Mengenal 7 Upacara Adat di Bangka Belitung

Mas Bellboy
08 Mar 2024 - 4 min read

Menyaksikan upacara adat Bangka Belitung dapat menjadi pengalaman menarik saat kamu mengunjungi kepulauan ini. Begitu mendengar kepulauan Bangka Belitung sendiri, tentu kamu akan teringat dengan keindahan alamnya yang sangat memukau. Keindahan kepulauan ini, yang tersembunyi di perairan timur Sumatera, tercermin dengan jelas dalam salah satu film karya anak bangsa, yaitu Laskar Pelangi.

Selain keelokan alam yang memukau, Bangka Belitung juga kaya dengan berbagai kebudayaan dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun sejak zaman nenek moyang, ada pula yang mengalami asimilasi dengan budaya luar. Hingga kini, tradisi-tradisi tersebut tetap terjaga dengan baik oleh penduduk setempat, termasuk di dalamnya adalah upacara adat Bangka Belitung.

Dengan segala keindahannya, tak heran jika Bangka Belitung menjadi daya tarik bagi wisatawan dari berbagai penjuru. Saat berkunjung ke kepulauan ini, pastikan untuk menyaksikan beberapa upacara adat yang digelar oleh penduduk setempat. Berikut adalah beberapa upacara adat di kepulauan Bangka Belitung yang patut kamu ketahui.

Upacara Adat di Bangka Belitung

1. Buang Jung

Foto: goodnewsfromindonesia.id

Upacara Buang Jung adalah tradisi tahunan yang diselenggarakan oleh Suku Sekak. Masyarakat setempat percaya, bahwa upacara Buang Jung ini dapat memberikan keselamatan kepada para nelayan saat mencari hasil tangkapan di laut.

Dalam rangkaian upacara ini, hasil bumi yang dimiliki oleh para nelayan, yang akan ditempatkan di atas perahu kecil, akan dihanyutkan ke laut sebagai ungkapan rasa syukur dari masyarakat setempat.

Selama satu minggu sekitar bulan Juli hingga Agustus, masyarakat setempat akan dilarang untuk menangkap ikan, menebang dan membakar pohon, mengumpulkan kerang, serta melakukan aktivitas wisata seperti snorkeling dan diving.

Jika kamu ingin menyaksikan upacara ini, maka kamu bisa mengunjungi Desa Kumbung yang terletak di Kecamatan Lempar Pongok, Kabupaten Bangka Selatan.

2. Perang Ketupat

Shutterstock.com

Perang Ketupat merupakan salah satu tradisi unik dan menghibur di daerah Bangka Belitung. Biasanya, tradisi ini diselenggarakan setiap awal Tahun Baru Islam atau pada tanggal satu Muharram. Dalam melaksanakan tradisi ini, warga setempat akan berkumpul di pantai untuk berpartisipasi dalam tradisi satu ini.

Makna dari upacara Perang Ketupat sendiri adalah untuk memberikan persembahan makanan kepada makhluk halus yang diyakini berdiam di daratan. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, memberi makan kepada makhluk halus yang menjadi penjaga desa dianggap sebagai bentuk untuk menjaga agar makhluk tersebut selalu bersikap baik terhadap penduduk desa.

Perang Ketupat sendiri akan dimulai ketika meriam dinyalakan oleh panitia. Setelah meriam menyala, para peserta Perang Ketupat dapat saling melempar ketupat ke setiap orang yang mereka temui.

Salah satu hal yang menarik dari upacara adat ini adalah susunan acara adat yang penuh dengan tarian daerah, seperti tari serimpang, tari campak, tari komei, tari kedidi, dan tari seramo.

Untuk menyaksikan tradisi Perang Ketupat ini, kamu dapat mengunjungi desa-desa Bangka Belitung yang terletak di sekitar Pantai Tempilang dan Bangka Barat. Pada saat Perang Ketupat, akan terdapat beberapa perantau dan wisatawan yang datang untuk menikmati tradisi unik ini.

3. Nujuh Jerami

Foto: babel.kemenkumham.go.id

Nujuh Jerami merupakan sebuah upacara peringatan yang diadakan oleh penduduk di daerah Lom, khususnya di Dusun Air Abik dan Dusun Pejam di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Upacara ini biasanya dilakukan oleh masyarakat setempat pada bulan purnama, mengikuti kalender Cina atau setiap bulan April dalam kalender masehi.

Tradisi adat Bangka ini umumnya dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di pemukiman di luar atau pedalaman hutan, sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen. Berdasarkan cerita dari tokoh adat Bangka Belitung, tradisi ini telah dilakukan sejak zaman nenek moyang.

4. Rebo Kasan

Rebo Kasan merupakan sebuah ritual yang berasal dari masyarakat Melayu pesisir pantai di Kabupaten Bangka. Upacara Rebo Kasan ini adalah hasil akulturasi dari nilai-nilai religius, legenda, dan mitos nenek moyang masyarakat Bangka.

Masyarakat setempat sendiri meyakini bahwa pada akhir hari Rabu bulan Shafar, Tuhan akan menurunkan bencana dari terbit fajar hingga matahari terbenam, baik itu bencana besar maupun bencana kecil. Tujuan dari upacara adat Bangka Belitung ini adalah untuk menolak bala atau musibah, sekaligus sebagai harapan agar hasil tangkapan para nelayan melimpah.

Dalam pelaksanaannya, masyarakat setempat akan melakukan doa bersama dan melanjutkan upacara dengan pencabutan ketupat lepas sebagai tanda sudah dicabutnya bencana yang mungkin akan menimpa mereka. Upacara Rebo Kasan ini akan diakhiri dengan makan bersama di dalam masjid menggunakan nampan yang dibawa oleh masing-masing masyarakat setempat.

5. Maras Tahun

Foto: disbudpar.beltim.go.id

Awalnya, upacara Maras Tahun hanya digelar untuk memperingati hasil panen petani padi di Kepulauan Bangka Belitung. Namun, saat ini, tujuan upacara tersebut tidak hanya terbatas pada peringatan hasil panen padi saja, melainkan juga sebagai bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat Bangka Belitung, baik kepada petani maupun nelayan.

Maras memiliki arti sebagai memotong, sedangkan tahun memiliki arti sebagai tahun. Upacara ini memiliki makna bahwa masyarakat Bangka Belitung telah meninggalkan tahun sebelumnya dengan rasa syukur dan berdoa agar tahun berikutnya menjadi lebih baik.

Upacara Maras Tahun sendiri akan berlangsung selama tiga hari. Sebelum mencapai puncak perayaan, masyarakat Bangka Belitung akan disuguhi dengan berbagai kesenian daerah, seperti tari piring khas Minang dan pertunjukan teater Dulmuluk.

6. Mandi Belimau

Shutterstock.com

Mandi Belimau merupakan ritual adat yang dijalankan oleh warga Bangka Belitung sebagai bentuk penyucian diri menyambut bulan Ramadhan. Upacara ini merupakan warisan leluhur dan telah dijalankan turun temurun oleh masyarakat setempat.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, tradisi ini pertama kali dikenalkan oleh Depati Bahrein yang merupakan keturunan dari Kerajaan Mataram, Yogyakarta yang melarikan diri bersama pengawalnya ke Pulau Bangka untuk menghindari pasukan Belanda.

Sebagai upacara adat yang sakral dengan nilai-nilai penting, Mandi Belimau dilakukan secara turun temurun dan memerlukan peralatan khusus. Selain bahan dan peralatan, faktor lain yang memengaruhi keberhasilan upacara ini adalah tata cara pelaksanaannya sesuai upacara adat Bangka Belitung.

7. Sepintu Sedulang

Sepintu Sedulang adalah semboyan dan moto yang menggambarkan semangat persatuan, kesatuan, dan gotong royong di kalangan masyarakat Pulau Bangka Belitung. Tradisi ini dilakukan saat pesta kampung dengan membawa dulang (nampan) yang berisi makanan untuk disajikan kepada tamu atau siapa pun yang hadir di masjid.

Selain itu, Sepintu Sedulang juga dikenal dengan sebutan "Nganggung," yakni kegiatan di mana setiap rumah warga Bangka Belitung mengantarkan makanan menggunakan dulang atau nampan.

Selain menikmati keindahan alam Bangka Belitung, kamu juga dapat memperoleh wawasan yang kaya mengenai upacara adat yang umumnya dilakukan oleh penduduk setempat. Jika kamu berminat untuk mengamati keunikan Kepulauan Bangka Belitung dan menyaksikan tradisi adat yang tetap dijaga dengan baik oleh masyarakat setempat, kamu dapat mengunjungi langsung Kepulauan Bangka Belitung.

Sebelum berangkat, pastikan kamu telah mempersiapkan tiket pesawat dan akomodasi di Bangka Belitung. Untuk memudahkan proses pemesanan tiket pesawat dan akomodasi, kamu bisa langsung mengunjungi website Traveloka atau Traveloka App untuk mendapatkan penawaran-penawaran yang menarik! Semoga informasi mengenai upacara adat Bangka Belitung di atas dapat berguna ya untuk kamu!

Bangka City Hotel

8.3/10

Jalan Alexander No.1 Kel. Air Tam

Rp 334.265

Rp 250.700

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan