Ada banyak tempat wisata di Samarinda yang bisa dikunjungi traveler. Wisata alam, seharah, kuliner, hingga wisata religi. Kalau kamu tertarik berwisata religi, kunjungi masjid Samarinda yang mempunyai nilai sejarah. Selain itu, banyak pula masjid megah dengan arsitektur unik.
Selain terkenal dengan kain tenunnya, Samarinda juga memiliki banyak tempat wisata yang populer. Tak heran jika terdapat banyak penginapan untuk menghabiskan waktu liburannya. Sambil liburan, kamu juga bisa mampir menelaah fakta masjid Samarinda yang bersejarah.
Source : shutterstock
Masjid Baitul Muttaqin atau Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid ikonik yang menjadi kebanggaan masyarakat lokal. Bahkan, ini menjadi masjid kedua terbesar di Asia Tenggara.
Bangunan masjid indah di Samarinda ini bisa kamu lihat saat melintasi jembatan Sungai Mahakam. Desain arsitektur terlihat menggunakan gaya Turki, Eropa, Timur Tengah, dan sentuhan Indonesia.
Perpaduan desain arsitektur dapat terlihat dari bentuk kubah yang mirip Haghia Sophia di Turki. Ditambah menara yang mirip menara Masjid Nabawi. Menara induk memiliki tinggi 99 meter, sebagai simbol Asma’ul Husna. Ada pula enam menara lainnya yang melambangkan rukun iman. Sedangkan gerbang tinggi di masjid bergaya Eropa Kuno.
Saat masuk ke dalam masjid, kamu bisa melihat 33 anak tangga yang melambangkan jumlah biji tasbih. Diharapkan, pengunjung bisa sekalian berdzikir saat menaiki tangga. Lalu, akan terlihat serambi yang megah dihiasi lampu kristal dan lampu dinding unik.
Ruang utama salat terlihat luas dan menyejukkan. Saat melihat atas, bagian plafon masjid terdapat lukisan bermotif bintang. Disekeliling kubah juga dilengkapi lampu gantung emas kuningan. Area masjid tergolong sangat luas, bisa menampung sekitar 45.000 jamaah.
Alamat: Jl. Slamet Riyadi No.1, Tlk. Lerong Ulu, Kec. Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur
Masjid Jami’ Al-Ma’ruf lokasinya berada di pusat kota, sehingga sering menjadi tempat persinggahan. Bisa dibilang, masjid di Samarinda ini selalu ramai saat tiba waktunya salat. Dari luar terlihat besar dan megah, masjid ini bisa menampung sekitar 2000 jamaah.
Bangunan masjid pun cukup ikonik dan menarik perhatian. Bagian depan masjid mempunyai desain arsitektur khas timur tengah, dengan ukiran khas Masjid Nabawi.
Warna bangunan didominasi dengan paduan warna abu-abu dan emas. Kubahnya pun besar berwarna emas. Ini bisa menjadi masjid yang bisa kamu kunjungi saat berwisata di tengah Kota Samarinda.
Alamat: Jl. Dr. Sutomo No.17, Sidodadi, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur
Masjid Raya Darussalam adalah masjid terbesar kedua di provinsi Kalimantan Timur, Samarinda. Desain arsitektur bangunan terinspirasi dari kerajaan Turki Usmaniyah. Kamu bisa melihatnya lewat kubah besar berwarna hijau yang menarik perhatian.
Warna bangunan pun didominasi dengan paduan warna putih hijau. Ditambah dengan empat menara yang tinggi menjulang, berhiaskan ornamen bulan dan bintang.
Awalnya, masyarakat menyebutnya sebagai Masjid Jami’. Masjid ini dibangun atas inisiatif saudagar Kaya Bugis dan Banjar pada tahun 1925. Kemudian, tokoh masyarakat dan pemerintah daerah setempat memutuskan untuk membangun masjid yang lebih besar.
Masjid Raya Darussalam termasuk masjid tertua di Samarinda. Kini, lokasinya berada di tengah kota. Bangunannya terdiri dari tiga lantai dan dapat menampung sekitar 14.000 jamaah.
Alamat: Jalan K.H. Abdullah Marisie No. 1, Ps. Pagi, Kec. Samarinda Kota, Kota Samarinda, Kalimantan Timur
Masjid Shirathal Mustaqiem adalah masjid tertua dan mempunyai nilai sejarah di Samarinda. Bahkan, masjid yang dibangun pada tahun 1881 ini telah menjadi cagar budaya.
Masjid yang dibangun oleh Said Abdurrahman bin Assegaf menyimpan sejarah peradaban dan syiar islam di Samarinda Seberang. Dahulu, kawasan masjid merupakan “kampung maksiat”.
Banyak masyarakat yang melakukan perjudian, sabung ayam, judi, dan menjual minuman keras. Hingga akhirnya, Said Abdurrahman mendatangi mereka dan mengingatkan syariat Islam.
Bangunan masjid terbuat dari kayu ulin khas Kalimantan Timur. Mulai dari lantai, pilar, jendela, pintu, hingga atap sirap. Desain aristekturnya khas Indonesia dengan teras di keempat sisi. Warna bangunannya pun menarik perhatian, memiliki paduan warna kuning dan hijau.
Sampai sekarang, masyarakat tetap melakukan berbagai aktivitas di Masjid Shirathal Mustaqiem. Ada remaja masjid, shalat berjamaah rutin, majelis taklim, Pendidikan Al-Quran, dan sebagainya.
Alamat: JL. Bung Tomo, Kalurahan Mesjid, Kecamatan Samarinda Seberang
Ada banyak masjid bernuansa Tionghoa di Indonesia. Salah satunya, Masjid Muhammad Cheng Hoo yang berada di Samarinda. Ini menjadi simbol akulturasi di Samarinda.
Bangunan masjid mempunyai ciri khas arsitektur Tionghoa, dengan paduan warna merah, hijau, dan kuning. Terlihat di bagian depan masjid terdapat gapura berwarna merah seperti di kelenteng.
Tulisan nama masjid pun menggunakan bahasa Indonesia dan tulisan mandarin. Perbedaannya dengan kelenteng, di sisi kanan dan kiri gapura terdapat lafaz Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Masjid Muhammad Cheng Hoo dibangun sebagai bentuk penghormatan pada Laksamana Muhammad Cheng Hoo asal Tiongkok. Pada abad ke-15, orang Tionghoa dari Yunan melakukan ekspedisi ke Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia. Tujuannya untuk berdagang, menjalin persahabatan, dan menyebarkan agama Islam termasuk di Kalimantan.
Alamat: Jalan Ruhui Rahayu 1, Samarinda, Kalimantan Timur
Masjid Jami’ Aji Amir Hasanuddin atau Masjid Sultan menjadi saksi perkembangan Islam di Kutai Kartanegara, dekat Samarinda. Ini merupakan masjid bersejarah dari Kesultanan Kutai Kartanegara.
Pada awalnya, agama Islam hanya dianut oleh kalangan keluarga dan kerabat bangsawan di lingkungan istana kerajaan. Setelah itu, baru tersebar ke masyarakat. Lokasinya berada di komplek Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Desain bangunan masjid dibangun seperti rumah lokal Kalimantan Timur dan pengaruh budaya Melayu. Atap masjid mempunyai bentuk tumpang tiga dengan puncak limas segi lima. Proses pembangunannya dilakukan secara gotong royong oleh seluruh masyarakat muslim Kutai.
Fondasi bangunan terbuat dari beton batu kali, sedangkan tiang dan dindingnya dari kayu ulin. Warna bangunan didominasi dengan paduan warna hijau, putih, dan kuning.
Saat masuk, kamu bisa melihat ruangan yang cukup luas dengan 16 tiang penyangga yang terbuat dari kayu ulin. Bagian dalam masjid terasa nyaman dan sejuk walaupun tidak menggunakan AC.
Sampai sekarang, Masjid Hasanuddin masih digunakan sebagai tempat salat. Pada sore hari, masjid juga dimanfaatkan sebagai Taman Kanak-kanak Al-Quran.
Alamat: Panji, Kec. Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Pesona Kota Samarinda memang sayang untuk dilewatkan. Selain rekomendasi masjid Samarinda yang bisa kamu datangi untuk wisata religi, ada banyak tempat wisata lainnya. Seperti menyusuri Sungai Mahakam, melihat kampung tenun, pergi ke air terjun, dan sebagainya.
Rencanakan liburan dengan bantuan aplikasi Traveloka yang praktis dan mudah! Kamu bisa pesan tiket pesawat, booking hotel, dan pesan paket wisata yang menarik lainnya di Samarinda.
Penginapan dan Hotel di Samarinda
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga