Gereja Immanuel Jakarta adalah salah satu gereja paling bersejarah yang ada di Indonesia, khususnya di Jakarta. Gereja ini mulai dibangun pada tahun 1834 dan pembangunannya diselesaikan pada tahun 1839. Gereja ini juga diresmikan untuk menghormati Raja Willem I, yaitu Raja Belanda pada tahun 1813-1840. Tertarik untuk mengenal sejarah Gereja Immanuel Jakarta lebih jauh? Simak informasi selengkapnya berikut ini!
Berdirinya Gereja Immanuel Jakarta dimulai dari kesepakatan antara umat Reformed dan umat Lutheran di Batavia atau Jakarta. Sebagai informasi, umat Reformed adalah kelompok denominasi Kristen Protestan yang berdasarkan pada teologi Calvinisme. Sementara itu, umat Lutheran adalah denominasi gereja Protestan yang berasaskan teologi Martin Luther (tokoh reformasi gereja).
Pembangunan Gereja Immanuel Jakarta dimulai pada tahun 1834. Kala itu, rancangan pembangunan gerejanya dibuat oleh J.H Horst. Setahun setelahnya, tepatnya pada tahun 1835, batu pertama dari bangunan Gereja Immanuel Jakarta diletakkan. Empat tahun berselang, yakni pada tanggal 24 Agustus 1839, pembangunan Gereja Immanuel Jakarta resmi diselesaikan.
Selain didirikan untuk beribadah, Gereja Immanuel Jakarta juga diresmikan sebagai gereja untuk menghormati Raja Willem I, yaitu raja Belanda dari periode 1813 hingga 1840. Penghormatan ini terlihat dari pencantuman nama Willemskerk pada bangunan Gereja Immanuel Jakarta.
Gereja Immanuel Jakarta mengusung konsep klasisisme yang memiliki corak bundar di atas fondasi dengan tinggi 3 meter. Bagian depan dari salah satu gereja paling bersejarah di Jakarta ini menghadap langsung ke Stasiun Gambir.
Dari sisi ini, orang-orang yang melewati Gereja Immanuel Jakarta dapat melihat jelas serambi persegi empat yang dilengkapi dengan pilar paladian yang menopang balok mendatar. Bagi Anda yang belum tahu, Paladisme sendiri merupakan gaya klasisisme dari abad ke-18 di Inggris.
Berbicara tentang serambi-serambi yang ada di sisi utara dan selatan, serambinya mengikuti bentuk bundar dari bangunan gereja dengan bentuk dua bundaran konsentrik serta mengelilingi ruang untuk beribadah.
Konstruksi kubah dari bangunan Gereja Immanuel Jakarta juga memungkinkan sinar matahari untuk masuk dan memberikan penerangan yang baik di seluruh ruangan. Untuk menara bundar yang terletak di atas kubahnya dihiasi dengan ornamen-ornamen bunga dengan enam helai daun.
Gereja Immanuel Jakarta dilengkapi dengan orgel dari tahun 1843. Orgel ini dibuat oleh J. Datz di Belanda. Sebelum orgel ini dipasang, terdapat band yang tampil untuk mengiringi perayaan ibadah. Orgel ini juga masih berfungsi dengan baik karena pada tahun 1985 sempat dibongkar dan dibersihkan.
Bagi Anda yang kurang familiar dengan alat musik orgel, alat musik kuno ini berasal dari Eropa yang mirip seperti organ. Tapi, alat musik ini memanfaatkan pipa-pipa besi untuk memproduksi bunyi atau suara.
Saat ini, Gereja Immanuel Jakarta menjadi bagian dari Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat alias GPIB yang menganut sistem presbiterian sinodal. Karena memiliki sejarah yang kuat, gereja ini juga memiliki predikat sebagai cagar budaya Indonesia yang keberadaannya dilindungi oleh pemerintah, sama seperti Gereja Katedral Jakarta.
Salah satu keunikan dari Gereja Immanuel Jakarta adalah gereja ini merupakan satu-satunya gereja di Jakarta yang ibadahanya dipimpin dengan bahasa Belanda. Selain itu, ibadah-ibadah di Gereja Immanuel Jakarta juga dilakukan dengan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Gereja Immanuel Jakarta beralamat di Jl. Medan Merdeka Timur No.10, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110. Lokasinya terbilang strategis karena langsung berhadapan dengan Stasiun Gambir.
Dari Stasiun Gambir, pengunjung hanya perlu berjalan kaki sejauh 600 meter atau sekitar 8 menit saja untuk sampai di Gereja Immanuel Jakarta. Tidak hanya dekat dengan Stasiun Gambir, gereja ini juga cukup dekat dari stasiun kereta populer lainnya, yaitu Stasiun Pasar Senen.
Jika Anda menggunakan kendaraan atau naik transportasi umum dari Stasiun Pasar Senen, Anda hanya perlu menempuh jarak sejauh 4 kilometer atau sekitar 9-10 menit melalui Jl. Kramat Raya untuk sampai di Gereja Immanuel Jakarta.
Sementara itu, dari Stasiun Kemayoran, pengunjung bisa naik kendaraan atau menggunakan transportasi umum sejauh 3,1 kilometer atau sekitar 9 menit untuk sampai di Gereja Immanuel Jakarta.
Bukan tanpa alasan kalau lokasi Gereja Immanuel Jakarta terbilang strategis. Sebab, gereja yang usianya sudah tua ini juga dikelilingi oleh landmark atau tempat wisata populer yang ada di Jakarta, sebut saja Monumen Nasional (Monas). Dari lambang kota Jakarta ini, pengunjung hanya perlu berjalan kaki sejauh 600 meter atau sekitar 9 menit melalui Jl. Medan Merdeka Timur untuk sampai di Gereja Immanuel Jakarta.
Kalau dari Galeri Nasional Indonesia, pengunjung bisa berjalan kaki sejauh 300 meter atau sekitar 4 menit saja untuk mengunjungi Gereja Immanuel Jakarta.
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Gereja Immanuel Jakarta yang bisa Anda simak:
Gereja Immanuel Jakarta dulunya dibangun hanya untuk dihuni oleh petinggi-petinggi Hindia Belanda. Bukan tanpa alasan, sebab saat itu Kota Jakarta yang dikenal dengan Batavia sangat padat sehingga para petinggi kolonial Hindia Belanda ingin tinggal di sebuah tempat yang tenang, tetapi tidak jauh dari pusat kota.
Saat itu, Gereja Immanuel Jakarta dibangun guna memenuhi kebutuhan rohani dari umat agama Protestan dari Hindia Belanda yang tinggal di sekitaran Gambir.
Akan tetapi, ketika kekuasaan Hindia Belanda berakhir, peraturan tersebut tidak berlaku lagi.
Gereja Immanuel Jakarta masih memiliki alat musik orgel yang sampai saat ini masih berfungsi dengan baik. Sebab, pada tahun 1985, orgel tersebut dibongkar dan dibersihkan agar bisa berfungsi untuk waktu yang lama. Orgel kuno ini dibuat oleh seorang warga Belanda yang bernama J. Datz.
Sebagai informasi, orgel buatan J. Datz tersebut sudah dibuat sejak tahun 1843, tetapi masih terjaga hingga sekarang.
Lewat keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 Tahun 1993 Tanggal 29 Maret 1993 dan melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010, Gereja Immanuel Jakarta resmi menjadi cagar budaya Indonesia. Dengan ini, keberadaan Gereja Immanuel Jakarta dilindungi oleh pemerintah.
Tidak heran kalau Gereja Immanuel Jakarta memiliki status sebagai cagar budaya Indonesia. Pasalnya, pengunjung bisa melihat berbagai macam sejarah seputar perkembangan Kota Batavia pada zaman dahulu.
Tahukah Anda bahwa terdapat kantin dengan makanan-makanan lezat di Gereja Immanuel Jakarta? Ya, pengunjung yang mampir ke gereja bersejarah ini juga bisa berwisata kuliner.
Salah satu makanan yang bisa ditemui di kantin Gereja Immanuel Jakarta adalah makanan khas Manado yang lezat, sebut saja ayam woku, bubur khas Manado yang terkenal kelezatannya, sampai pisang goreng dengan sambal roa. Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa mencicipi makanan-makanan khas Batak di kantin Gereja Immanuel Jakarta.
Bangunan Gereja Immanuel Jakarta memang sudah tidak muda lagi. Akan tetapi, walaupun usianya sudah tua, bangunan dari gereja ini masih terawat.
Di dalam bangunan gerejanya, pengunjung bisa merasakan nuansa bangunan khas Belanda. Sebab, terdapat banyak jendela berukuran besar di dalamnya.
Bangunan Gereja Immanuel Jakarta juga tergolong unik karena bentuknya melingkat seperti ruangan di dalam pengadilan. Di bagian belakangnya, ada area khusus untuk raja dan ratu.
Tangga ulir di dalam Gereja Immanuel Jakarta pun tetap terawat dan kokoh meskipun usianya sudah tua.
Di dalam Gereja Immanuel Jakarta, terdapat sebuah Kitab Suci yang usianya sudah mencapai ratusan tahun. Kitab Suci ini dipercaya sudah dicetak sejak tahun 1748 oleh N Goetzee.
Mungkin belum banyak yang tahu kalau Gereja Immanuel Jakarta pernah menjadi tempat syuting untuk film-film layar lebar di Indonesia. Film-film yang dimaksud adalah Warkop DKI dan Ayat-Ayat Cinta. Alasannya, bangunan dari Gereja Immanuel Jakarta ini megah dan unik sehingga dijadikan tempat atau lokasi syuting film.
Demikian informasi seputar sejarah Gereja Immanuel Jakarta. Bagi Anda yang ingin berkunjung ke tempat-tempat bersejarah di Jakarta lainnya, jangan ragu untuk booking hotel terdekatnya lewat aplikasi Traveloka, ya!
Traveloka memiliki banyak fitur yang bisa mempermudah urusan booking hotel, sebut saja Hotel Near You untuk mencari hotel-hotel terdekat hingga Filter Harga untuk mencari hotel-hotel dengan harga termurah yang sesuai dengan budget Anda.
Di samping itu, Anda juga bisa membeli tiket kereta api, tiket bus, tiket hiburan, sampai sewa kendaraan. Lengkap sekali, bukan?
Rencanakan momen liburan Anda lewat aplikasi Traveloka sekarang juga dan dapatkan promo-promo menariknya!
Tiket Kidzania Jakarta
9.3/10
Sudirman Central Business District
Rp 275.000
Rp 150.000
Thu, 1 May 2025
Garuda Indonesia
Surabaya (SUB) ke Jakarta (HLP)
Mulai dari Rp 879.600
Sat, 26 Apr 2025
Citilink
Palembang (PLM) ke Jakarta (HLP)
Mulai dari Rp 710.800
Thu, 24 Apr 2025
Citilink
Bali / Denpasar (DPS) ke Jakarta (HLP)
Mulai dari Rp 947.700