Indonesia adalah negara yang sangat luas dan punya tingkat kemajemukan yang sangat tinggi, terlihat dari keanekaragaman budaya yang ada. Berbeda wilayah, akan beda pula budayanya. Setiap daerah punya ciri khas dan karakteristik budayanya masing-masing mulai dari alat musik, rumah, hingga pakaian adatnya.
Di wilayah paling timur, kamu pasti sudah tak asing dengan baju adat Papua. Faktor iklim dan wilayah tentu menjadi landasan utama saat membentuk pakaian. Namun, nyatanya Papua juga memiliki beberapa jenis pakaian adat.
Jangan salah, punya makna filosofi yang sangat dalam serta punya nilai historis yang kuat. Nilai-nilai tersebutlah yang membuat baju adat Papua sangat ikonik. Supaya tak salah pemahaman, sama-sama cari tahu lebih dahulu fakta mengenai baju adat Papua yuk!
Shutterstock.com
Papua merupakan salah satu pulau terluas yang ada di Indonesia. Kondisi geografis Pulau Papua yang berlembah dengan banyak tebing curam memungkinkan banyak suku terisolir dan menciptakan keanekaragaman budaya. Ini juga yang membuat baju adat Papua banyak jenisnya.
Beberapa jenis baju adat Papua di antaranya adalah Koteka, Baju Kurung dan Rok Rumbai, Pakaian Adat Yokal, Pakaian Sali, hingga Baju Kain Rumput. Setiap baju adat memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing.
Di luar kelima baju adat yang disebutkan sebenarnya masih ada puluhan bahkan ratusan jenis baju adat dari suku yang ada di wilayah Papua. Namun ketujuh baju adat yang disebut di atas adalah jenis baju adat yang paling populer.
Setiap baju adat Papua punya sejarahnya masing-masing, berikut kami coba jelaskan sejarah dari tiap baju adat Papua secara singkat.
1. Koteka
Penamaan koteka diperkenalkan oleh para pengajar di Lembah Baliem pada masa kolonial Belanda pada akhir 1940 hingga 1950-an. Namun penggunaan baju ini sudah digunakan sejak ribuan tahun sebelumnya. Para masyarakat awal penghuni Papua tengah wilayah pegunungan sejak dahulu kala telah menggunakan baju tradisional ini terbuat dari kulit labu yang diambil bijinya dan dikeringkan hingga mengeras kemudian diikat sedemikian rupa sehingga membentuk panjang melengkung. Setiap suku punya jenis kotekanya masing-masing. Suku Dani misalnya menggunakan koteka yang lebih kecil, sementara Suku Yali menggunakan koteka yang lebih panjang.
2. Baju kurung dan Rok Rumbai
Baju kurung dan rok rumbai adalah pakaian adat khas wanita Papua yang saat ini sering digunakan di acara-acara festival maupun pagelaran kebudayaan. Semula, penggunaan baju kurung dan rok rumbai tidak terbatas pada saat upacara adat saja. Baju ini termasuk baju yang umum digunakan oleh banyak suku di Papua.
3. Pakaian adat Yokal
Baju adat Yokal kerap digunakan oleh masyarakat suku yang ada di wilayah Papua Barat. Dahulu kala, baju adat Yokal hanya digunakan untuk kegiatan upacara adat. Semula dalam acara adat, pakaian adat Yokal hanya digunakan oleh wanita yang sudah menikah.
4. Pakaian Sali
Pakaian Sali kerap digunakan oleh wanita-wanita lajang dari Suku Biak, Nafri, dan Sentani. Sejak dulu hingga saat ini peruntukan pakaian Sali masih sama yakni untuk membedakan wanita yang masih lajang dengan wanita yang telah menikah. Saat ini Baju Sali ini masih digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Secara hukum adat, wanita yang sudah menikah tidak boleh menggunakan Baju Sali.
5. Baju Kain Rumput
Berdasarkan sejarahnya, Baju Kain Rumput dulunya digunakan karena banyaknya sumber daya tanaman sagu di tanah Papua. Tidak hanya jadi bahan makanan, pucuk daun sagu yang sudah dikeringkan digunakan sebagai bahan pakaian sejumlah masyarakat di Papua.
Shutterstock.com
Setiap baju adat papua di atas juga punya keunikannya dan ciri khasnya masing-masing. Koteka misalnya, yang berfungsi untuk menutupi kemaluan penduduk pria asli Papua, sementara bagian tubuh lainnya dibiarkan terbuka sehingga nyaris telanjang. Koteka merupakan jenis baju adat Papua yang paling populer dan mendunia.
Sementara, baju kurung mendapatkan pengaruh dari budaya luar Papua dan banyak dipakai oleh perempuan di Manokwari. Biasanya, wanita masyarakat adat Papua menggunakan aksesoris tambahan saat mengenakan baju kurung ini. Hiasan rumbai bulu yang melingkar di pinggang, lengan, dan tepi leher.
Adapun ciri khas utama dari pakaian adat Yokal adalah warna khas cokelat kemerahan ini bisa ditemukan di daerah pedalaman Papua. Pakaian ini juga disebut sebagai simbol bahwa masyarakat Papua memiliki kedekatan dengan alam.
Keunikan utama dan ciri khas dari baju kain rumput adalah bentuknya yang merumbai yang digunakan sebagai bawahan atau rok. Sebagai bawahan, baju kain rumput digunakan oleh wanita.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, selain memiliki berbagai macam ciri khas, baju adat Papua juga memiliki fungsinya masing-masing. Koteka misalnya, yang punya fungsi utama untuk menutup bagian alat kelamin pria dewasa. Ada pula pakaian adat yang berfungsi untuk menandakan status perkawinan wanita yakni pakaian Yokal dan Sali.
Selain itu, ada pula baju adat yang berfungsi untuk dikenakan dalam acara-acara maupun upacara adat setempat seperti baju kurung dan rok rumbai. Belakangan bahkan baju kurung dan rok rumbai kerap digunakan sebagai kostum foto pre-wedding sebagai wujud apresiasi keanekaragaman budaya nusantara seperti yang dilakukan pasangan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.
Shutterstock.com
Setelah memaparkan sekilas soal ciri khas, fungsi, dan sejarah dari sejumlah baju adat Papua, berikut akan kami sampaikan informasi lain dari setiap jenis baju adat.
1. Koteka
Koteka, secara harfiah memiliki makna sebagai pakaian. Koteka juga disebut dengan horim atau bobbe. Bentuknya panjang seperti selongsong dan ujungnya meruncing seperti kerucut atau lebih mirip batang buah wortel. Di bagian ujung koteka diberi bulu ayam hutan atau bulu burung.
2. Baju kurung dan Rok Rumbai
Kombinasi baju kurung, rok rumbai, dan hiasan rumbai bulu biasanya ditambahkan beberapa perlengkapan lain agar tampak lebih serasi. Adanya gelang dan kalung yang terbuat dari biji-bijian yang keras dan penutup kepala yang terbuat dari bulu burung.
3. Pakaian adat Yokal
Pakaian adat yokal berbentuk anyaman kulit pohon yang dililitkan ke seluruh bagian tubuh sebagai penanda pengguna adalah wanita yang sudah menikah. Warna dari pakaian ini umumnya berwarna cokelat bernuansa bumi.
4. Pakaian Sali
Sali juga merupakan anyaman yang dililitkan ke seluruh tubuh sebagai penanda bahwa penggunanya masih lajang. Yang membedakan pakaian sali dengan pakaian yokal adalah warnanya yang lebih cerah.
Koteka terbuat dari bahan kulit labu air yang telah dihilangkan biji dan buahnya. Pakaian Sali dan Pakaian Yokal kulit pohon pilihan atau daun sagu yang kering. Salah satu kriterianya kulit pohon harus berwarna coklat. Sementara baju kain rumput ucuk daun sagu yang sudah dikeringkan. Daun sagu yang digunakan sebagai bahan harus diambil saat air laut sedang pasang. Daun sagu yang sudah diambil kemudian dikeringkan lalu direndam sebelum dianyam.
Seperti yang berulang kali dijelaskan di atas, baju adat Papua digunakan dalam acara-acara adat, keseharian, festival, hingga sekadar untuk mengapresiasi keanekaragaman budaya Nusantara.
Shutterstock.com
Jika kamu penasaran dan ingin turut mengapresiasi budaya tradisional Papua dengan mengenakan pakaian adat Papua, kamu bisa melakukannya di sejumlah destinasi wisata yang ada di Papua.
Pertama ada rumah etnik Papua atau Traditional House of Papua di Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Di Sorong juga ada Taman Etnik Papua yang menyewakan berbagai pakaian adat Papua. Di Raja Ampat juga sudah banyak tempat yang turut menyewakan pakaian adat Papua.
Agar perjalanan wisatamu ke Papua semakin menyenangkan, pastikan untuk selalu melakukan pemesanan tiket pesawat dan hotel hanya dengan aplikasi Traveloka. Dengan paket Traveloka tiket pesawat plus hotel kamu berkesempatan untuk liburan hemat kemana saja di seluruh dunia. Jadi, jangan ragu untuk download aplikasinya sekarang juga!