10 Permainan Tradisional Asal Betawi

Mas Bellboy
06 Mar 2024 - 4 min read

Kemegahan dan kemajuan daerah Jabodetabek seiring berjalannya waktu mulai menggerus budaya dan tradisi asli Jakarta yang sudah ada sejak zaman dahulu. Salah satunya adalah budaya permainan tradisional asal Betawi yang mulai luntur dari kalangan anak-anak ibu kota. Keberadaan permainan-permainan ini sejatinya merupakan sebuah harta warisan budaya yang harus dilestarikan agar tidak hilang digerus zaman.

Shutterstock.com

Yuk, coba 10 permainan tradisional asal Betawi yang bisa menjadi opsi hiburan untuk anak-anak di sini!

1. Tepok Nyamuk

Permainan Tepok Nyamuk merupakan permainan dengan 3 orang pemain atau lebih yang cara bermainnya cukup sederhana. Setelah melakukan hompimpa, orang yang terpilih akan berperan sebagai “nyamuk” dan sisanya akan menjadi penepok. Penepok akan berjongkok berhadapan dengan jarak satu meter.

Pemain yang berperan sebagai Nyamuk berdiri di antara kedua penepok. Nyamuk tersebut akan bergerak untuk mengecoh para penepok seraya berusaha melewati keduanya. Bila terkena tepokan, makan pemain dinyatakan gagal dan permainan akan diulang kembali secara bergantian.

2. Tok Kadal atau Kalawadi

Permainan tradisional asal Betawi ini umumnya dimainkan di tanah yang lapang karena jumlah sekitar 5-10 orang. Permainan ini membutuhkan kayu sepanjang 40 cm dan berdiameter 3 cm sebagai pemukulnya. Lalu peran “kadal” menggunakan kayu yang panjangnya 10-15 cm. Dibutuhkan lubang berdiameter 5 cm untuk mencongkel kayu “kadal”.

Kelompok penyerang dan penjaga dipilih melalui suit. Secara bergantian, pemain kelompok penyerang akan mencongkel kadal dari lubang sejauh-jauhnya. Bila kadal tertangkap, maka pemain dinyatakan gugur. Jika tidak tertangkap, jarak jatuhnya kadal dengan lubang akan dihitung dengan panjang pemukul. Jarak satu pemukul memiliki poin 10 sehingga kelompok yang mendapat nilai terbanyak menjadi pemenangnya.

3. Gala Jamban

Kata “gala”, memiliki arti batang pohon atau bambu yang tinggi, dan kata “jamban”, berarti tempat untuk bersantai. Penamaan ini berasal dari cara bermainnya yang merupakan kotak-kotak “peristirahatan” yang dibatasi oleh garis. Permainan ini cukup umum untuk dimainkan oleh anak perempuan maupun laki-laki.

Area bermain untuk permainan ini merupakan kotak-kotak yang disusun berdekatan satu sama lain. Kotak-kotak ini akan menjadi tempat beristirahat dimana pemain lawan tidak bisa menangkapnya. Pemain lawan akan berada di garis-garis batas antar kotak untuk menangkap pemain lain yang ingin melintasi garis tersebut. Kelompok dinyatakan menang bila seluruh anggotanya dapat melewati seluruh penjaga sampai di garis akhir.

4. Cici Putri

Permainan Cici Putri ini populer di daerah Jagakarsa, Depok, dan Tangerang. Jumlah pemainnya pun tidak terlalu banyak, hanya berjumlah sekitar 3-5 orang pemain.

Permainan dimulai dengan seluruh pemain duduk melingkar di lantai seraya meletakkan tangan di atas lantai tersebut. Pemimpin permainan akan menunjuk tangan secara bergantian seraya menyanyikan lagu. Permainan ini diteruskan hingga seluruh pemain mendapatkan giliran. Berikut merupakan lirik dari lagu tersebut.

Cici putri

Putrinya ali agung

Cereret celempung

Si (menyebutkan nama pemain yang ditunjuk) minta kembang apa?

(Pemain yang ditunjuk menjawab) Kembang duren

Ma none ma none si (menyebutkan nama pemain yang ditunjuk)

Pulang pulang dapet laki keren

5. Bola Gebok

Bola gebok secara sederhana merupakan permainan lempar bola yang banyak ditemui di daerah Ciracas Pasar Rebo, Jakarta Timur. Bola yang digunakan untuk melempar biasanya adalah bola dari pelepah pisang kering yang digulung dan diikat menyerupai bola.

Terdapat lubang sebagai sasaran pelempar pemain pertama. Bila gagal memasukan bola ke lubang sebanyak 3 kali, maka pemain lain yang berhasil memasukan bola akan melempari pemain tersebut. Aturan dari permainan ini adalah tidak boleh melempar bola ke atas pinggang dan dilakukan lebih dari satu kali.

Shutterstock.com

6. Kukuruyuk Ayam

Umumnya permainan ini banyak dimainkan di daerah Ciledug, Jakarta Timur, Sudimara, Kebayoran lama, dan Condet. Pemainnya umumnya adalah anak laki-laki yang sudah cukup dewasa atau berusia belasan tahun.

Kedua pemain harus memiliki postur tubuh yang sama atau hampir sama. Sarung akan diikat di salah satu ujungnya dan dimasuki oleh salah satu pemain. Perwakilan kedua kelompok akan menunjukan “jago” masing-masing yang seimbang.

Kedua jago akan menaikan satu kaki di depan badan dan memegang pergelangan kakinya menggunakan kedua tangan. Kemudian, keduanya akan saling mendorong satu sama lain hingga lawan terjatuh atau melewati garis pembatas.

7. Koba Tiup

Permainan khas masyarakat Betawi ini umumnya dimainkan oleh anak laki-laki berusia 5-13 tahun. Jumlah pemainnya adalah 3-5 orang yang masing-masing memiliki 5 karet gelang. Permainan ini membutuhkan area yang luas dan lidi berukuran 5 cm.

Area permainan akan digambar pembatas garis, yaitu garis pidi dan garis mati dan 25 cm dari garis mati akan ditancapkan lidi yang daerah di sekitarnya boleh dijatuhi karet. Daerah yang berada diantara garis pidi dan garis mati adalah daerah terlarang untuk dijatuhi karet. Pemain yang berhasil memasukkan karet ke lidi berhak untuk memiliki karet tersebut. Jika karet jatuh di area dekat lidi maka ia dapat meniupnya sampai berhasil masuk ke lidi.

8. Landar-lundur

Permainan yang umum dimainkan di Jakarta Utara ini umumnya dimainkan oleh dua kelompok. Terdapat kelompok jaga dan kelompok lewat yang masing-masing memiliki jumlah pemain 3 orang.

Pada tahap pertama, penjaga akan duduk berselonjor dengan telapak kaki menempel dengan telapak kaki pemain di depannya. Anggota kelompok lawan akan berjalan melewati kelompok penjaga dengan melangkahi mereka tepat di atas telapak kaki.

Pada tahap kedua, penjaga berada di posisi sebelumnya namun dengan salah dinaikkan di atas telapak kaki di sebelahnya. Kelompok lawan akan kembali berjalan di atas telapak kaki.

Pada tahap ketiga, penjaga masih pada posisi semula namun dengan kedua kaki terbuka dengan telapak kaki menempel. Kelompok lawan harus berjalan melewatinya secara diagonal.

Pada tahap terakhir, kelompok lawan harus melewati penjaga namun dengan berjalan jongkok. Lawan tetap tidak boleh menyentuh kaki penjaga.

9. Palogan Gundu

Shutterstock.com

Permainan yang lebih dikenal di daerah Rawa Barat dan Kebayoran Baru ini umumnya dimainkan oleh 2 orang pemain. Permainan ini lebih populer dikalangan anak laki-laki. Dibutuhkan balok kayu sepanjang 2 meter dengan lebar 15 cm dan tinggi 12 cm. Balok kayu tersebut diberi nama palogan dan empat pemukul gundu diberi nama pidian.

Pemain akan menyentik dari area pidian ke gundu milik lawan yang sudah ditata terlebih dahulu. Jika berhasil, pemain akan mendapatkan karet atau gundu. Jika gagal, permainan akan ditukar dengan regu lawan.

10. Pong Pong Balong

Shutterstock.com

Permainan ini membutuhkan setidaknya 3 anak sebagai pemain. Para pemain akan membuat menara dari kepalan tangan masing-masing dengan pemain lainnya. Permainan dimulai dengan menyanyikan lagu yang berlirik seperti dibawah ini.

Pong-pong balong Biji merak biji sampi Paling bawah pecah sebiji...praak

Setiap nyanyian selesai, genggaman tangan paling bawah akan membuka tangannya dan begitu seterusnya sampai seluruh tangan terbuka. Saat sudah terbuka seluruhnya, para pemain akan bernyanyi seperti dibawah ini dan mencubit tangan pemain lainnya hingga ada yang menyerah.

Mbit....Mbit....Kucing Kucingnya meong....

Meong Siapa yang kena cubit Tidak boleh minta tolong

Nah, itu dia daftar permainan tradisional asal Betawi, manakah yang ingin kalian coba terlebih dahulu?

Penginapan dan Hotel di Jakarta

Cari Hotel dengan prom...

Lihat Harga

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan