Tasikmalaya merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Barat yang memiliki julukan mutiara priangan dari timur. Maksud dari julukan tersebut, karena letaknya yang berada di selatan pulau jawa dan menyimpan banyak potensi wisata, budaya, serta kekayaan alam yang masih sangat banyak.
Source: Shutterstock
Berbicara tentang wisata, ada satu tempat yang tidak pernah sepi dari pengunjung. Tempat ini bernama Pamijahan Tasikmalaya Wisata Religi. Jangankan setiap musim liburan, pada hari-hari biasa pun, tempat ini akan dipenuhi oleh para peziarah yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.
Wisata religi secara singkat dapat dimaknai sebagai kegiatan berkunjung ke tempat yang memiliki aspek religius bagi umat beragama tertentu. Hal tersebut dilakukan untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta, yaitu Allah SWT. Sekaligus sebagai sarana untuk mentadabburi alam yang diciptakan dengan sangat sempurna.
Sama halnya dengan yang ada di desa Pamijahan, ada pula wisata religi versi low budget, yang akan membantu para peziarah memperoleh ketenangan hati. Tertarik untuk berkunjung dan melakukan wisata religi Pamijahan Tasikmalaya? Di bawah ini wisata religi yang bisa Kamu kunjungi di Pamijahan Tasikmalaya.
Bagi masyarakat muslim, khususnya yang tinggal di Tasikmalaya dan sekitarnya, sudah pasti tidak asing dengan gua satu ini. Gua yang menjadi jejak sejarah seorang sufi termasyhur, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani saat menerima ijazah dari gurunya yaitu Imam Sanusi, pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1111 H (1690 M).
Penamaan Gua Safarwadi ini tidak terlepas dari kosa kata bahasa arab, yaitu “Safar” yang berarti menempuh perjalanan, dan “Wadi” yang berarti jurang. Gua ini memberitahukan kepada kita tentang lokasinya yang terletak diantara dua bukit, di pinggir sungai.
Secara tersirat, nama gua ini juga bisa dijadikan nasehat untuk kamu semua, bahwa perlunya untuk berhati-hati dan bermawas diri di dunia. Dalam hidup ini kamu bisa saja terjerumus ke hal-hal yang tidak baik, dan akan membuatmu menderita baik di dunia maupun di akhirat. Gua Safarwadi ini memiliki keistimewaan tersendiri di antaranya sebagai berikut:
Gua ini memiliki panjang hampir setengah kilometer. Melihatnya saja mungkin akan membuat kamu cukup tercengang. Untuk itu, wisata ini sebaiknya tidak dilakukan oleh para lansia, terutama jika keadaan fisiknya sudah menurun atau tidak terbiasa berjalan jauh.
Terdapat batu stalagtit dan stalagmit yang indah dan menyilaukan mata di langit-langit gua. Pemandangan tersebut menjadi semakin indah, jika kamu memantulkan cahaya lampu yang kamu bawa sebagai penerangan jalan.
Kamu juga bisa melihat langsung mengalirnya sumber mata air yang sangat jernih. Orang-orang sekitar sering mengambilnya untuk dikonsumsi dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Hal ini menjadi salah satu manfaat yang paling bisa dirasakan sehari-hari meskipun bukan untuk kebutuhan wisata.
Batu peci haji yang berada di langit-langit gua yang berlubang cukup banyak, dan membentuk sebuah peci. Menurut kepercayaan masyarakat, jika seorang peziarah yang menyodorkan kepalanya ke dalam peci haji, dan ukurannya pas dengan kepala. Atas izin Allah SWT, hajatnya untuk pergi umroh maupun haji ke tanah suci akan dipermudah dan cepat terkabul.
Gua Safarwadi juga berfungsi sebagai tempat untuk beribadah yang dibuktikan dengan adanya masjid di dalam gua. Selain itu, tempat ini dipercaya sebagai pertemuan antara wali-wali Allah SWT. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya lorong-lorong gua yang menurut cerita dapat menghubungkan beberapa tempat suci.
Namun, perlu diingat bahwa ada juga hal-hal gaib yang di luar nalar justru dapat terhubung dengan dunia nyata. Ada ilmu yang hanya dimiliki oleh mereka para kekasih Allah SWT yang mendapatkan kelebihan secara dhohir dan batin, serta menjadi teladan bagi masyarakat secara luas.
Source: X @rifai52
Bagi yang belum tahu, Syekh Abdul Muhyi merupakan anak dari seorang ayah bangsawan asli dari tanah pasundan bernama Sembah Lebe Wartakusumah, dan ibu dari bangsawan tanah jawa bernama Raden Ajeng Tangan Ziah. Beliau dilahirkan di Mataram pada tahun 1650 M.
Beliau pernah menimba ilmu di berbagai tempat terkenal, diantaranya berguru kepada Sunan Ampel di Pondok Pesantren Ampel Denta, Surabaya. Kemudian beliau pergi ke Aceh dan bertemu seorang guru besar Tarekat Syattariyah, bernama Syekh Abdur Ra’uf As-Singkili.
Setelah cukup lama di Aceh, beliau diajak oleh gurunya ke makam Sultanul Auliya’, Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani di Irak. Selama perjalanannya tersebut, Abdul Muhyi juga berkunjung ke Mekkah dan Madinah untuk menunaikan haji dan menuntut ilmu kembali kepada guru-guru dari Syekh Abdur Rauf As-Singkili.
Setelah mengembara ilmu hingga ke luar negeri, Syekh H. Abdul Muhyi pun kembali ke tanah air dan langsung mendapatkan ijazah dari gurunya untuk meneruskan ajaran tarekat Syattariyah di Pulau Jawa, khususnya di daerah Jawa Barat.
Keberhasilan beliau dalam berdakwah, dapat dilihat dari pencapaiannya menyebarkan Islam secara masif dan santun, melalui pembangunan masjid dan padepokan dengan sentuhan hati sebagai seorang sufi dari tarekat Syattariyah.
Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 1730 M, di usianya yang ke-80 tahun. Dimakamkan di desa Pamijahan, Kecamatan Bantar Kalong, Tasikmalaya bagian selatan.
Source: Facebook Elmardanuzie
Kata bengkok yang disandingkan di akhir nama Syekh Sacaparana merupakan nama salah satu kampung di desa Pamijahan. Beliau memiliki seorang anak bernama Ayu Bakta, yang nantinya akan dipersunting oleh Syekh H. Abdul Muhyi.
Jarak dari makam Syekh Sembah Dalem Sacaparana Bengkok dengan makam menantunya berkisar 3,5 km. Jika ingin sekalian berkunjung, perjalanan yang akan ditempuh kira-kira membutuhkan waktu 10 menitan dengan mengendarai sepeda motor.
Untuk menuju ke lokasi makam Syekh Sacaparana, kamu membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit dengan berjalan kaki di jalan setapak dengan melewati sungai, persawahan, jembatan, dan perkebunan milik warga sekitar. Bagi yang ingin berkunjung ke makam ini saat musim hujan, disarankan untuk berhati-hati, karena jalannya menurun dan licin.
Makam Syekh Sembah Dalem Sacaparana menjadi penutup untuk wisata religi yang ada di desa Pamijahan, Kecamatan Bantar Kalong, Tasikmalaya. Bagi kamu yang ingin mencari referensi wisata religi di Indonesia untuk meningkatkan nilai spiritualitas, bisa banget merasakan pengalaman tak terlupakan bersama Traveloka di Traveloka Xperience.
Kamu juga bisa mencari tempat penginapan, tiket kereta dan pesawat dengan lebih mudah di Traveloka. Buruan, download sekarang juga!
Penginapan dan Hotel di Bandung
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga