunakan bus untuk menuju Keraton Surakarta. Solo memiliki Terminal Tirtonadi sebagai terminal bus utama. Kamu bisa membeli tiket bus dari berbagai kota di Jawa seperti Semarang, Yogyakarta, atau Jakarta, dan setelah tiba di Terminal Tirtonadi, lanjutkan perjalanan dengan angkot atau taksi ke Keraton Surakarta.

4. Perjalanan dengan Pesawat Terbang

Jika kamu berada di luar Jawa, pilihan terbaik adalah menggunakan pesawat terbang. Solo memiliki Bandara Internasional Adi Sumarmo yang melayani penerbangan domestik dan internasional. Setelah tiba di bandara, kamu bisa melanjutkan perjalanan menggunakan taksi atau menyewa mobil ke Keraton Surakarta.

Sejarah Keraton Surakarta Hadiningrat

Keraton Surakarta memiliki akar yang kuat dalam sejarah Kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram didirikan pada tahun 1575 oleh Panembahan Senopati Ing Ngalogo, yang kemudian menjadi sultan pertamanya. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Agung, yang memerintah dari tahun 1613 hingga 1645.

Dari Kerajaan Mataram inilah kemudian lahir dinasti-dinasti penerusnya, termasuk Keraton Surakarta yang didirikan oleh Pakubuwono II dengan gelar Susuhunan Paku Buwana Senapati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panatagama. Ini menunjukkan bahwa Keraton Surakarta merupakan bagian penting dari warisan dan perkembangan Kerajaan Mataram di Jawa Tengah.

1. Geger Pecinan

Peristiwa Geger Pecinan terjadi pada masa pemerintahan Pakubuwono II. Pemberontakan ini dimulai pada tahun 1740 setelah VOC menerapkan kebijakan pengurangan jumlah orang Cina di Batavia, mendorong banyak orang Cina untuk mengungsi ke Jawa Tengah dan membentuk kelompok perlawanan.

Laskar Cina yang melarikan diri ini mendapat dukungan dari beberapa bupati di wilayah pesisir, dan secara rahasia Pakubuwono II juga mendukung mereka melalui Adipati Natakusuma, patih Kerajaan Kartasura. Tujuan dari dukungan ini adalah untuk melawan dominasi VOC di wilayah Mataram Kartasura.

Namun, setelah upaya mereka untuk menguasai Kota Semarang tidak berhasil, Pakubuwono II mencabut dukungannya dan kembali berpihak kepada VOC untuk menindak perlawanan laskar Cina.

Pakubuwono II akhirnya menangkap Adipati Natakusuma dan mengirimnya ke Sailon (Sri Lanka) untuk menghindari kecurigaan VOC terhadap keterlibatannya. Meskipun demikian, kekuatan laskar Cina terus bertambah dengan dukungan dari Bupati Pati, Grobogan, dan beberapa kerabat raja.

Mereka bahkan berhasil mengangkat Mas Garendi sebagai penguasa baru dengan gelar Sunan Kuning atas Kerajaan Mataram Kartasura. Pada tahun 1742, tekanan terhadap Kerajaan semakin meningkat, memaksa raja, kerabat, dan pengikutnya yang loyal untuk mengungsi ke Ponorogo.

Pemberontak akhirnya berhasil menduduki dan merusak Keraton Kartasura. Namun, dengan bantuan pasukan VOC, Pakubuwono II berhasil memadamkan pemberontakan tersebut dan merebut kembali Kerajaan Kartasura dari laskar Cina.

2. Berpindah ke Surakarta

Setelah mengalami pemberontakan dan kehancuran Keraton Kartasura, Pakubuwono II merasa bahwa keraton tersebut tidak lagi layak menjadi pusat kerajaan menurut kepercayaan Jawa, karena keraton yang rusak dianggap telah kehilangan wahyu spiritualnya.

Setelah melalui pertimbangan yang matang, Pakubuwono II memilih Desa Solo sebagai lokasi baru untuk mendirikan keraton pengganti Keraton Kartasura yang sudah rusak.

Desa Solo kemudian diberi nama Keraton Surakarta secara resmi pada tanggal 17 Februari 1745 oleh Pakubuwono II. Dengan ini, Keraton Surakarta menjadi markas baru bagi pemerintahan dan kekuasaan Pakubuwono II serta dinasti Surakarta yang baru.

Kompleks Bangunan Keraton Surakarta Hadiningrat

Kompleks Keraton Surakarta Hadiningrat memiliki berbagai bangunan yang unik dengan makna dan fungsi tersendiri

1. Pagelaran

Ruang terbuka di tengah kompleks istana yang digunakan untuk upacara keagamaan dan pertunjukan seni tradisional Jawa.

2. Pendopo

Bangunan untuk menerima tamu kerajaan dengan atap tinggi dan tanpa dinding di sisi-sisinya.

3. Dalem Ageng

Bangunan utama tempat tinggal para sultan dan keluarga kerajaan.

4. Taman Sari

Taman di belakang kompleks istana sebagai tempat rekreasi dan mandi bagi keluarga kerajaan.

5. Puro Mangkunegaran

Kompleks istana di utara Keraton Surakarta, didirikan pada abad ke-18 oleh Pangeran Sambernyowo, putra Susuhunan Pakubuwono III, setelah memisahkan diri dari keraton.

Di dalam kompleks ini juga tersimpan benda-benda pusaka seperti keris, perhiasan, lukisan, dan artefak bersejarah yang memiliki nilai sejarah dan kebudayaan tinggi. Salah satu contohnya adalah Keris Mpu Gandring, yang terkenal karena memiliki energi mistis dan dihormati oleh tokoh agama dan masyarakat Jawa.

Keraton Surakarta Hadiningrat sebagai Pusat dari Upacara Keagamaan dan Kebudayaan

Kompleks Keraton Surakarta bukan hanya sebagai tempat tinggal kerajaan, tetapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya Jawa yang kaya tradisi. Acara-acara seperti Grebeg Maulud, Grebeg Syawal, dan Grebeg Besar diadakan di sini untuk memperingati hari besar Islam atau sebagai bagian dari upacara adat Jawa.

Selain itu, kompleks ini juga berperan sebagai pusat kebudayaan dan kesenian Jawa, di mana seniman dan budayawan sering melakukan pertunjukan seni tradisional seperti wayang kulit, gamelan, dan tarian klasik Jawa.

Tempat ini juga menjadi sarana pembelajaran bagi generasi muda yang ingin memahami lebih dalam tentang budaya dan sejarah Jawa.

Dalam perjalanannya, Kompleks Keraton Surakarta telah mengalami beberapa renovasi dan perbaikan, terutama setelah mengalami gempa dan perang. Meskipun demikian, keunikan dan keaslian arsitektur Jawa klasik tetap terjaga dengan baik hingga kini, menjadikannya salah satu destinasi wisata sejarah dan budaya yang populer di Jawa Tengah.

Daya Tarik yang Ada di Keraton Surakarta Hadiningrat

1. Arsitektur yang Unik

Keraton Surakarta menonjol dengan arsitektur yang memikat, gabungan gaya Jawa dan Eropa dengan dominasi warna putih dan biru. Bangunan kompleks seperti Pagelaran, Pendopo, Dalem Ageng, dan Taman Sari menghadirkan ruang-ruang dengan fungsi dan makna tersendiri bagi pengunjung.

2. Museum Keraton

Museum Keraton Surakarta menggambarkan sejarah melalui koleksi peninggalan kerajaan, termasuk peralatan sehari-hari keluarga keraton, benda pusaka seperti keris, tombak, wayang, dan kereta kencana. Di sini juga dipamerkan hadiah dari negara lain kepada Keraton Surakarta.

3. Pagelaran Budaya

Pagelaran budaya di Keraton Surakarta adalah atraksi utama, dengan prosesi arak-arakan dan upacara mengelilingi benteng keraton yang memamerkan pusaka dan kerbau albino. Pengunjung dapat melihat penjaga istana dalam pakaian tradisional Surakarta lengkap. Acara ini langka karena hanya diadakan tiga kali setahun pada bulan Mulud, Syawal, dan Bulan Besar.

4. Perpustakaan Keraton Surakarta Hadiningrat

Perpustakaan yang berusia puluhan tahun ini menawarkan berbagai buku warisan Keraton Surakarta, termasuk sejarah raja-raja Surakarta dan Dinasti Mataram. Pengunjung dapat menemukan koleksi surat kabar kuno seperti Bromartani dalam ruang khusus.

Penginapan dan Hotel di Solo

Cari Hotel dengan prom...

Lihat Harga

Kunjungi Keraton Surakarta Hadiningrat bersama keluarga dengan Traveloka. Di Traveloka, kamu bisa booking tiket pesawat dengan cepat dan mudah, booking hotel dan penginapan yang dekat dengan destinasi wisata hingga pergi ke berbagai atraksi dan aktivitas seru yang hanya ada di kota tujuanmu!

Dalam Artikel Ini

• Bagaimana Cara Menuju ke Keraton Surakarta Hadiningrat?
• 1. Perjalanan dengan Kereta Api
• 2. Perjalanan dengan Mobil atau Motor Pribadi
• 3. Perjalanan dengan Bus
• 4. Perjalanan dengan Pesawat Terbang
• Sejarah Keraton Surakarta Hadiningrat
• 1. Geger Pecinan
• 2. Berpindah ke Surakarta
• Kompleks Bangunan Keraton Surakarta Hadiningrat
• 1. Pagelaran
• 2. Pendopo
• 3. Dalem Ageng
• 4. Taman Sari
• 5. Puro Mangkunegaran
• Keraton Surakarta Hadiningrat sebagai Pusat dari Upacara Keagamaan dan Kebudayaan
• Daya Tarik yang Ada di Keraton Surakarta Hadiningrat
• 1. Arsitektur yang Unik
• 2. Museum Keraton
• 3. Pagelaran Budaya
• 4. Perpustakaan Keraton Surakarta Hadiningrat
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan