Apa yang Anda ingat ketika menyebutkan nama Kota Liverpool? Pastinya klub bola asal Inggris yang pertama muncul di dalam otak Anda. Bisa juga sebagai kota kelahiran grup musik legendaris, The Beatles. Ternyata, kota pelabuhan ini menyimpan banyak misteri. Salah satunya sejarah Liverpool Cathedral.
Mengapa sejarah Liverpool Cathedral ini menjadi penting? Dilansir dari laman Visit Liverpool, rumah ibadah merupakan katedral Anglikan terbesar di Inggris. Sekaligus juga menempati urutan kelima sebagai gereja serupa di seluruh Eropa. Itu sebabnya, keberadaan bangunan ini menjadi sangat penting di kota dan negara tersebut.
Tentunya, sejarah Liverpool Cathedral ini cukup panjang mengingat arsitekturnya pun bergaya gothic. Namun, ada baiknya sebelum Anda mengunjunginya, ketahui sedikit tentang informasi dan fakta seputar bangunan tersebut. Siapa tahu Anda akan menemukan data-data yang menarik dari keberadaannya.
Shutterstock.com
Liverpool Cathedral dibangun oleh Sir Giles Gilbert Scott sejak tahun 1904. Bangunan ikonik ini dibuat dari batu bata. Namun, pada bagian permukaan ada juga campuran batu pasir merah. Sedangkan untuk bagian atap dibuat dari tembaga serta beton bertulang.
Apa gaya arsitekturnya? Katedral tersebut menggunakan gaya klasik yang disebut gotik. Umumnya, ciri khas jenis arsitektur tersebut bisa dilihat dari adanya lengkungan runcing di dalam atau di luar bangunan. Selain itu, aa juga jendela kaca patri, kubah yang bergaris-garis, penopag terbang, serta adanya puncak sebuah menara.
Gereja Anglikan yang satu ini dibangun selama kurang lebih 74 tahun. Tentunya, ini menjadi obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi selama Anda berada di Kota Liverpool Inggris. Sejarah keberadaan bangunan yang sudah 100 tahun ini juga cukup panjang. Berikut ini timeline pembuatannya.
Sejarah Liverpool Cathedral dimulai dari berubahnya status Liverpool menjadi sebuah kota. Pada tahun 1980 J. C. Ryle ditunjuk sebagai Uskup Liverpool. Ini setelah kota tersebut disahkan menjadi daerah keuskupan tersendiri. Terlepas dari kawasan Chester.
Sayangnya, Liverpool pada saat tersebut belum memiliki katedral yang bisa menampung jemaat banyak. Kota asal The Beatles ini hanya memiliki gereja paroki St. Peter, Church Street. Namun, kondisinya pun kurang tepat digunakan untuk acara-acara besar keuskupan.
Apalagi, beberapa orang dan Rektor Liverpool beranggapan gereja tersebut tidak layak untuk digunakan. Hal ini karena kondisinya sudah mulai usang dan kurang terawat. Tentunya, hal ini akhirnya membuat pemerintah setempat bergerak.
2. Munculnya Undang-Undang Parlemen
Bangunan St. Peter, Church Street yang kurang layak tersebut, membuat pemerintah setempat meyakini adanya kebutuhan katedral di kota tersebut. Hal tersebutlah yang akhirnya memicunya dibuatnya Undang-Undang Parlemen pada tahun 1885.
Peraturan tersebut menetapkan pembangunan sebuah katedral di lokasi St John's Church. Kebetulan letaknya berdekatan dengan St George's Hall. Untuk merealisasikan bangunan tersebut, pemerintah setempat mengadakan kompetisi arsitektur katedral baru.
Kompetisi tersebut dimenangkan oleh William Emerson. Namun sayangnya, area yang sudah disediakan dianggap tidak cocok untuk skala pembangunan katedral sudah diusulkan. Akhirnya, skema tersebut pun batal digunakan
3. Hidupnya Kembali Ide Pembangunan Katedral
Sejarah Liverpool Cathedral juga mencatat ide pembangunan tersebut sempat ditinggalkan. Hingga pada tahun 1900, Uksup Liverpool yang baru, Francis Chavasse kembali menggelontorkan ide tersebut. Sayangnya, pada saat itu, ide tersebut tak sepenuhnya didukung masyarakat dan pihak keuskupan.
Banyak yang berpikir pembangunan gereja tersebut akan memakan dana besar. Namun, Uskup Chavasse menganggap katedral sebagai saksi keberadaan Tuhan. Oleh sebab itu, akhirnya ia menunjuk William Forwood untuk membuat komite pembangunan katedral.
Tugas komite tersebut adalah menemukan lokasi yang layak untuk pembangunan Katedral Liverpool pertama tersebut. Akhirnya, lokasi St. Peter dipilih menjadi tempat bakal katedral tersebut.
Pada 17 Juni 1901, diadakan pertemuan seluruh masyarakat di Balai Kota Liverpool. Di sana, diputuskan bahwa adanya pembangunan katedral yang layak bagi kawasan tersebut. Pemerintah setempat pun akhirnya mengadakan kompetisi lagi untuk mencari arsitek bangunan tersebut.
Bersamaan dengan itu, pihak keuskupan juga mengadakan penggalangan dana. Selain itu, pemerintah setempat juga membuat undang-undang baru untuk mengesahkan kawasan bakal katedral nantinya.
Pada tahun 1903, tim asesmen menemukan proposal pembangunan yang dianggap layak untuk menjadi calon Katedral Liverpool nantinya. Desain tersebut diajukan oleh Giles Gilbert Scott yang masih berusia 22 tahun pada saat itu.
Scott sendiri adalah seorang mahasiswa yang masih bekerja magang di Temple Moore. Tentunya, ia belum memiliki karya yang sudah rampung untuk dijadikan contoh. Selama magang, pekerjaan yang pernah dilakukannya adalah mendesain dan membuat rak untuk pipa.
Usia muda dan pengalaman minim ini yang membuat para juri terkesan dengan desain yang dikerjakan Scott. Ia membuat desain katedral bergaya gotik yang megah. Namun karena dianggap kurang pengalaman, G. F. Bodley akhirnya menjadi mentor Scott dan berkolaborasi selama proyek ini berlangsung.
Sejarah Liverpool Cathedral pembangunan gereja ini dilakukan secara bertahap. Pada 1904, batu fondasi pertama diletakkan oleh King Edward VII. Hal ini menjadi penanda dimulainya pembangunan tersebut. Fondasi tempat paduan suara, kapel wanita, dan chapter house merupakan bagian pertama yang rampung pada April 1906.
Pada tahun 1907, G. F. Bodley meninggal dunia. Hal ini membuat Scott harus mengambil alih peran Bodley untuk seluruh desain katedral. Tiga tahun kemudian The Lady Chapel atau disebut juga Morning Chapel merupakan bagian pertama yang dibangun utuh. Pada tahun 1910, kapel tersebut distabihkan oleh Uskup Chavase, 2 Uskup Agung, dan 24 Uskup lainnya.
Tak cepat puas, Scott beberapa kali memperbaiki desain Liverpool Cathedral. Sejak tahun 1910, desain itu terus berganti dari aslinya. Ia juga dapat meyakinkan pihak komite untuk dapat izin mengubahnya. Scott terus-menerus mengerjakan proyek ini sampai akhir hayatnya.
Ia pun wafat pada tahun 1960. Scott pun tak sempat melihat karya perdananya itu rampung. Proyek katedral tersebut dilanjutkan oleh Frederick Thomas. Thomas sudah bekerja sama dengan Scott bertahun-tahun. Ia pun menggambar desain baru untuk bagian depan barat dari bangunan tersebut.
Liverpool Cathedral akhirnya rampung berdiri pada tahun 1978. Namun, pembangunannya sempat berhenti ketika adanya Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Pada saat hiatusnya, Raja George VI dan Ibu Suri Elizabeth mengunjungi proyek gereja Anglikan terbesar di Inggris tersebut.
Namun, orang yang meresmikan Cathedral Liverpool ini adalah Ratu Elizabeth II. Bahkan, ratu tersebut mengadakan acara syukuran menyambut rampungnya bangunan tersebut setelah hampir 78 tahun dikerjakan.
Shutterstock.com
Setelah mengetahui sejarah panjang Liverpool Cathedral, Anda pastinya makin penasaran untuk berkunjung ke sana. Sebenarnya, bangunan ini bisa dikunjungi para wisatawan. Namun karena ini rumah ibadah, diharapkan Anda menggunakan pakaian yang sopan dan tidak berperilaku kasar.
Anda juga dapat mengikuti kebaktian atau misa harian yang dilaksanakan di sana. Perlu diingat, waktu masuk terakhir katedral ini adalah 15 menit sebelum jam tutup. Anda juga dapat melihat kalender aktivitas gereja untuk mengetahui adanya event. Berikut ini beberapa panduannya.
Pertama-tama, Anda tidak perlu melakukan reservasi ketika akan mengunjungi Liverpool Cathedral. Akan tetapi, Anda harus mengecek jam bukanya setiap hari. Bila dalam kondisi tidak ada event khusus atau maintenance, jam bukanya 10.00 - 18.000 waktu setempat. Jam buka bisa berubah setiap saat.
Bila mau mengikuti kebaktian atau misa, Anda dapat datang di hari Minggu pukul 10.00 - 12.00 waktu setempat. Anda bisa langsung bergabung untuk berdoa. Untuk berkunjung ke katedral Liverpool ini tidak dikenakan biaya. Namun, Anda bisa melakukan donasi untuk perawatan dan restorasi bangunan yang sudah berusia 100 tahun ini.
Biaya tiket masuk tambahan akan dikenakan ketika pihak katedral sedang mengadakan acara khusus. Misalnya, yoga bersama atau pertunjukan musikal. Hal ini akan diinformasikan di acara masing-masing.
Liverpool Cathedral juga memiliki jasa tur bangunan, lho. Salah satunya adalah Above and Beyond Tour. Anda akan dibagi menjadi grup kecil. Kemudian, tour guide akan memandu grup Anda untuk berkeliling keliling katedral.
Mulai dari bagian bawah hingga menara, lho. Tur ini akan berlangsung selama dua jam dan memakan biaya sekitar Rp500.000/orang. Pastinya, ini worth it banget untuk dicoba. Apalagi banyak bagian gereja yang menarik perhatian.
Menara Liverpool Cathedral ternyata juga menjadi daya tarik kota ini, lho. Anda akan diajak mendaki ke bagian atap setinggi 101 meter yang berada di 150 meter di atas permukaan tanah. Nama menara tersebut adalah Vestey Tower. Di sana, Anda akan melihat pemandangan 360 derajat Kota Liverpool.
Harga tiket masuknya sekitar Rp140.000. Anda bisa gunakan selama jam operasional Liverpool Cathedral. Jam masuk terakhir adalah 30 menit sebelum jam gereja tutup. Ada diskon untuk pelajar dan lansia. Sedangkan anak di bawah 5 tahun gratis. Anda akan menaiki 108 tangga atau 2 lift. Namun, belum ada akses kursi roda. Selain kedua tur ini, ada juga lainnya sesuai dengan event yang berlangsung.
Itulah tadi sejarah Liverpool Cathedraldan panduan berkunjungnya yang bisa didapat. Jika Anda tertarik berlibur keliling Kota Liverpool, Inggris jangan lupa atur perjalanan melalui aplikasi Traveloka. Dengan Traveloka, pesan tiket pesawat, tiket bus, dan tiket kereta api jadi lebih mudah. Tak hanya itu, Anda juga bisacek booking hotel, tiket bus, sewa mobil, dan tiket atraksi favorit, lho. Yuk, pesan sekarang!