Banten memang memiliki pesona yang sangat menakjubkan! Pulau Banten terkenal dengan keindahan pantainya, seperti Anyer. Selain itu, Banten juga memiliki kekayaan budaya yang menarik untuk dijelajahi, termasuk juga upacara adat Banten yang masih lestari sampai saat ini.
Keberagaman suku di Banten, seperti suku Baduy, suku Serang, dan suku Banten, turut menciptakan ragam upacara adat yang memikat. Mulai dari upacara pernikahan hingga ritual keagamaan, kita bisa menemukannya di Banten.
Tentu, menyaksikan langsung betapa menariknya upacara adat di Banten akan menjadi momen liburan yang tak terlupakan. Berikut adalah beberapa upacara adat yang masih dilestarikan oleh masyarakat Banten:
Shutterstock.com
Upacara pernikahan adat di setiap daerah pasti memiliki keunikannya sendiri, serta selalu menampilkan kemeriahan dan kebahagiaan. Tentu saja hal itu pun berlaku di upacara pernikahan adat Banten. Umumnya, pengantin adat Banten akan memakai pakaian beludru, biasanya berwarna hijau.
Berikut adalah tahapan-tahapan dari pernikahan adat Banten:
Upacara pernikahan adat Banten sekarang mungkin sudah banyak modifikasi dan penyesuaian, terutama jika calon pengantin tinggal di kota besar. Di daerah-daerah, proses pernikahan adat Banten biasanya masih dilakukan secara lengkap.
Shutterstock.com
Upacara Ngawalu, atau dikenal juga dengan upacara Seren Taun sudah dijalankan sejak lama, yaitu sejak masa Kerajaan Pajajaran. Sampai sekarang, suku Baduy di Kabupaten Lebak masih melaksanakannya.
Ngawalu bertujuan untuk mensyukuri hasil panen yang telah didapat. Jika mengikuti sejarahnya, sebetulnya upacara ini dikhususkan untuk Dewi Padi, sesuai dengan kepercayaan Sunda Kuno.
Dalam pelaksanaannya, masyarakat meletakkan beberapa hasil bumi ke dalam sebuah lumbung yang disebut dengan leuit. Hasil bumi yang mereka masukkan ada bermacam-macam, seperti padi, umbi-umbian, buah-buahan, dan lain-lain. Seluruh hasil bumi yang mereka masukkan ke dalam leuit haruslah hasil panen pada tahun itu.
Mereka biasanya menyediakan dua lumbung: leuit indung (lumbung utama) dan leuit pangiring atau leuit leutik (lumbung pengiring atau lumbung kecil). Mereka menggunakan leuit indung sebagai tempat menyimpan padi dengan kualitas terbaik. Padi ibu akan ditutupi dengan kain putih, sementara padi bapak dengan kain hitam. Nantinya, mereka akan kembali bercocok tanam menggunakan benih-benih terbaik ini.
Jika tidak tertampung, maka sisa padi akan dimasukkan ke dalam leuit pangiring atau leuit leutik. Ngalawu aau seren taun akan dilaksanakan dengan meriah. Biasanya mereka juga mengadakan puncak acara di malam harinya, misalnya dengan pertunjukkan angklung, wayang, atau tari-tarian.
Foto: Pinterest
Setelah melaksanakan Upacara Ngawalu, ada sebuah upacara lanjutan bernama Ngalaksa. Upacara ini biasanya sangat meriah dan penuh kehangatan, karena masyarakat setempat akan berkumpul bersama-sama untuk merayakannya. Perayaan ini juga mereka lakukan setiap tahun.
Masyarakat Baduy melaksanakan upacara Ngalaksa ini di rumah Dangka tetua adat di Baduy. Pada hari itu, mereka akan bersama-sama menyantap laksa, yaitu makanan yang terbuat dari tepung beras.
Selain meningkatkan kehangatan antar warga di daerah Kabupaten Lebak tersebut, upacara Ngalaksa juga masih memiliki tujuan yang sama dengan upacara Ngawalu, yaitu sebagai bentuk syukur atas hasil panen. Dengan Ngalaksa, mereka berharap bahwa kesejahteraan mereka yang bermata pencaharian sebagai petani di daerah ini akan selalu terjaga.
Upacara Seba adalah rangkaian terakhir dari upacara Suku Baduy untuk mensyukuri hasil panen mereka. Seba berarti juga persembahan, menyimbolkan bahwa dalam upacara ini, Suku Baduy mempersembahkan hasil panen mereka kepada pemerintah. Hal ini juga menunjukkan loyalitas Suku Baduy kepada pemerintah.
Seba berlangsung cukup unik, misalnya saja, pelaksanaannya tidak hanya disepakati oleh sesepuh adat, tapi juga oleh pemerintah setempat. Dalam upacara ini, Suku Baduy yang terpilih akan berjalan kaki untuk menuju ke tempat dilaksanakannya Upacara Seba. Upacara ini biasanya dilakukan di dua tempat setiap tahunnya, yaitu di Pendopo Kabupaten Lebak serta di Kota Serang.
Apa saja yang dilakukan pada upacara Seba? Setelah mendatangi tempat upacara, mereka akan memberikan laporan panen dan menyerahkan hasil bumi kepada bupati. Penyampaian tersebut dilakukan dengan bahasa Baduy, dan dikenal sebagai prosesi Tatabean. Sebagai penutupnya, pihak pemerintah juga akan memberikan bingkisan kepada warga Baduy yang datang pada hari itu.
Itulah beberapa upacara adat Banten yang pasti memikat perhatian para traveler. Apabila kamu sedang mencari destinasi liburan, cobalah menjadikan Banten sebagai tujuan liburanmu selanjutnya!
Berkunjung ke Banten akan memberikan kamu kesempatan untuk merasakan sendiri keunikan upacara adat Banten yang biasanya hanya dapat dinikmati oleh masyarakat setempat. Sebelum berangkat ke Banten, pastikan untuk melakukan pemesanan seluruh kebutuhan perjalananmu melalui Traveloka, termasuk juga mencari hotel terbaik di daerah Banten.
Penginapan dan Hotel di Serang
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga