Sebagai pecinta lokomotif sejati, pernahkah kamu mendengar tentang kereta api CC 201? Jenis kereta api ini cukup populer diperbincangkan di tengah pencinta lokomotif karena memiliki sejarah yang unik dan juga menarik untuk disimak. Selain itu, tampilan dari kereta api CC 201 juga terlihat vintage dan klasik.
Apakah kamu mau mengenal kereta api CC 201 lebih jauh? Mari simak informasi seputar sejarah hingga tampilannya berikut ini, yuk!
Lokomotif CC 201 atau kereta api CC 201 adalah sebuah lokomotif diesel elektrik yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia dan diproduksi oleh General Electric Transportation dengan model GE U18C. Berbicara tentang massanya, kereta api CC 201 memiliki massa 84 ton (83 ton panjang dan 93 ton pendek).
Desain dari kereta api CC 201 atau lokomotif CC 201 terlihat lebih ramping dan mampu memproduksi daya sebesar 1.454 kW (1.950 hp). Terkait susunan gandarnya, kereta api CC 201 mempunyai susunan gandar Co'Co', yaitu dua bogie yang masing-masing dilengkapi dengan tiga gandar berpenggerak. Jika melewati lintasan yang datar ataupun lintasan di pegunungan, kereta api CC 201 mampu melintas dengan kecepatan hingga 120 km/h (kilometer per jam) atau 33 m/s.
Dalam sejarahnya, lokomotif CC 201 atau kereta api CC 201 sudah memiliki banyak pengalaman dalam menarik berbagai jenis kereta, sebut saja kereta bisnis, kereta ekonomi, kereta eksekutif, kereta campuran, dan tak ketinggalan kereta barang atau kargo.
Akan tetapi, pada saat ini, lokomotif CC 201 lebih sering digunakan untuk kereta api di kelas bisnis, lokal, campuran, hingga ekonomi, termasuk berdinas langsiran menggantikan lokomotif lainnya, seperti lokomotif D300, D301, atau BB300. Selain itu, kereta api CC 201 juga kerap dimanfaatkan sebagai sarana bagi para calon masinis untuk melakukan latihan.
Beralih ke mesinnya, lokomotif atau kereta api CC 201 dilengkapi dengan mesin GE 7FDL8. Di samping itu, mesin yang dimiliki oleh kereta api CC 201 adalah mesin empat tak yang juga banyak digunakan oleh kereta api lainnya di Tanah Air.
Uniknya, mesin GE 7FDL8 memiliki teknologi turbocharger, yaitu sebuah teknologi atau alat yang diputar oleh aliran gas buang guna memompa udara agar bisa masuk ke ruangan bakar mesin diesel. Tujuannya adalah meningkatkan kinerja mesin diesel dan meningkatkan keluaran dayanya.
Sebagai informasi, kereta api CC 201 adalah lokomotif GE Transportation yang paling sukses di Indonesia. Peran dari lokomotif diesel hidraulis di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa pun mulai tergantikan oleh lokomotif yang unik dan keren ini.
Baca juga: 5 Museum Kereta Api di Indonesia, Apa Saja?
Sejarah kereta api CC 201 cukup panjang karena kereta api ini mulai didatangkan ke Indonesia pada tahun 1977 oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api atau PJKA. Kala itu, PJKA ingin memodernisasi sarananya sehingga mendatangkan kereta api CC 201.
Alasan lain mengapa kereta api CC 201 didatangkan ke Indonesia adalah masuk dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) untuk perusahaan PJKA. Tidak hanya itu, pengadaan dari kereta api CC 201 juga terus dilakukan sampai tahun 2005.
Sepanjang sejarahnya, kereta api CC 201 terdiri dari empat generasi, mulai dari generasi pertama, generasi kedua, generasi ketiga, hingga lokomotif yang merupakan hasil rehab dari Lokomotif BB203. Lokomotif BB203 sendiri adalah lokomotif yang diposisikan di jalur yang belum bisa dilintasi oleh lokomotif CC 201, sebut saja jalur di Semarang.
Pada waktu itu, lintasan kereta yang melintasi Cirebon - Semarang, sampai Surabaya Pasar Turi belum bisa dilintasi lokomotif berat. Alasannya adalah lintasan ini adalah lintasan transportasi tram yang axle load-nya rendah.
Akan tetapi, prasarana terus dikembangkan sehingga lokomotif ini "naik level" menjadi lokomotif CC 201. Hal ini dapat dilakukan dengan mudah karena lokomotif BB203 punya spesifikasi yang tidak jauh berbeda dengan kereta api CC 201.
Pada saat ini, terdapat sekitar 144 unit kereta api CC 201. Namun, beberapa di antaranya sudah dipurnatugaskan (pensiun) karena pernah mengalami peristiwa luar biasa hebat alias PLH.
Terdapat sebuah kisah unik dari salah satu kereta api CC 201, yaitu kereta api CC 201 45 (CC201 83 07). Lokomotif yang dikenal dengan julukan lokomotif "Bader" ini diceritakan kerap mengalami peristiwa yang tragis. Salah satu peristiwa tersebut adalah kecelakaan yang tidak jelas apa penyebabnya setelah diperbaiki di Balai Yasa Pengok di Yogyakarta. Kecelakaan ini berupa tabrakan yang terjadi di lintasan uji coba di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta.
Beberapa upaya sudah dilakukan untuk memperbaiki kereta api ini. Bahkan, Teknisi General Electric dihadirkan langsung dari Amerika Serikat untuk memperbaiki kereta api ini. Akan tetapi, teknisi tersebut menyerah.
(Foto: dok. Facebook Kereta Api Kita)
Kereta api CC 201 dikenal sebagai kereta api atau lokomotif operasional sehingga tampilannya cukup adaptif dengan berbagai macam pola pengecatan (livery) yang mengikuti identitas visual dari perusahaan. Sampai saat ini, kereta api CC 201 telah dicat dengan empat skema warna. Perubahan pola cat biasanya dilakukan setelah kereta api ini selesai menjalani overhaul di balai yasa.
Balai yasa, atau yang sering disingkat BY, merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan perawatan-perawatan besar terhadap sarana dari kereta api. Istilah balai yasa pertama kali digunakan pada tahun 1959 silam untuk Balai Yasa Yogyakarta.
Berikut adalah beberapa tampilan atau pola pengecatan yang saat ini digunakan/pernah digunakan oleh kereta api CC 201:
Pada bulan Februari tahun 2021, pola pengecatan dari DKA-PJKA (vintage livery) digunakan lagi untuk CC 201, tepatnya pada kereta api CC 201 83 31. Jangan salah, pola pengecatan ini ternyata disarankan oleh dua komunitas pencinta kereta api di Indonesia, yaitu Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) dan Semboyan Satoe. Kedua komunitas pencinta kereta api di Indonesia ini memberikan proposal kepada Balai Yasa Yogyakarta untuk menghadirkan kembali skema vintage livery terhadap CC 201.
Tidak hanya CC 201 83 31 saja yang mendapatkan skema pengecatan vintage livery. Lokomotif CC 201 83 34, 92 01, dan 77 17 juga mendapatkan vintage livery. Hanya saja, lokomotif CC 201 83 34 menjalani proses pengecetan di Depo Lokomotif Semarang Poncol.
Belum lama ini, tepatnya pada tanggal 13 November 2024, lokomotif CC 201 92 06 yang menghuni wilayah Divisi Regional I Sumatera Utara dan sebelumnya menggunakan pola pengecatan bawaan KAI, juga kembali menggunakan pola pengecatan albinisme, tetapi ditambahkan logo KAI 2020. Hal ini diproposalkan oleh komunitas IRPS, komunitas pencinta kereta api Divre I, Divre I Railfans, hingga Balai Yasa Pulu Brayan.
Tidak perlu repot-repot atau capek-capek membeli tiket kereta api di stasiun keberangkatan. Daripada antre panjang dan berdesak-desakan dengan penumpang lainnya, kamu bisa langsung membeli tiket kereta api dari rumah melalui situs ataupun aplikasi Traveloka dengan mudah, cepat, dan tentunya praktis, loh!
Terdapat segudang kemudahan dan kenyamanan yang bisa kamu rasakan kalau memesan tiket kereta api KAI Official langsung melalui aplikasi Traveloka, mulai dari metode pembayaran yang lengkap hingga proses pembelian tiket yang cepat.
Lebih dari itu, Traveloka juga dapat membantu kamu untuk memilih jadwal keberangkatan yang paling sesuai dengan jadwal kamu, membandingkan harga sesuai dengan budget yang kamu miliki, hingga menikmati kenyamanan membeli tiket kereta api KAI Official secara online.
Beli tiket KAI Official di aplikasi Traveloka sekarang juga dan dapatkan promo-promo menariknya!