Lampung, sebuah provinsi yang kaya akan keindahan alam dan keberagaman budaya, menawarkan sebuah warisan musik tradisional yang memikat hati. Dikenal dengan keindahan pantainya yang menakjubkan, hutan tropis yang memesona, dan keramahan masyarakatnya, Lampung juga memiliki kekayaan seni dan budaya yang tak kalah menarik. Salah satu ekspresi budaya yang khas adalah musik daerah Lampung yang memukau dengan melodi yang indah dan lirik yang sarat makna.
Photo : istockphoto
Lagu-lagu daerah Lampung menggambarkan kehidupan, keindahan alam, serta nilai-nilai kearifan lokal yang diwariskan secara turun temurun. Dari ritme yang riang hingga melodi yang mengalun syahdu, setiap lagu mencerminkan identitas dan keberagaman etnis yang ada di Lampung. Melalui lagu-lagu ini, kita dapat merasakan kehangatan dan kearifan masyarakat Lampung yang telah terjaga selama berabad-abad.
Baca juga: 8 Rekomendasi Wisata Alam di Lampung
Kali ini Traveloka akan mengajak kamu menyelami kekayaan musik daerah Lampung. Dengan memahami dan mengapresiasi warisan musik tradisional Lampung, kita dapat menghargai keanekaragaman budaya Indonesia secara lebih luas.
Sessat agung sai wawai
Talo butabuh takhi cangget
Gawei adat tanno tegoh
Cakak pepadun
Adat budayo Lampung
Nayah temon ragom wawaino
Jepana, gerudono
Khata sebatin
"Cangget Agung" 2x
Muli batangan
Dilom kutomaro 2x
Mejong busanding
Gawei adat Lampung 2x
Jak zaman tohow
Lapah kham jamo-jamo
Ngelestariko adat Lampung
Cangget Agung adalah sebuah lagu daerah yang berasal dari Lampung. Liriknya menggambarkan kekayaan adat budaya Lampung, serta ajakan kepada generasi muda untuk terus turut nguri-uri budaya Lampung.
Lagu ini diciptakan oleh Syaiful Anwar kerap dinyanyikan dalam berbagai acara kebudayaan dan perayaan, seperti upacara adat, festival budaya, dan pesta perkawinan.
Menurut situs Kabupaten Lampung Utara, begawi adalah pesta adat besar naik tahta ke-punyimbangan dengan memperoleh gelar nama tertinggi, dan pelaksanaan pesta adat ini digelar bersama dengan acara pernikahan. Lagu Cangget Agung menjadi acara puncak yang biasanya dilaksanakan pada malam hari sebelum prosesi mepadun dilaksanakan.
Sangun kak jak zaman ho
Lampung ghadu dikenal
Hasilno kupie lado
Rebutan kaum modal
Wawai pemandangannyo
Jak pinggegh teluk Lampung
Pek ulun besoko-soko
Lamun gham di unggak gunung
Sang Bumi Ghuwa Jughai
Eno lambang sai agung
Lapah gham jamo-jamo
Guwai ngebangun bumi Lampung
Sang Bumi Ghuwa Jughai
Eno lambang sai agung
Lapah gham jamo-jamo
Guwai ngebangun bumi Lampung
Bumi Lampung adalah lagu daerah yang menjadi ciri khas dan kebanggaan masyarakat Lampung. Liriknya memuja keindahan dan sumber daya alam Lampung, serta keberagaman budaya yang ada di sana.
Lagu Bumi Lampung menciptakan citra tentang keelokan pesisir, hutan, dan gunung-gunung Lampung yang mempesona, serta kekayaan budaya yang kaya dan beragam. Bumi Lampung melambangkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap tanah air Lampung, menjadi ungkapan syukur atas segala keindahan dan kekayaan yang dimiliki.
Lagu Bumi Lampung diciptakan oleh H. Raja Sangun dan sering dinyanyikan dalam berbagai acara kebudayaan, peringatan hari jadi Lampung, festival budaya, dan upacara adat.
Melodi yang riang dan lirik yang memotivasi, lagu ini menciptakan semangat kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah Lampung.
Lipang lipang dang lipang lipang dang ki lidang
Lipang lipang dang sakik lipang jak kundang
Yu yu payu yu payu kuterima
Yu yu payu yu payu kaya diya
Atakh gi atakh sanggi atakh giyau giyauan
Atakh gi atakh sanggi atakh giyau giyauan
Pulipang kita nanti pulipang kita nanti
Angon layau layauan
Pulipang kita nanti pulipang kita nanti
Angon layau layauan
Wai awi kutadalom simpangan baturaja
Wai awi kutadalom simpangan baturaja
Ghelom bingi mak pedom ghelom bingi mak pedom
Niku tebinta juga
Ghelom bingi mak pedom ghelom bingi mak pedom
Niku tebinta juga
Lipang lipang dang lipang lipang dang ki lidang
Lipang lipang dang sakik lipang jak kundang
Yu yu payu yu payu kuterima
Yu yu payu yu payu kaya dia
Wailima pardasuka tanjung agung kedundung
Wailima pardasuka tanjung agung kedundung
Ghadu saka mak tungga ghadu saka mak tungga
Angon ghadu tilangsung
Ghadu saka mak tungga ghadu saka mak tungga
Angon ghadu tilangsung
Penyanamu mak gindam wai di lambung talos
Penyanamu mak gindam wai di lambung talos
Penyanamu mak tigham penyanamu mak tigham
Lah lawi payah nedos
Penyanamu mak tigham penyanamu mak tigham
Lah lawi payah nedos
Lipang Lipang Dang adalah sebuah lagu daerah yang menceritakan kisah cinta seorang laki-laki lalu ditinggal kekasihnya. Di dalam lagu ini, liriknya menyebutkan “meranai awas awas meranai awas awas” yang artinya bahwa hendaknya laki-laki untuk selalu berhati-hati soal cinta, karena banyak gadis yang suka berbohong dalam cinta.
Lipang Lipang Dang sering dinyanyikan dalam berbagai acara perayaan seperti festival budaya, pesta adat, upacara pernikahan, dan peringatan hari jadi Lampung.
Jak Ranau Tigoh diteladas
Jak Palas Munggak Mit Bengkulu
Gunung Rimba Tiuh Pumatang
Pulau-pualu di Lawok Lepas
Bumiku Tanoh Lampung Kulawi
Panjak Wah-wah di Nusantara
Tani Tukun Sangun Jak Jebi
Tanoh Lampung Tanoh Lado
Meregai Buai Ghik Bahasa
Nayah Sina Tanda Gham Kaya
Adat Ghik Budaya
Sukatni Kaganga
Jadi Waghisan Jama-jama
Tabik Pun Jama Sai Tuha Raja
Punyimbang Sebatin Semerga
Dalam Ghik Cempala Tiyan Sai Ngukha-ngukha
Tilik Tawai Sikam Kuliya
Tanoh Lado adalah lagu daerah yang menjadi simbol kebanggaan dan cinta akan tanah kelahiran, berasal dari Lampung, Sumatera. Liriknya menggambarkan keindahan alam Lampung dengan kekayaan tanah dan keelokan alamnya, yang disebut sebagai tanah lado yang makmur dan subur.
Lagu Tanoh Lado menciptakan citra tentang kemegahan pesisir Lampung dengan tanaman cabai yang tumbuh subur, menjadi simbol kehidupan yang sejahtera dan berlimpah rezeki. Lampung Tanoh Lado tidak hanya sekedar lagu, melainkan juga sebuah ungkapan rasa cinta, kebanggaan, dan syukur atas kebesaran alam dan kemakmuran yang diberikan.
Lagu Tanoh Lado diciptakan oleh Fath Syahbudin dan sering dinyanyikan dalam berbagai acara perayaan seperti festival budaya, pesta adat, dan pertunjukan seni daerah. Biasanya, lagu ini diiringi oleh alat musik gambus lampung yang merdu.
Jak ujung Danau Ghanau
Teliyu mit Wai Kanan
Sampai pantai Lawok Jawo
Pesisigh ghik pepadun
Jadi sai dilom lambang
Lampung sai kayo ghayo
Lampung sai
Sang bumi ghua jughai
Ki gham haga bughasa
Hujauni pemandangan
Huma lada di pematang
Apilagi cengkehni
Telambun beghuntaian
Tandani kemakmughan
Lampung sai,
Sang bumi ghua jughai
Canggat bagha bulagu
Sembah jama Sai batin
Sina gawi adat sikam
Manjau ghik sebambangan
Taghi ghakot ghik Melinting
Cihgini ulun Lampung
Lampung sai,
Sang bumi ghua jughai
Lagu terakhir yang juga sangat populer ini, menjadi sorotan karena dinyanyikan oleh paduan suara Orkestra Gita Bahana Nusantara dan disaksikan oleh Presiden Jokowi bersama wakilnya, dan jajaran Kabinet Indonesia Maju, dan tamu undangan.
Karya Syaiful Anwar ini memiliki makna di dalam satu bumi (Lampung) mempunyai dua adat masing-masing Pesisir dan Pepadun, karena Lampung memiliki suku asli dan suku pendatang.
Selain itu, pertanian menjadi penopang perekonomian Provinsi Lampung yang juga disampaikan dalam lirik lagu Sang Bumi Ruwa Jurai, bahwa hasil bumi dari Lampung seperti cengkeh, kopi, dan lada terbilang berlimpah. Sang Bumi Ruwa Jurai menjadi momen sakral di HUT Kemerdekaan RI ke-77 sehingga menjadi kebanggaan bagi segenap masyarakat berasal dan tinggal di Provinsi Lampung
Lagu daerah Lampung bukan hanya sekedar melodi yang merdu, tetapi juga jendela yang membuka pandangan kita terhadap kearifan lokal dan semangat kebangsaan yang mengakar kuat.
Ingin menyaksikan penampilan lagu daerah dan pertunjukan tradisional di Lampung secara langsung? Yuk, rencanakan perjalanan liburan kamu ke Lampung dengan booking tiketnya di Traveloka! Lalu, sembari menunggu waktu boarding, kamu bisa membaca informasi menarik mengenai lagu-lagu daerah di Indonesia yang kaya makna.
Penginapan dan Hotel di Lampung
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga