10 Peninggalan Bersejarah Kerajaan Mataram Islam

Mas Bellboy
27 Mar 2025 - 5 min read

Kerajaan Mataram Islam memiliki pengaruh besar dalam penyebaran budaya dan agama Islam di Yogyakarta terutama di Kotagede. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1586 Masehi oleh Panembahan Senopati sebelum runtuh pada tahun 1755 akibat pengaruh Belanda dalam urusan kerajaan.

Selain itu, Kerajaan Mataram Islam pernah terlibat aktif dalam memerangi Belanda terutama pada masa kepemimpinan Sultan Agung (1613-1645). Saat ini, terdapat beberapa peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang masih eksis hingga saat ini. Mulai dari keraton, masjid, hingga kerajinan keramik. Berikut deretan peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang menarik untuk diketahui.

Daftar Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

1. Keraton Kesultanan Yogyakarta

Salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang kini menjadi pilihan destinasi wisata sejarah di pusat Kota Yogyakarta adalah Keraton Kesultanan Yogyakarta. Keraton Yogyakarta berlokasi di Jalan Rotowijayan Blok No.1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta. Bangunan bersejarah ini didirikan pada tahun 1755 setelah Kerajaan Mataram Islam dibagi dua melalui Perjanjian Giyanti.

Kawasan komplek inti terdiri dari tujuh rangkaian pelataran dari Alun-alun Utara sampai Alun-alun Selatan. Kini, keraton Yogyakarta menjadi istana Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan beberapa area dibuka untuk umum yang dapat dikunjungi wisatawan seperti Pagelaran dan Sitihinggil Lor, Kamandungan Lor, Srimanganti, Kedhaton, Kemagangan, Kamandhungan Kidul, dan Sitihinggil Kidul.

Meskipun dijadikan sebagai pusat pemerintahan, Keraton Kesultanan Yogyakarta juga menjadi pusat kebudayaan, tempat pelaksanaan upacara adat, pertunjukan seni hingga penyimpanan peninggalan sejarah bagi kebudayaan Jawa.

Hotel dekat Keraton Yogyakarta

Pesan Hotel di Travelo...

Lihat Harga

2. Keraton Kasunanan Surakarta

Keraton Kasunanan Surakarta atau dikenal juga dengan Keraton Surakarta Hadiningrat memiliki sejarah yang berkaitan erat dengan Kerajaan Mataram Islam. Keraton ini didirikan pada tahun 1744 setelah adanya pemberontakan besar yang dikenal sebagai Geger Pecinan. Saat itu, Keraton Kartasura, pusat pemerintahan Mataram hancur sehingga pusat kerajaan dipindahkan ke desa Sala (atau Solo) lalu dibangun kembali menjadi Keraton Surakarta.

Lokasi Keraton Surakarta berada di Jl. Kamandungan, Baluwarti, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Saat ini, Keraton Kasunanan Surakarta masih digunakan sebagai kediaman tempat tinggal resmi Sri Sunan dan keluarga kerajaan. Keraton Surakarta memiliki arsitektur Jawa yang terdiri dari beberapa area. Mulai dari Alun-alun Utara, Alun-alun Selatan, Sitihinggil, Sasana Sumewa, Bale Pekapalan, Bale Pewatangan, Gapura Klewer dan Gapura Batangan, hingga Masjid Agung Surakarta. Beberapa area di kompleks keraton tersebut dapat dikunjungi oleh wisatawan

3. Masjid Agung Gedhe Kauman

Masjid Agung Gedhe Kauman merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang kini menjadi masjid milik Kesultanan Yogyakarta. Masjid ini dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I sekaligus pendiri Kesultanan Yogyakarta pada tahun 1773. Sesuai dengan namanya, lokasi masjid terletak di Kampung Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta atau berada di sisi barat Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta.

Masjid ini dirancang dengan arsitektur khas tradisional Jawa yang dipadukan dengan pengaruh Islam. Keberadaan masjid ini menjadi simbol kebudayaan Islam di daerah Yogyakarta sekaligus pusat kehidupan sosial dan budaya bagi masyarakat sekitar selain menjadi bagian integral dari Kesultanan Yogyakarta. Selain digunakan sebagai tempat ibadah oleh keluarga kerajaan dan rakyat sekitar, masjid ini juga sering digunakan untuk acara-acara besar seperti acara keagamaan dan perayaan-perayaan tertentu.

4. Masjid Al Fatih Kepatihan

Masjid Al Fatih Kepatihan merupakan salah satu masjid bersejarah yang berdiri pada tahun 1891 Masehi sebagai bangunan peninggalan Pakubuwono X. Masjid Al Fatih Kepatihan berlokasi di Jl. Kepatihan, Kelurahan Wetan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Keberadaan bangunan ini menjadi perwujudan keagamaan dan budaya Islam di Yogyakarta.

Arsitektur yang melekat pada masjid dengan warna ikonik birunya ini menggunakan elemen-elemen seni Islam tradisional yang terlihat pada atap tiga lapis dan ukiran kaligrafi yang menghiasi dinding-dinding masjid. Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini masih aktif dengan berbagai kegiatan lainnya seperti kegiatan keagamaan, pendidikan, dan budaya bagi masyarakat sekitar.

5. Kompleks Makam Imogiri

Kompleks Makam Imogiri berada di Dusun Pajimatan, Girirejo, Imogiri, Bantul. Kompleks ini merupakan makam bagi beberapa raja Kerajaan Mataram Islam, seperti makam Sultan Agung, Sultan Hamengkubuwono I, Sultan Hamengkubuwono VII termasuk raja keturunan Mataram Islam saat terbagi dua menjadi Yogyakarta dan Surakarta.

Pembangunan makam ini diprakarsai oleh Sultan Agung untuk membangun makam di luar Makam Hastorenggo di Kotagede pada tahun 1632 Masehi. Arsitektur pada kompleks makam mencerminkan simbol-simbol keislaman dengan hiasan-hiasan halus yang terlihat megah dan agung. Selain itu, kompleks Makam Imogiri menjadi tempat ziarah dan pusat kegiatan keagamaan bagi umat Islam di sekitarnya.

6. Masjid Kotagede

Masjid Kotagede atau Masjid Gedhe Mataram Kotagede merupakan masjid tertua yang ada di Yogyakarta dan menjadi salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Islam. Masjid ini berlokasi di kawasan Kotagede yang saat itu menjadi ibukota Kerajaan Mataram Islam. Masjid yang berada dalam komplek Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede ini mulai dibangun sejak tahun 1578 hingga 1587 Masehi. Sumber lain menyebut bahwa masjid ini dibangun di masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono I yang didasarkan pada prasasti di masjid tersebut pada tahun 1773 Masehi.

Bagian paling unik dari komplek masjid ini adalah proses pembangunan masjid yang melibatkan umat Islam dan umat Hindu. Hal ini dapat dilihat dari bagian dinding pagar masjid yang berbentuk seperti tembok penyengker (tembok yang mengelilingi pura). Kini, masjid Kotagede terus dilestarikan sampai sekarang dan digunakan sebagai tempat ibadah sekaligus menjadi destinasi wisata sejarah dan ziarah.

7. Sastra Gendhing

Kitab Serat Sastra Gendhing adalah satu satu peninggalan Kerajaan Mataram Islam berbentuk karya sastra Jawa pada masa Sultan Agung Hanyokrokusumo. Kitab ini ditulis oleh Sultan Agung yang mencerminkan paduan budaya Jawa dan ajaran Islam. Kitab Sastra Gendhing berisi nilai-nilai moral, etika, dan ajaran Islam mencakup ajaran mistis, sosial, politik, tasawuf, dan filsafat sebagai pedoman hidup trah Mataram.

8. Kerajinan Perak

Selain terkenal dengan destinasi wisata sejarahnya, Kotagede juga dikenal sebagai sentra kerajinan perak yang ternyata sudah ada sejak masa pemerintahan Kerajaan Mataram Islam abad ke-16 sampai abad ke-17 Masehi.

Berawal dari memenuhi kebutuhan empat keraton saat itu, Kasultanan Ngayogyakarta, Pura Pakualaman, Kasunanan Surakarta, dan Mangkunegaran hingga para pengrajin memutuskan menetap di Kotagede termasuk mengembangkan kerajinan perak bersama para abdi dalem Kerajaan Mataram Islam. Kini, komoditas utama di Kotagede menjadi bagian dari peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang masih eksis hingga hari ini.

9. Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning

Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning merupakan salah satu masjid dari lima buah masjid Keraton Kesultanan Yogyakarta. Masjid Plosokuning berlokasi di Dusun Plosokuning, Desa Plosokuning, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Masjid ini dibangun pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono III.

Namun, sumber lain menyebutkan masjid ini didirikan pada tahun 1724 oleh Kyai Mursodo, anak dari Kyai Nur Iman Mlangi yang juga merupakan saudara dari Sri Sultan Hamengku Buwono I. Struktur bangunan masjid ini dinilai mirip Masjid Agung Kauman yang terdiri dari mihrab, kentongan, dan bedug yang terlihat sama. Selain itu, terdapat kolam yang mengelilingi masjid yang bisa digunakan pengunjung untuk membasuh kaki sebelum memasuki masjid.

10. Selokan Mataram

Selokan Mataram merupakan salah satu peninggalan Mataram Islam berupa saluran irigasi yang dibangun pada masa pendudukan Jepang atas perintah Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada tahun 1944.

Keberadaan saluran ini menjadi bukti seorang raja yang berhasil membujuk Jepang pada saat itu agar membangun saluran irigasi yang dapat mengairi areal pertanian rakyat. Selain itu, tujuan selokan Mataram dibangun untuk membebaskan rakyat Yogyakarta dari kerja paksa (Romusha) yang diterapkan oleh Jepang.

Pesan Hotel untuk Liburan hanya di Traveloka

Pesan Hotel untuk Liburan hanya di Traveloka

Kini, kamu bisa memesan hotel liburan hanya di Traveloka. Buat kamu yang ingin mengunjungi beberapa destinasi wisata di Yogyakarta, kamu bisa cari hotel yang dekat dengan destinasi wisata tersebut. Pastikan manfaatkan promo bank seperti promo BCA dan kode kupon kode kupon Traveloka untuk harga terbaik.

Nah, itulah 10 peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang masih dilestarikan dan dikunjungi oleh wisatawan. Kamu bisa menyambangi beberapa lokasi tersebut saat kamu berlibur ke Yogyakarta. Pastikan gunakan Traveloka untuk menemani perjalanan liburanmu mulai dari pembelian tiket pesawat, kereta api, bus, hingga tiket travel & shuttle.

Hotel di Yogyakarta

Pesan Hotel di Travelo...

Lihat Harga

Dalam Artikel Ini

• Daftar Peninggalan Kerajaan Mataram Islam
• 1. Keraton Kesultanan Yogyakarta
• 2. Keraton Kasunanan Surakarta
• 3. Masjid Agung Gedhe Kauman
• 4. Masjid Al Fatih Kepatihan
• 5. Kompleks Makam Imogiri
• 6. Masjid Kotagede
• 7. Sastra Gendhing
• 8. Kerajinan Perak
• 9. Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning
• 10. Selokan Mataram
• Pesan Hotel untuk Liburan hanya di Traveloka
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan