Mengenal 5 Upacara Adat Jawa Barat

Mas Bellboy
07 Mar 2024 - 4 min read

Jawa Barat terkenal dengan seluruh destinasi wisatanya yang menakjubkan, serta kota Bandung yang selalu menjadi daya tarik wisatawan dengan dan tempat-tempat yang modern, seperti mall-mall besar dan cafe-cafe. Meski begitu, masyarakat Jawa Barat juga masih mengusung tradisi turun temurun, salah satunya yaitu masih menjalankan beberapa upacara adat Jawa Barat.

Upacara adat Jawa Barat ini terdapat di berbagai macam situasi, seperti kelahiran bayi, pernikahan, atau untuk mengungkapkan rasa syukur. Mungkin, kamu pernah melihat atau setidaknya mendengar salah satu upacara adat Jawa Barat yang ada di list Traveloka di bawah ini:

Upacara Adat Jawa Barat

1. Tembuni

Shutterstock.com

Tembuni adalah upacara adat Jawa Barat yang berkaitan dengan kelahiran bayi. Masyarakat Sunda mempercayai bahwa plasenta atau ari-ari bayi adalah saudara dari bayi yang lahir tersebut, maka mengurusnya pun tidak bisa sembarangan, melainkan memerlukan ritual khusus.

Masyarakat Sunda di Jawa Barat biasanya meletakkannya ke dalam kendi atau biasa juga disebut pendil. Tidak hanya plasentanya yang disimpan di dalam pendil, tapi juga beberapa rempah-rempah serta bumbu seperti asam, gula merah, dan garam. Namun, terkadang ada juga barang lain yang dimasukkan ke dalam pendil selain rempah dan bumbu. Hal itu sesuai dengan kepercayaan paraji (dukun persalinan) yang memimpin ritual tersebut dan mungkin akan berbeda-beda pada setiap paraji.

Paraji akan menguburkan pendil tersebut di halaman rumah keluarga bayi. Sebagian orang akan memayungi pendil tersebut atau memberi penerangan yang akan dicabut ketika tali pusar bayi lepas. Beberapa juga memilih untuk menghanyutkannya ke sungai.

2. Upacara Pernikahan Adat Sunda

Shutterstock.com

Pernah mendatangi pernikahan adat Sunda? Upacara pernikahan adat Sunda masih sering dilaksanakan secara lengkap, bahkan bagi warga perkotaan sekalipun. Upacara pernikahan akan diawali dengan prosesi mapag panganten, yaitu ketika calon mempelai pria datang bersama keluarganya secara beriringan.

Mapag adalah bahasa Sunda yang berarti menyambut. Proses ini cukup meriah tapi juga khidmat. Sebagai bagian dari upacara sekaligus juga hiburan, muncullah Ki Lengser disertai para penari dan punggawa untuk menjemput calon mempelai pria dan keluarganya. Aksi dari Ki Lengser ini diiringi oleh musik tradisional khas Sunda, dan tak jarang juga diperankan dengan lucu sehingga menghibur.

Kemudian, acara berlanjut ke upacara seserahan. Calon mempelai pria diberikan oleh orang tuanya pada orang tua calon mempelai wanita, beserta dengan seserahan berupa barang-barang untuk sang calon istri.

Selanjutnya adalah akad nikah, bagian yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh tamu undangan yang hadir, terlebih lagi oleh kedua pengantin. Setelah sah menjadi suami istri, pengantin baru akan melaksanakan sawer panganten, sungkeman, nincak endog, dan huap lingkung yang masing-masing memiliki artinya sendiri.

Namun, banyak yang memodifikasi upacara pernikahan ini dan mencukupkannya hanya dengan acara sungkeman, yaitu memohon maaf pada orang tua dan memohon doa restu.

3. Upacara Seren Taun

Shutterstock.com

Tentu masih banyak masyarakat Jawa Barat yang bermata pencaharian sebagai petani, sehingga upacara Seren Taun pun masih banyak dilakukan. Tujuan dari upacara Seren Taun adalah sebagai ungkapan rasa syukur terhadap hasil panen serta harapan agar panen selanjutnya pun akan sukses. Masyarakat mengadakan upacara Seren Taun ini satu tahun sekali.

Masyarakat harus menentukan terlebih dahulu waktu yang tepat untuk menyelenggarakan upacara Seren Taun. Penentuan waktu ini dilakukan oleh seorang pemuka adat dan dilakukan di malam hari dengan bermusyawarah juga dengan para warga. Barulah ketika menemukan waktu yang tepat, pemuka adat ini akan datang berziarah ke makam leluhur untuk ‘melaporkan’ tanggal yang telah mereka tentukan.

Setelah menentukan tanggal, ritual berlanjut dengan Pesta Dadung, yaitu ungkapan rasa cinta petani terhadap aktivitas bertani. Lalu berlanjut ke malam dimana mereka berdoa sesuai dengan adat dan kepercayaan masing-masing.

Puncaknya adalah hari Seren Taun itu sendiri, dimana warga-warga membawa tandu berisi seserahan berupa sayuran, buah-buahan, dan lain-lain, sebagai simbol dari hasil panen bumi. Mereka pun menghias tandu-tandu tersebut agar cantik saat diarak.

Sebagai rasa syukur kepada Tuhan, mereka memasukkan hasil padi ke dalam lumbung Ratna Inten yang dimasukkan oleh pemandu adat atau sesepuh (yang dituakan) secara bergantian. Dengan panjangnya ritual yang ada dalam Seren Taun, tidak heran jika upacara ini memakan waktu hingga 6 hari. Namun, kalau kamu menonton arak-arakannya, kamu pasti bisa merasakan rasa sukacita yang mereka rasakan.

4. Sisingaan

Shutterstock.com

Selain sebagai salah satu upacara adat Jawa Barat, sisingaan juga sudah terkenal sebagai kesenian asli daerah Subang yang menunjukkan kreativitas warga. Sisingaan adalah sebuah upacara yang diadakan bagi seorang anak laki-laki yang akan dikhitan atau disunat. Anak laki-laki ini disebut sebagai pengantin sunat.

Sebelum khitan, anak akan diarak mengelilingi kampungnya dengan duduk di atas kursi yang dihias-hias serupa singa, disebut juga sebagai jampana. Empat orang pemuda lalu mengangkat jampana tersebut dan mengarak si anak berkeliling, diiringi juga oleh musik tradisional seperti kendang, kecrek, kempul, dan lain-lain.

Mengapa kursi harus dihias seperti singa? Nah, ternyata ada juga cerita di baliknya. Masyarakat Subang melihat singa sebagai simbol perjuangan masyarakat Subang melawan penjajah. Dengan menaiki singa, pengantin sunat diharapkan akan menjadi generasi penerus bangsa yang pemberani.

Kalau beruntung, kamu bisa melihat tradisi sisingaan ini ketika berkunjung ke Subang dan merasakan sendiri betapa meriahnya upacara ini berlangsung.

5. Upacara Nadran

Upacara adat Nadran berasal dari daerah Indramayu dan Cirebon. Sesuai dengan keadaan geografisnya yang dekat dengan laut, banyak masyarakat di daerah Indramayu dan Cirebon yang bekerja sebagai nelayan. Upacara adat Nadran ini dilakukan oleh para nelayan dan dikenal juga sebagai pesta laut.

Sebetulnya, pesta laut ini tidak hanya diadakan di daerah Cirebon dan Indramayu saja, melainkan juga di daerah-daerah pantai lain di Jawa Barat, seperti Pangandaran. Hanya saja, bentuk ritual di tiap-tiap daerahnya mungkin saja berbeda, walau tujuannya sama yaitu untuk mensyukuri hasil panen dan meminta perlindungan ketika para nelayan sedang bekerja di lautan.

Untuk melaksanakan Nadran atau pesta laut ini, mereka harus menyiapkan beberapa sesajen. Sesajen pertama akan disimpan di kapal pemangku kapalan, berisi kepala kerbau dan jeroan kambing. Sesajen kedua disimpan di kapal yang disediakan oleh nelayan dan sesajennya pun disiapkan oleh para nelayan, berisi kue dan pisang yang masing-masing ada 7 macam, rokok, dan lain-lain.

Sesajen yang sudah diletakkan di kapal kemudian akan dilarung ke laut lepas sebagai persembahan.

Itulah beberapa upacara adat Jawa Barat yang bisa kamu cari ketika kamu berkunjung. Mungkin, akan cukup sulit menemukannya di area perkotaan besar karena kemungkinan masyarakat kota sudah mulai meninggalkannya. Tapi, jika kamu datang ke kota-kota kecil, kamu masih bisa merasakan kekentalan budaya Sunda.

Eksplor upacara adat Jawa Barat bersama Traveloka! Booking hotel mu dimana pun kamu mau dan pesan tiket kereta atau sewa mobil dengan mudah di Traveloka.

Penginapan dan Hotel di Bandung

Cari Hotel dengan prom...

Lihat Harga

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan