5 Peninggalan Kerajaan Pajang dan Sejarahnya

Mas Bellboy
27 Mar 2025 - 4 min read

Meskipun tidak setenar Majapahit atau Mataram, Kerajaan Pajang memegang peran penting dalam sejarah Nusantara. Sebagai kerajaan Islam pertama di pedalaman Jawa, Pajang menjadi jembatan antara era Demak dan Mataram, sekaligus pusat pemerintahan yang berkembang dengan corak agraris.

Jejak kejayaannya masih bisa kita temukan hingga kini melalui berbagai peninggalan bersejarah, mulai dari keraton, makam tokoh penting, hingga pusat perdagangan tradisional. Setiap peninggalan ini bukan hanya menyimpan kisah masa lalu, tetapi juga tetap hidup dalam budaya dan tradisi masyarakat sekitar.

Ingin tahu lebih dalam tentang warisan sejarah Kerajaan Pajang? Yuk, jelajahi lima peninggalan pentingnya dan temukan kisah menarik di baliknya!

Sejarah Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang didirikan oleh Jaka Tingkir, yang kemudian bergelar Sultan Hadiwijaya, setelah berhasil mengambil alih kekuasaan dari Kesultanan Demak pada abad ke-16. Berpusat di wilayah yang kini dikenal sebagai Solo, kerajaan ini menjadi kerajaan Islam pertama di pedalaman Jawa. Sultan Hadiwijaya mengembangkan Pajang dengan menggabungkan sistem agraris dan militer, menjadikannya kerajaan yang makmur dan kuat.

Selain memperkuat sistem pertahanan, ia juga menjalin hubungan baik dengan berbagai daerah, termasuk mengangkat para penguasa lokal untuk memperkuat kekuasaannya. Namun, setelah wafatnya Sultan Hadiwijaya, kerajaan ini mulai melemah akibat perebutan takhta antara pewarisnya dan kekuatan baru yang muncul, terutama dari Mataram Islam di bawah Panembahan Senopati.

Walaupun Kerajaan Pajang tidak bertahan lama, jejak sejarahnya masih bisa ditemukan hingga kini. Peninggalan Kerajaan Pajang meliputi makam raja-raja, petilasan, serta bangunan bersejarah yang menjadi saksi kejayaannya. Salah satu peninggalan penting adalah Kompleks Makam Sultan Hadiwijaya, yang masih dikunjungi sebagai tempat ziarah. Selain itu, Pajang juga memiliki peran penting dalam perjalanan sejarah Nusantara, menjadi penghubung antara Kesultanan Demak dan Mataram Islam, yang kemudian tumbuh menjadi salah satu kerajaan terkuat di Jawa.

Daftar Peninggalan Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang memang tidak bertahan lama, tetapi jejak sejarahnya masih bisa ditemui hingga sekarang. Berikut adalah beberapa peninggalan penting yang masih dapat kita lihat hingga kini!

1. Kompleks Makam Kesultanan Pajang

Salah satu peninggalan Kerajaan Pajang yang masih bisa dikunjungi hingga kini adalah Kompleks Makam Kesultanan Pajang. Terletak di Surakarta atau Solo, makam ini menjadi tempat peristirahatan terakhir Sultan Hadiwijaya, pendiri Kerajaan Pajang, beserta keluarga, bangsawan, dan tokoh penting lainnya.

Selain sebagai situs bersejarah, kompleks makam ini juga memiliki nilai spiritual dan budaya bagi masyarakat setempat. Bangunan makamnya masih mempertahankan arsitektur khas zaman dulu, mencerminkan perpaduan budaya Islam, Jawa, dan Hindu Budha. Dengan suasana yang tenang dan sakral, tempat ini sering dikunjungi peziarah yang ingin mengenang kejayaan Pajang, berdoa, serta mencari ketenangan batin.

2. Masjid Laweyan

Sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Pajang, Masjid Laweyan tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga saksi sejarah perkembangan Islam di Jawa. Masjid yang terletak di Solo ini dibangun pada masa Sultan Hadiwijaya dan menjadi pusat aktivitas keagamaan, pendidikan, serta sosial masyarakat kala itu.

Arsitekturnya mencerminkan perpaduan budaya Islam dan Jawa, dengan atap limasan khas, kayu ukiran klasik, serta ornamen unik yang masih terjaga hingga kini. Selain nilai sejarahnya, Masjid Laweyan juga erat kaitannya dengan perkembangan industri batik di kawasan Laweyan, yang sejak zaman dulu dikenal sebagai pusat pengrajin batik dan perdagangan kain berkualitas tinggi. Keindahan serta keunikan masjid ini menjadikannya salah satu destinasi wisata religi dan budaya yang menarik di Solo.

3. Pasar Laweyan

Pasar Laweyan, yang kini lebih dikenal sebagai Kampung Batik Laweyan, merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Pajang yang masih bertahan hingga kini dan tetap menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat. Pasar ini dahulu berperan sebagai pusat perdagangan penting pada masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya, terutama dalam perdagangan batik yang berkembang pesat di kawasan Laweyan, Solo. Pendirian pasar ini dipelopori oleh Kyai Ageng Henis, yang dikenal sebagai tokoh penting dalam perkembangan industri batik di era Pajang.

Sejak zaman Pajang, Pasar Laweyan telah menjadi saksi bisu kejayaan ekonomi Jawa, kala para pedagang, pengrajin batik, dan saudagar besar membangun jaringan dagang hingga ke luar daerah. Hingga kini, pasar ini tetap hidup sebagai pusat industri batik, dengan berbagai motif klasik hingga modern yang menarik wisatawan. Selain berbelanja, pengunjung juga bisa melihat langsung proses pembuatan batik tulis tradisional, menjadikannya destinasi wisata sejarah dan budaya yang wajib dikunjungi di Solo.

4. Situs Bandar Kabanaran

Bandar Kabanaran berada di tepi Sungai Jenes, anak Sungai Bengawan Solo, di sebelah timur Masjid Laweyan. Bandar Kabanaran ini adalah sebuah bandar yang berkembang pada masa Kerajaan Pajang. Sungai Jenes berhulu di lereng Gunung Merapi dan bermuara di Sungai Bengawan Solo dekat Jembatan Mojo. Dulu, penduduk sekitar menyebut sungai ini sebagai Sungai Kabanaran. Pada masa lalu, Sungai Kabanaran merupakan jalur utama transportasi dan perdagangan yang terhubung langsung ke Sungai Bengawan Solo. Pembangunan Bandar Kabanaran dibuat untuk memudahkan arus lalu lintas perdagangan sekaligus mendukung roda perekonomian Kerajaan Pajang. Bandar Kabanaran banyak dikunjungi pedagang yang mendistribusikan dagangannya menggunakan perahu.

5. Situs Keraton Pajang Kartasura

Meskipun Kerajaan Pajang telah lama runtuh, jejak kejayaannya masih bisa ditemukan dalam bentuk reruntuhan kerajaan yang tersisa di beberapa lokasi. Peninggalan Kerajaan Pajang ini menjadi saksi bisu bagaimana kerajaan yang pernah berjaya di pedalaman Jawa akhirnya tergeser oleh kekuatan baru, yaitu Mataram Islam, yang kemudian menguasai Nusantara.

Situs Kraton Pajang Kartasura adalah cagar budaya yang terletak di perbatasan Desa Pajang, Kota Surakarta, dengan Desa Makamhaji, Kabupaten Sukoharjo. Kompleks Keraton Pajang hanya tinggal tersisa puing-puing pondasinya saja.

Reruntuhan ini tersebar di berbagai lokasi, meski tidak sebanyak peninggalan dari kerajaan-kerajaan besar lainnya, seperti Majapahit atau Mataram. Namun, sisa-sisa bangunan, struktur pondasi, dan petilasan yang ditemukan memberikan gambaran tentang tata kota, kehidupan sosial, dan kemegahan arsitektur pada masa Pajang. Keberadaannya menjadi bukti sejarah penting yang mengingatkan kita pada peran besar Kerajaan Pajang dalam perkembangan politik, ekonomi, dan budaya di Jawa, sekaligus menjadi warisan berharga yang patut dilestarikan.

Nah, itulah beberapa peninggalan Kerajaan Pajang yang membuat kita makin bangga sama kekayaan sejarah Indonesia. Jejak sejarah Kerajaan Pajang mungkin tak sebanyak peninggalan kerajaan lain, tetapi warisan budayanya tetap terasa hingga kini. Dari kompleks makam, masjid bersejarah, hingga pusat perdagangan seperti Pasar Laweyan, semua menjadi bukti kejayaan Pajang di masa lalu. Mengunjungi tempat-tempat ini bisa menjadi pengalaman seru untuk menelusuri sejarah dan budaya Jawa.

Buat kamu yang ingin menjelajahi jejak sejarah ini, yuk, rencanakan perjalananmu dengan mudah dan hemat pakai Traveloka! Booking hotel, pesawat, kereta api, atau bus dan shuttle semuanya bisa dilakukan dalam satu aplikasi. Jangan lupa manfaatkan promo Traveloka, kode kupon Traveloka, atau promo bank dan promo BCA biar liburanmu makin seru dan hemat.

Jadi, tunggu apa lagi? Pesan hotel untuk liburan di Traveloka sekarang dan mulai petualangan sejarahmu!

Hotel di Solo

Pesan Hotel di Travelo...

Lihat Harga

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan