Mengenal Makna 7 Tarian Tradisional Sumatera Utara 

Mas Bellboy
05 Mar 2024 - 5 min read

Kebudayaan dan keseniaan Sumatera Utara memang menarik sekali untuk dipelajari. Apalagi tarian Sumatera Utara punya makna dan filosofi tersendiri. Tidak hanya asal gerakan saja. Tradisi seni tari ini bahkan sudah dilestarikan secara turun-menurun ke generasi selanjutnya supaya tidak punah.

Tarian Sumatera Utara tradisional sebenarnya berasal dari sejumlah suku yang ada di sana. Misalnya, dari suku Batak Mandailing, Melayu, Nias, Tapanuli, Pesisir Sibolga, Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, serta Batak Pak-pak Dairi. Tentunya, semua tarian tersebut memiliki ciri khas tersendiri.

Anda ingin mengetahui lebih lanjut terkait tarian Sumatera Utara tradisional? Coba cek beberapa penjelasannya berikut ini terkait seni tari tersebut. Cek makna dan juga sedikit tampilannya juga, ya.

Tarian Tradisional Sumatera Utara

1. Tari Tor-Tor

Shutterstock.com

Salah satu tarian Sumatera Utara yang paling terkenal di seluruh Indonesia adalah Tari Tor-Tor. Bagi Anda yang melihatnya secara sekilas, tarian ini mudah dan sederhana. Hanya menggerakan tangan dan jari sambil menggoyangkan tubuh. Namun ternyata, gerakan tersebut tidak sembarangan. Apalagi makna tariannya cukup mendalam.

Tari Tor-Tor ini sebenarnya sebagai bentuk sarana penyampaian doa-doa dan sejumlah harapan masyarakat suku Batak. Seni tari tradisional tersebut juga mengajarkan Anda untuk menghargai serta memberikan penghormatan kepada marga keluarga lainnya. Ini agar dapat terus berhubungan baik ke depannya.

Konon, Tari Tor-Tor tersebut sudah ada sejak ratusan tahun lalu, lho. Pada dasarnya, seni tari ini dilakukan dengan menggerakan seluruh badan dengan tuntunan irama gondang. Tarian ini bisa dilakukan semua orang, bahkan Anda sebagai penonton. Umumnya, Anda harus mengenakan kain ulos ketika menarikan tarian tradisional tersebut.

2. Tari Serampang Dua Belas

Foto: pariwisataindonesia.id

Salah satu kesenian Sumatera Utara yang kental dengan budaya Melayu adalah Tari Serampang Dua Belas. Awalnya, tarian ini bernama Tari Pulau Sari. Hal ini karena disamakan dengan lagu pengiring tarian yang berjudul Pulau Sari. Kesenian tersebut dikreasikan oleh Guru Sauti.

Lalu mengapa berubah nama menjadi Tari Serampang Dua Belas? Kuncinya ada dalam gerakan tarian tersebut. Gerakannya ini merupakan percampuran gerak Melayu Deli dengan dua belas macam gerakan lainnya. Cerita tarian tradisional tersebut juga menggambarkan percintaan antara dua insan manusia yang akhirnya direstui untuk meneruskan ke pelaminan.

Selain kebudayaan Melayu dan Batak, Tari Serampang Dua Belas Juga dipengaruhi gerakan tarian Portugis, lho. Tak cuma dua belas gerakan, terdapat juga dua belas penari yang menampilkan tarian ini. Tentunya, penari ini dibuat saling berpasangan, ya. Tarian tradisional tersebut sering ditampilkan ketika ada acara penting.

3. Tari Piso Surit

Foto: indonesiakaya.com

Tarian berikutnya berasal dari suku Batak Karo. Tari Piso Surit tersebut biasa ditampilkan ketika menyambut tamu kehormatan atau acara penting lainnya. Kata-kata piso surit tersebut berarti burung yang sedang bernyanyi. Namun, kisah yang dibawakan bukan soal burung, ya.

Namun tepatnya, tarian tersebut mencerminkan seorang anak gadis yang tengah memadu kasih dengan laki-laki pujaannya. Digambarkan dalam tarian tersebut, si gadis ini tengah menunggu-nunggu kedatangan pujaan hatinya dengan hati berdebar-debar. Itu sebabnya, ada makna sebuah penyambutan di sini.

Tari Piso Surit ini dilakukan secara berpasang-pasangan. Setidaknya ada lima pasang atau lebih perempuan dan laki-laki dalam kelompok tari tersebut. Tentunya, para penari mengenakan busana tradisional khas Batak Karo. Ciri khas dari tarian tradisional ini adalah gerakannya yang gemulai serta dilakukan secara berulang-ulang. Menarik sekali untuk disaksikan saat Anda berkunjung ke Sumatera Utara.

4. Tari Moyo

Foto: id.wikipedia.org

Tarian berikutnya berasal dari Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Dalam bahasa setempat, kata moyo berarti burung elang. Namun, Tari Moyo bukan berarti menggambarkan kehidupan hewan gagah tersebut. Lalu, apa yang mau disampaikan dari seni tari tersebut?

Sebenarnya, tarian khas Sumatera Utara tersebut justru menceritakan perasaan seorang ibu yang tengah menyambut kepulangan anaknya setelah beberapa lama pergi berperang. Sehingga ada suasana haru dan sukacita pada Tari Moyo ketika disaksikan secara langsung.

Selain penyambutan, Tari Moyo dianggap sebagai simbol sebuah semangat dan kegigihan dalam menggapai cita-cita. Jadi, tarian ini dianggap inspiratif, lho. Kalau Anda ingin menonton pertunjukannya, coba datangi sejumlah acara penyambutan, acara kerajaan, serta pesta adat pernikahan masyarakat Nias.

5. Tari Gubang

Foto: warisanbudaya.kemdikbud.go.id

Tari Gubang juga menjadi salah satu tarian yang dianggap memiliki unsur magis. Namun, seiring berjalannya waktu, kesenian lokal tersebut berubah fungsi menjadi hiburan masyarakat. Tarian ini merupakan seni tradisional yang dimiliki orang-orang Melayu Asahan. Tentunya, gerakan tariannya akan kental dengan nuansa Melayu.

Gubang sendiri berasal dari kata gebeng dalam bahasa setempat yang memiliki makna perahu. Dari namanya saja, sudah jelas kalau tarian ini menceritakan kehidupan masyarakat pesisir Sumatera Utara yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan.

Dulunya, Tari Gubang tersebut digunakan sebagai media untuk memanggil angin. Maksudnya, ini supaya perahu layar para nelayan bisa bergerak lancar untuk mencari ikan. Bahkan pada masa lalu, penari tarian tersebut harus menarikannya di atas perahu, lho.

Namun sekarang, tarian ini bersifat sebagai penghibur. Berfungsi untuk melepas penat para nelayan setelah seharian penuh berlayar mencari ikan. Anda juga dapat menonton Tari Gubang saat pesta pernikahan masyarakat Melayu Asahan, acara penyambutan, dan juga sebuah proses pengobatan.

6. Tari Guro-Guro Aron

Seni tradisional ini memiliki nama yang unik dan lucu, yakni Tari Guro-Guro Aron. Namanya yang terkesan playful ternyata cocok dengan konsep dari kesenian tersebut, yakni sebagai tarian muda-mudi. Kata guri-guro sendiri berarti senda gurau atau bermain. Sedangkan aron memiliki makna kelompok pemuda-pemudi yang tengah mengerjakan ladang.

Tarian ini merupakan pertunjukan seni budaya suku Batak Karo. Biasanya, penampilannya sepaket dengan suara iringan gendang karo dan perkolong-kolong (penyanyi). Dalam pertunjukan seni ini terdapat tarian yang diirini lima genderang tradisional, yakni gendang morah-morah, perakut, patam-patam sereng, sipajok, serta kangkiung.

Suara kelima genderang ini juga menghasilkan gerakan tari yang indah. Misalnya, gerak endek (gerak tubuh naik-turun), gerak jole (goyangan tubuh) dan gerak lampir tan (jentikan jari). Perpaduan semua seni ini membuat Tari Guro-Guro Aron begitu kaya dan menyejukan mata.

Ketika Anda punya kesempatan berkunjung ke Kota Medan atau Danau Toba, jangan sampai lupa untuk menyaksikan secara langsung keindahan tarian Sumatera Utara. Anda juga dapat berkunjung ke tempat wisata budaya untuk memahami lebih dalam kesenian khas daerah tersebut.

Mau menikmati perjalanan mencari pertunjukan tarian Sumatera Utara di tempatnya langsung? Anda dapat mengunduh aplikasi Traveloka untuk mempermudah perjalanan ke sana. Aplikasi ini mempermudah Anda untuk mengecek dan mendapatkan hotel dan transportasi yang terbaik.

Anda mendapatkan kemudahan dalam melakukan penjadwalan tanggal liburan dan juga pembayaran. Dijamin Anda bisa memilih yang paling tepat dan nyaman melalui Traveloka. Segera mengunduh aplikasi dan pesan akomodasinya. Pastinya, pengalaman perjalanan Anda akan menyenangkan dan penuh kemudahan!

Penginapan dan Hotel di Medan

Cari Hotel dengan prom...

Lihat Harga

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan