Selain dikenal sebagai Pulau Dewata, Bali juga disebut dengan Pulau Seribu Pura karena hampir di setiap sudut wilayah pulau ini terdapat pura peribadatan. Hampir di seluruh wilayah pulau ini, Anda bisa menemukan pura besar untuk tempat upacara bersama atau pura kecil yang ada di setiap rumah penduduk.
Salah satu pura yang populer di pulau ini adalah Pura Lempuyang yang terletak di Bali Timur, tepatnya di puncak Bukit Bisbis, Kabupaten Karangasem. Memiliki latar belakang keindahan Gunung Agung, Pura Lempuyang menawarkan ciri khasnya tersendiri, mulai dari nilai sejarah yang kental, kawasan hutan yang sejuk, hingga jalur pendakian yang menakjubkan.
Apabila Anda merencanakan liburan ke Pulau Bali, tentu jangan sampai melewatkan kunjungan ke Pura Lempuyang. Yuk, ketahui informasi seputar Pura Lempuyang selengkapnya dalam artikel berikut!
Shutterstock.com
Pura Lempuyang adalah salah satu pura tertua dan paling suci di Bali. Pura ini menjadi bagian dari Sad Kahyangan Jagad, yaitu enam pura utama yang menjadi penyangga spiritual bagi Pulau Bali. Nama Lempuyang sendiri berasal dari bahasa Bali kuno, yaitu kata “lempu” yang berarti terang atau suci dan “hyang” yang berarti Tuhan atau kekuatan ilahi, sehingga Pura Lempuyang memiliki arti sebagai sinar suci yang terang dari Tuhan.
Meskipun diyakini sebagai salah satu pura tertua di Bali, waktu pendirian pura ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat legenda yang menyatakan bahwa pura ini sudah ada sejak zaman pra-Hindu di Bali. Pura ini didirikan sebagai pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewa Iswara yang dikenal sebagai pelindung arah timur.
Berbicara mengenai sejarah Pura Lempuyang, terdapat beberapa pendapat yang berbeda mengenai latar belakang historis pura ini. Salah satunya adalah sejarah Pura Lempuyang dalam legenda Bhatara Tiga yang tiba di Bali pada masa lalu, sebagaimana tertulis dalam Kitab Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul. Dalam kitab tersebut diceritakan bahwa Sang Hyang Parameswara berkehendak memindahkan puncak Gunung Mahameru dari India (Jambhudwipa) ke Tanah Jawa. Saat dipindahkan, Gunung Mahameru pecah menjadi beberapa bagian yang membentuk jajaran pegunungan dari barat hingga timur Pulau Jawa, termasuk Gunung Semeru yang ada di Jawa Timur. Dari sana, Bhatara Tiga menuju Bali dan memecah puncak gunung menjadi tiga bagian besar dan beberapa bagian kecil. Tiga bagian besar ini terbagi menjadi bagian tengah, yaitu Gunung Rinjani di Lombok dan Gunung Batur, sedangkan puncaknya menjadi Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali. Bagian kecil lainnya kemudian membentuk lereng pegunungan di Bali yang saling berhubungan, di antaranya Tapsahi, Pengelengan, Siladnyana, Beratan, Batukaru, Nagaloka, Pulaki, Puncak Sangkur, Bukit Rangda, Trate Bang, Padang Dawa, Andhakasa, Uluwatu, Sraya, dan Gunung Lempuhyang. Dalam kitab itu juga disebutkan bahwa Sang Hyang Parameswara memberi tugas kepada putranya, Sang Hyang Agnijayasakti, untuk menjaga kesejahteraan Bali dan tinggal di Gunung Lempuyang bersama para dewa lain.
Selain itu, ada pula teori lain yang menyatakan bahwa Pura Lempuyang Luhur bersama dengan Pura Sad Kahyangan lainnya didirikan pada abad ke-11 oleh Mpu Kuturan saat ia mendampingi Raja Udayana dan permaisurinya saat memerintah Bali. Pendirian Pura Sad Kahyangan ini bertujuan untuk melindungi masyarakat Bali supaya tetap mematuhi ajaran Hindu.
Di sepanjang jalur pendakian menuju puncak Gunung Lempuyang, terdapat beberapa pura dengan Pura Lempuyang Luhur berada di puncaknya. Pura yang cukup populer adalah Pura Penataran Agung Lempuyang yang terletak di kaki gunung. Apabila ingin mencapai pura utama, para pengunjung dan umat Hindu yang hendak bersembahyang harus menaiki tangga berundak sebagai jalur utama. Terdapat sekitar 1.700 anak tangga yang perlu dilalui supaya pengunjung dapat mencapai Pura Lempuyang Luhur.
Dianggap sebagai salah satu tempat paling sakral di Bali, para penduduk percaya bahwa mendaki ke pura di puncak gunung adalah perjalanan spiritual yang menandakan pengabdian dan penyucian diri. Pengunjung yang datang sering kali membawa persembahan dan berdoa di setiap pura di sepanjang jalur pendakian sebagai bagian dari ritual keagamaan.
Shutterstock.com
Tidak hanya sarat akan nilai sejarah dan spiritualnya, Pura Lempuyang juga menjadi salah satu destinasi wisata populer di Bali, terutama karena pesona keindahan alamnya yang luar biasa.
1. Gerbang Surga
Salah satu daya tarik utama dari Pura Lempuyang adalah tempat suci Penataran Agung yang dikenal dengan sebutan Gerbang Surga. Gerbang ini berbentuk candi bentar tradisional Bali yang terbuka, memberikan pemandangan langsung ke Gunung Agung yang megah. Apabila Anda mengunjungi pura ini, sempatkanlah untuk berfoto di depan gerbang dengan sudut yang tepat untuk menciptakan hasil foto dengan kesan yang mewah.
2. Pendakian Spiritual
Bagi Anda yang menyukai aktivitas petualangan, melakukan pendakian ke Pura Lempuyang Luhur adalah pengalaman yang tak terlupakan. Selama perjalanan menuju puncak, Anda akan melihat pemandangan hutan tropis yang lebat disertai dengan udara yang sejuk. Membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 1,5 hingga 2 jam untuk melakukan pendakian, tetapi panorama alam dan ketenangan yang dirasakan akan terbayar ketika Anda tiba di puncak.
3. Panorama dan Keindahan Alam
Waktu terbaik untuk mengunjungi pura ini adalah saat pagi atau sore hari ketika matahari terbit atau menjelang tenggelam. Di beberapa titik pura Anda dapat menyaksikan hamparan hijau pegunungan dan sawah yang menakjubkan. Ikon utama pesona alam dari tempat ini, Gunung Agung, menemani perjalanan Anda dari kejauhan, menambah kesan dramatis dan menjadikannya salah satu lokasi terbaik untuk menikmati keindahan alam di Bali Timur.
4. Keunikan Arsitektur Bali
Selain panorama yang menakjubkan, Pura Lempuyang juga menawarkan pengalaman bagi Anda untuk melihat arsitektur Bali kuno yang khas. Di sekitar pura, Anda juga dapat menemukan berbagai patung dan relief yang mencerminkan kekayaan budaya Bali.
5. Persembahan dan Upacara
Pura Lempuyang juga aktif digunakan sebagai tempat ibadah dan berbagai upacara umat Hindu yang diadakan secara rutin. Apabila beruntung, Anda bisa menyaksikan upacara keagamaan yang dilakukan oleh umat setempat, memberikan Anda pengalaman budaya dan spiritual yang tak terlupakan.
Supaya pengalaman kunjungan Anda ke Pura Lempuyang dapat berjalan dengan menyenangkan, ikutilah beberapa tips, termasuk pantangan yang perlu diperhatikan selama mengunjungi tempat ini:
1. Patuhi Pantangan
Bagi wisatawan yang hendak datang ke Pura Lempuyang sebaiknya perhatikan pantangan-pantangan yang patut untuk dipatuhi, seperti tidak boleh berkata kasar selama perjalanan. Selain itu, orang cuntaka (ada keluarga yang meninggal), perempuan yang sedang haid dan menyusui, anak yang belum tanggal gigi sebaiknya menghindari untuk masuk atau bersembahyang ke pura setempat. Membawa serta memakan daging babi juga tidak diperbolehkan di area ini.
2. Gunakan Pakaian yang Sopan
Pura Lempuyang merupakan tempat suci, jadi apabila Anda mengunjungi tempat ini diharuskan untuk menggunakan pakaian yang menutup bahu dan lutut.
3. Persiapan Fisik
Apabila Anda memiliki rencana untuk mendaki ke puncak atau Pura Lempuyang Luhur, pastikan Anda sedang dalam kondisi tubuh yang fit. Sebaiknya persiapkan kondisi fisik Anda sebelum perjalanan dengan istirahat yang cukup dan melakukan pemanasan. Selain itu, bawalah air minum, gunakan alas kaki yang nyaman, dan sempatkan untuk beristirahat di setiap pura yang ada. Selain fisik, Anda tentunya juga dihimbau untuk mempersiapkan hati yang tulus suci untuk melakukan perjalanan di pura ini.
4. Hormati Adat dan Kebiasaan Lokal
Berkunjung ke tempat suci tentu harus diikuti dengan sikap menghargai adat dan kebiasaan di tempat tersebut. Perhatikan langkah Anda supaya jangan sampai menginjak persembahan yang diletakkan di tanah. Selain itu, hindari berperilaku tidak sopan di area pura.
5. Datang saat Pagi
Untuk menghindari keramaian dan mendapatkan foto terbaik di Gerbang Surga, datanglah lebih awal terutama saat matahari terbit. Ketika pagi hari, Anda bisa mendapatkan udara yang sangat segar. Selain itu, cuaca di pagi hari biasanya juga lebih bersahabat, sangat cocok untuk melakukan berbagai aktivitas di pura dan memberikan Anda pengalaman berkunjung yang sempurna.
Pura Lempuyang adalah perpaduan yang sempurna antara kekayaan spiritual, sejarah, dan keindahan alam Pulau Dewata. Sebagai salah satu pura paling sakral dan tertua di Bali, tempat ini tidak hanya menarik bagi umat Hindu yang ingin beribadah, tetapi juga bagi Anda, para wisatawan yang ingin menikmati pemandangan alam, budaya, dan arsitektur Bali yang khas dan menakjubkan. Kombinasi dari Gerbang Surga yang ikonik, pendakian spiritual, dan pemandangan mempesona dari Gunung Agung membuat Pura Lempuyang menjadi destinasi yang tak boleh dilewatkan saat Anda berkunjung ke Bali.
Untuk membuat perjalanan terasa lebih praktis, rencanakan segala kebutuhan dengan mudah menggunakan aplikasi Traveloka!
Sat, 3 May 2025
AirAsia Indonesia
Jakarta (CGK) ke Bali / Denpasar (DPS)
Mulai dari Rp 705.427
Mon, 28 Apr 2025
Lion Air
Surabaya (SUB) ke Bali / Denpasar (DPS)
Mulai dari Rp 571.500
Sat, 17 May 2025
Citilink
Jakarta (HLP) ke Bali / Denpasar (DPS)
Mulai dari Rp 853.000
Traveloka menghadirkan berbagai fitur yang membantu mempermudah perencanaan kunjungan Anda, seperti booking hotel di mana Anda dapat menemukan akomodasi terbaik di lokasi strategis dengan harga terbaik. Selain itu, Traveloka juga menyediakan berbagai layanan untuk memesan tiket pesawat, tiket bus, hingga tiket hiburan secara mudah dan cepat, membuat rencana liburan Anda semakin efisien dan menyenangkan.
Tunggu apa lagi? Segera rencanakan kunjungan Anda ke Pura Lempuyang bersama Traveloka dan jangan sampai kelewatan berbagai promo menarik lainnya!