Riau, sebuah provinsi yang kaya akan budaya, menghadirkan ragam keindahan dalam bentuk lagu-lagu daerah yang memukau. Setiap lagu memiliki cerita tersendiri yang mencerminkan kehidupan, kearifan lokal, dan keindahan alam yang melimpah.
Photo : istockphoto
Budaya Riau tercermin dalam lirik-lirik yang memanjakan telinga, menggambarkan panorama alam yang memikat, serta menghidupkan kembali tradisi dan nilai-nilai lama yang diwariskan secara turun-temurun.
Lagu-lagu daerah Riau tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga sarana untuk mempertahankan identitas dan keberagaman budaya yang dimiliki oleh masyarakatnya. Dalam setiap notenya, terkandung nilai-nilai kebersamaan, semangat gotong royong, dan rasa cinta akan tanah air. Mengapresiasi lagu-lagu daerah Riau adalah bentuk penghargaan terhadap kekayaan budaya yang dimiliki oleh negeri ini.
Oleh karena itu, perlu kita lestarikan dan jaga keberadaan lagu-lagu daerah Riau dengan sungguh-sungguh. Melalui upaya pelestarian ini, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dan bisa dinikmati oleh generasi mendatang.
Soleram, soleram
Soleram anak yang manis
Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium merahlah pipinya
Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium merahlah pipinya
Satu dua tiga dan empat
Kalau tuan dapat kawan baru
Kawan lama dilupakan jangan
Kalau tuan dapat kawan baru
Kawan lama dilupakan jangan
Jalan-jalan ke pasar baru
Jangan lupa belilah roti
Ini lagu jaman tempo dulu tuan
Mungkin sekarang dikenang kembali
Ini lagu jaman tempo dulu tuan
Mungkin sekarang dikenang kembali
Soleram, soleram
Soleram anak yang manis
Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium merahlah pipinya
Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium merahlah pipinya
Soleram adalah lagu anak-anak yang memiliki makna mendalam mengenai seorang ibu kepada anaknya. Dalam lagu ini, sang ibu memberikan pesan untuk tidak meninggalkan teman-teman lama serta bergaul dengan banyak teman-teman baru.
Biasanya, lagu Soleram sering dijadikan sebagai penghantar tidur bagi anak-anak Melayu di daerah Riau yang dinyanyikan oleh orang tua anak-anak. Lagu ini juga sering dinyanyikan dalam pertunjukan seni tradisional, atau hanya sebagai hiburan di rumah-rumah.
Tetak dahan sikayu bulat ..
Dibawa orang dari sempadan
Pulau bintan pulau penyengat ahai...
Bagaikan bunga kembang setaman 2x
Hai pak ngah balek
bulan mengambang....
Pak ngah balek hari dah siang 2x
Orang berlayar pulau penyengat..
membawa kundur berkaki-kaki
Pemimpin jujur mendapat berkat ahai...
doa dan syukur pada Illahi 2x
Hai pak ngah balek bulan mengambang....
Pak ngah balek hari dah siang
Lebat bunge berbatang-batang
Untuk di rangkai diatas piring
Adat lembaga sama dipegang
Bagai pengantin duduk bersanding 2x
Hai pak ngah balek
bulan mengambang....
Pak ngah balek hari dah siang 4x
Lagu Pak Ngah Balek bercerita mengenai pemimpin yang jujur dalam mengarahkan masyarakatnya, dan mampu menjaga adat serta budaya yang datang dari luar.
Lirik lagu Pak Ngah Balek menceritakan bagaimana seorang pemimpin dengan tekun menjaga nilai adat dan budaya yang turun-menurun. Alat musik pengiring untuk lagu daerah ini biasanya adalah gambus, gitar, cajon, dll.
Lagu Pak Ngah Balek sering dinyanyikan dalam berbagai acara di Riau, seperti acara keluarga, upacara adat, atau hiburan di rumah-rumah. Lagu ini menciptakan suasana yang penuh dengan kehangatan, kebersamaan, dan penghormatan terhadap nilai-nilai budaya dan tradisi Melayu Riau.
Lancang kuning
Lancang kuning belayar malam
Belayar malam...
Lancang kuning
Lancang kuning belayar malam
Hai belayar malam...
Haluan menuju
Haluan menuju ke laut dalam...
Haluan menuju
Haluan menuju ke laut dalam...
Lancang kuning belayar malam… 2x
Kalau nakhoda
Kalau nakhoda kuranglah faham
Kuranglah faham...
Kalau nakhoda
Kalau nakhoda kuranglah faham
Hai kuranglah faham...
Alamatlah kapal
Alamatlah kapal akan tenggelam...
Alamatlah kapal
Alamatlah kapal akan tenggelam...
Lancang kuning belayar malam… 2x
Lancang kuning
Lancang kuning menentang badai
Menentang badai...
Lancang kuning
Lancang kuning menentang badai
Hai menentang badai...
Tali kemudi
Tali kemudi berpilit tiga...
Tali kemudi
Tali kemudi berpilit tiga...
Lancang kuning belayar malam… 2x
Lagu Lancang Kuning adalah lagu rakyat yang populer di Riau, sebuah negeri yang dijuluki Bumi Lancang Kuning. Dalam sejarah Melayu, kapal Lancang Kuning yang legendaris tenggelam di Tanjung Jati, perairan Bengkalis. Pesan yang tersirat dalam lagu ini adalah untuk melayarkan sebuah kapal, nakhoda harus paham.
Lagu ini juga disebut dalam cerita rakyat dan ditarikan dalam tarian rentak Zapin, dijadikan upacara pengobatan tradisional seperti upacara Belian dan Ancak.
Dugaan tersebut dikuatkan lagi dengan disebut-sebutnya Lancang sebagai kendaraan penting dalam kisah-kisah kerajaan Riau Bintang, Kerajaan Pekantua, Kerajaan Siak Sri Indrapura, dan kerajaan lainnya. Alat musik pengiring lagu ini adalah rebana.
Pulau lah Bintan ala sayang
Lautnya biru alahai adek
Pulau Penyengat ala sayang
Jelas melintang
Hati ku dendam ala sayang
Bertambah rindu alahai adek
Semakin diingat ala sayang
Semakin bimbang
Hiu dilautan biru
Beranaklah due ala sayang
Hatiku rindu
Ape lah obatnye
Hiu dilautan biru
Beranaklah due ala sayang
Hatiku rindu
Ape lah obatnye
Pulau lah Bintan ala sayang
Gunungnya tinggi alahai adek
Tempat semayam ala sayang
Pahlawan Melayu
Sudah kutimbang ala sayang
Didalam hati alahai adek
Tuan seorang ala sayang
Penawar Rindu
Hiu dilautan biru
Beranaklah due ala sayang
Hatiku rindu
Apelah obatnye
Hiu dilautan biru
Beranaklah due ala sayang
Hatiku rindu
Apelah obatnye
Sesuai dengan judul lagunya, lagu Pulau Bintan menceritakan tentang Pulau Bintan yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau. Isi liriknya menceritakan mengenai keindahan Pulau Bintang yang dikelilingi oleh lautan biru.
Lagu ini biasa dinyanyikan dalam berbagai acara di Riau, seperti festival budaya, pertunjukan seni tradisional, dan hiburan. Lagu ini berhasil menciptakan suasana yang penuh dengan rasa cinta dan rindu akan keindahan alam Pulau Bintan.
Segantang lada namanya kepulauan Riau
Segantang lada namanya kepulauan Riau
Ibukotanya di Pulau Bintan
Ibukotanya di Pulau Bintan
Hati gelisah dan risau
Hati gelisah dan risau
Bila terkenang wajahmu tuan
bila terkenang wajahmu tuan
Segantang lada namanya kepulauan Riau
Segantang lada namanya kepulauan Riau
Ibukotanya di Pulau Bintan
Ibukotanya di Pulau Bintan
Hati gelisah dan risau
Hati gelisah dan risau
Bila terkenang wajahmu tuan
Bila terkenang wajahmu tuan
Lagu daerah Riau selanjutnya adalah Segantang Lada, sebuah lagu yang diciptakan oleh Drs. Daud Kadir ini menceritakan mengenai ibukota Provinsi Kepulauan Riau yang berada di Pulau Bintang.
Liriknya juga memiliki makna mengenai kerinduan seseorang kepada sang pujaan hati. Lirik yang tidak terlalu panjang, sehingga setiap orang mudah untuk menghafalnya.
Alat pengiring yang biasa digunakan untuk lagu ini seperti gitar, rebab, gendang melayu. Segantang Lada ini sering sering dinyanyikan di festival budaya, pertunjukan seni tradisional, atau sebagai hiburan.
Zapin, aku dendangkan
Lagu Melayu
Pelipur hati
Peli..pur lara
Cahaya manis, kilau gemilau
Di kampung Tapir, indah menawan
Aku bernyanyi berzapin riang
Moga hadirin, aduhai sayang jadi terkesan
Kembanglah goyang atas kepala
Lipatlah panan, sanggul di padu
Kita berdendang bersuka ria
Lagulah zapin aduhai sayang, rentak Melayu
Laksmana raja di laut
Bersemayam di bukit batu
Ahai hati siapa, ahai tak terpaut
Mendengar lagu zapin Melayu
Laksmana raja di laut
Bersemayam di bukit batu
Ahai hati siapa, ahai tak terpaut
Mendengar lagu zapin Melayu
Membawa tepak, hantaran belanja
Bertatah perak indah berseri
Kami bertandak menghidup budaya
Tidak Melayu, aduhai sayang hilang di bumi
Pekinglah gambus sayang, langgam berbunyi
Disambut dengan tengkah meruas
Saya menyanyi sampai disini
Mudah-mudahan hadirin semua menjadi puas
Laksmana raja di laut
Bersemayam di bukit batu
Ahai hati siapa, ahai tak terpaut
Mendengar lagu zapin Melayu
Laksmana raja di laut
Bersemayam di bukit batu
Ahai hati siapa, ahai tak terpaut
Mendengar lagu zapin Melayu
Lagu daerah yang cukup populer di telinga masyarakat umum di luar Kepulauan Riau ini adalah Laksmana Raja di Laut. Karena kepopulerannya yang melejit, sering dinyanyikan dalam acara besar.
Pencipta lagu Laksamana Raja di Laut yaitu Pak Ngah dan Iyeth Bustami, sebagai ungkapan rasa kagumnya terhadap Riau, sehingga lirik lagu ini menggambarkan keindahan melodi lagu-lagu Melayu.
Dinyanyikan dalam berbagai acara di Riau, seperti perayaan hari kemerdekaan, festival budaya, pertunjukan seni tradisional, dan hiburan lainnya. Itulah mengapa kehadiran lagu ini selalu meraih hati setiap orang yang mendengarnya karena menciptakan suasana yang penuh dengan semangat, keberanian, dan kebanggan.
Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan kekayaan lagu daerah Riau sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya kita. Dengan melestarikan lagu-lagu daerah, kita turut menjaga identitas dan keberagaman budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Ingin menyaksikan penampilan lagu daerah dan pertunjukan tradisional di Riau secara langsung? Yuk, rencanakan perjalanan liburan kamu ke Riau dengan booking tiketnya di Traveloka! Lalu, sembari menunggu waktu boarding, kamu bisa membaca informasi menarik mengenai lagu-lagu daerah di Indonesia yang kaya makna.
Penginapan dan Hotel di Batam
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga