Sejarah Pura Besakih, Dikenal dengan Sebutan Mother Temple of Bali!

Travel Bestie
24 Sep 2024 - 5 min read

Pura Besakih, yang dikenal sebagai Mother Temple of Bali, memiliki sejarah yang kaya dan kompleks yang mencerminkan evolusi agama Hindu Bali serta signifikansi budaya dari kompleks pura itu sendiri.

Asal usul Pura Besakih berakar pada zaman prasejarah ketika situs ini dihormati oleh orang Bali asli yang mempraktikkan animisme dan menyembah elemen-elemen alam. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa area ini dianggap sakral jauh sebelum kedatangan Hindu, dengan dasar-dasar batu yang menyerupai struktur megalitik kuno ditemukan di situs tersebut, menunjukkan penggunaannya sebagai situs keagamaan selama lebih dari 2.000 tahun.

Transformasi Pura Besakih menjadi kompleks pura Hindu dimulai sekitar abad ke-8 dengan diperkenalkannya agama Hindu ke Bali. Pura ini menjadi situs penting untuk pemujaan Hindu, terutama setelah kedatangan penakluk Jawa pada tahun 1284, yang menjadikannya sebagai tempat ibadah sentral. Pada abad ke-14, di bawah pengaruh Kerajaan Majapahit, Pura Besakih diperluas dan mengukuhkan statusnya sebagai jantung kehidupan religius di Bali, berfungsi sebagai tempat ziarah bagi umat dari seluruh pulau.

Cukup menarik, bukan?

Yuk, simak pembahasan lengkap mengenai sejarah Pura Besakih berikut ini!

Sejarah Pura Besakih

Pura Besakih adalah pura terbesar dan paling penting di Pulau Bali, yang dikenal sebagai pusat keagamaan bagi umat Hindu Bali. Terletak di kaki Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali, Pura Besakih berada di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, sekitar 30 km di sebelah timur kota Denpasar. Kompleks Pura Besakih terdiri dari Pura Penataran Agung Besakih sebagai pusatnya, dan 25 Pura Pakideh lainnya yang tersebar di sekitar kawasan suci ini.

Sejarah Pura Besakih berawal dari pembangunannya oleh Rsi Markandeya pada tahun 1284. Rsi Markandeya, seorang pemuka agama Hindu dari India, memutuskan untuk membangun pura ini setelah mendapatkan petunjuk gaib saat bermeditasi di Dataran Tinggi Dieng. Menurut legenda, ia dan pengikutnya menempuh perjalanan panjang dari Jawa ke Bali, yang saat itu masih menjadi satu pulau besar yang disebut Pulau Dawa. Setelah tiba di Bali, mereka membelah hutan untuk mencapai lokasi yang kini dikenal sebagai Desa Besakih, tempat suci yang dipilih karena letaknya yang tinggi dan strategis di lereng Gunung Agung.

Nama Besakih sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, "Wasuki" atau "Basuki" dalam bahasa Jawa Kuno, yang berarti selamat. Selain itu, nama ini juga terkait dengan mitologi Naga Basuki, yang diyakini sebagai penyeimbang Gunung Mandara dalam kosmologi Hindu. Mitologi ini menambah kekuatan spiritual dan makna simbolis Pura Besakih bagi masyarakat Hindu Bali.

Pura Besakih juga menyimpan banyak peninggalan dari zaman megalitik, seperti menhir, tahta batu, dan struktur teras pyramid. Peninggalan ini menunjukkan bahwa Besakih telah dianggap sebagai tempat suci jauh sebelum pengaruh agama Hindu masuk ke Bali. Seiring berjalannya waktu, Pura Besakih terus berkembang dan menjadi pusat kegiatan keagamaan yang penting, terutama sejak abad ke-15 ketika pura ini diakui sebagai pusat agama Hindu di Bali.

Kompleks Pura Besakih mencakup 1 Pura Pusat dan 18 Pura Pendamping, termasuk Pura Basukian. Pura Penataran Agung, atau "Great Temple of State", adalah pusat dari kompleks ini, terdiri dari dua puluh dua pura yang tersebar di enam teras yang naik secara paralel. Kompleks ini mencerminkan keyakinan esensial masyarakat Bali yang dikenal sebagai Tri Hita Karana, yaitu prinsip hidup yang mengajarkan keseimbangan dan harmoni antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam lingkungannya.

Pura Besakih menjadi tempat persembahyangan yang sangat penting, terutama pada saat bulan purnama dan selama festival Odalan, yang dirayakan setiap 210 hari sekali. Pada saat-saat ini, pura dihiasi dengan sangat meriah dan ribuan umat Hindu dari seluruh Bali datang untuk berdoa dan memohon berkah. Pura Besakih juga menjadi daya tarik wisata yang populer karena keindahan arsitekturnya dan pemandangan alam sekitarnya yang memukau. Lokasinya yang dekat dengan tempat wisata lain seperti Taman Bunga Edelweis dan Taman Jinja Bali menambah daya tariknya bagi wisatawan.

Secara keseluruhan, Pura Besakih tidak hanya berfungsi sebagai pusat keagamaan dan spiritual bagi umat Hindu Bali, tetapi juga sebagai simbol kebudayaan dan warisan sejarah yang kaya. Dengan filosofi Tri Hita Karana yang dipegang teguh, Pura Besakih terus menjadi jiwa dan pusat kehidupan spiritual Pulau Bali.

Arsitektur dan Pengaruh Budaya Pura Besakih

Arsitektur Pura Besakih mencerminkan keahlian dan dedikasi masyarakat Bali dalam membangun tempat ibadah yang megah dan sakral. Kompleks ini dibangun di lereng Gunung Agung, gunung tertinggi dan paling suci di Bali, yang dianggap sebagai tempat tinggal para dewa.

Pura Besakih juga menjadi daya tarik wisata yang populer karena keindahan arsitekturnya dan pemandangan alam sekitarnya yang memukau. Lokasinya yang dekat dengan tempat wisata lain seperti Taman Bunga Edelweis dan Taman Jinja Bali menambah daya tariknya bagi wisatawan.

Setiap pura dalam kompleks ini dirancang dengan teliti, dengan ukiran dan ornamen yang menggambarkan cerita-cerita dari epik Hindu seperti Ramayana dan Mahabharata. Struktur pura yang megah, dengan atap bertingkat yang dikenal sebagai meru, menambah keagungan dan keanggunan Pura Besakih.

Pura Besakih bukan hanya pusat keagamaan tetapi juga pusat budaya bagi masyarakat Bali. Setiap tahun, ribuan umat Hindu Bali mengunjungi pura ini untuk melaksanakan upacara dan ritual keagamaan, seperti Upacara Eka Dasa Rudra, yang merupakan upacara besar yang diadakan setiap seratus tahun sekali untuk menyeimbangkan kembali energi alam semesta.

Pura Besakih merupakan tempat persembahyangan yang sangat penting, terutama pada saat bulan purnama dan selama festival Odalan, yang dirayakan setiap 210 hari sekali. Pada saat-saat ini, pura dihiasi dengan sangat meriah dan ribuan umat Hindu dari seluruh Bali datang untuk berdoa dan memohon berkah.

Secara keseluruhan, Pura Besakih tidak hanya berfungsi sebagai pusat keagamaan dan spiritual bagi umat Hindu Bali, tetapi juga sebagai simbol kebudayaan dan warisan sejarah yang kaya. Dengan filosofi Tri Hita Karana yang dipegang teguh, Pura Besakih terus menjadi jiwa dan pusat kehidupan spiritual Pulau Bali.

Selain itu, Pura Besakih juga menjadi tempat diadakannya berbagai festival keagamaan, yang menambah kekayaan budaya dan spiritualitas masyarakat Bali.

Tips Berkunjung ke Pura Besakih

1. Kenakan Pakaian Sopan

Saat berkunjung ke Pura Besakih, pastikan untuk mengenakan pakaian yang sopan. Gunakan kain sarung dan selendang yang menutupi bagian pinggang ke bawah. Anda dapat menyewa atau membeli kain dan selendang di lokasi pura jika tidak membawa sendiri.

2. Patuhi Aturan dan Tata Tertib

Pura Besakih adalah tempat suci, sehingga sangat penting untuk menghormati aturan dan tata tertib yang berlaku. Jangan memotret saat upacara berlangsung, dan hindari menyentuh atau memanjat bangunan suci.

3. Waktu Terbaik untuk Berkunjung

Untuk pengalaman terbaik, kunjungilah Pura Besakih di pagi hari atau menjelang sore ketika cuaca lebih sejuk dan pengunjung tidak terlalu ramai. Mengunjungi saat bulan purnama atau selama festival Odalan juga bisa menjadi pengalaman yang unik dan menarik.

4. Panduan Lokal

Menggunakan jasa pemandu lokal dapat memberikan Anda wawasan lebih mendalam tentang sejarah dan makna spiritual Pura Besakih. Pemandu juga dapat membantu Anda memahami simbol-simbol dan upacara yang sedang berlangsung.

5. Siapkan Fisik dan Bekal

Kompleks Pura Besakih cukup luas dan berada di ketinggian, sehingga Anda mungkin perlu berjalan kaki cukup jauh dan menaiki tangga. Pastikan Anda dalam kondisi fisik yang baik, kenakan alas kaki yang nyaman, dan bawa air minum serta camilan ringan untuk menjaga energi selama berkunjung.

Berapa Harga Tiket Masuk Pura Besakih?

Untuk mengunjungi Pura Agung Besakih, berikut adalah informasi mengenai harga tiket masuk dan fasilitas yang disediakan.

1.
Jam Operasional: Pura Agung Besakih buka setiap hari dari pukul 07.00 hingga 18.00 WITA.
2.
Harga Tiket Masuk: Pengunjung Domestik: Rp. 80.000,- Pengunjung Mancanegara: Rp. 150.000,-

Harga tiket masuk tersebut sudah mencakup beberapa fasilitas, yaitu:

Jasa Pemandu Wisata Lokal: Setiap pengunjung akan dipandu oleh pemandu wisata lokal yang akan menjelaskan sejarah, makna, dan berbagai informasi penting mengenai Pura Agung Besakih selama berada di kawasan suci ini.
Sewa Kain Sarung: Pengunjung diwajibkan memakai kain sarung saat memasuki kawasan pura. Kain sarung ini sudah termasuk dalam harga tiket masuk.
Layanan Kendaraan Listrik: Pengunjung mendapatkan layanan kendaraan listrik satu kali antar ke dalam lokasi Pura Agung Besakih.

Perlu diperhatikan bahwa pengunjung yang sedang dalam masa menstruasi tidak diijinkan untuk masuk ke dalam area dalam Pura Agung Besakih.

Dengan fasilitas-fasilitas tersebut, pengunjung dapat menikmati kunjungan mereka dengan nyaman dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang Pura Agung Besakih.

Jika Anda berencana untuk berlibur ke Bali, terutama berkunjung ke Pura Besakih, pastikan Anda menggunakan Traveloka sebagai partner perjalanan Anda untuk mengatur semua kebutuhan agar efisien.

Traveloka menyediakan fitur-fitur yang memudahkan perencanaan liburan Anda seperti booking hotel dengan fitur Hotel Near You untuk menemukan hotel terdekat dengan cepat dan nyaman, serta Filter Harga yang memudahkan Anda mencari hotel dengan harga terbaik.

Selain itu, Traveloka juga memungkinkan Anda untuk membeli tiket pesawat, tiket bus, hingga tiket atraksi menarik dengan mudah dan praktis, yang akan membuat perencanaan kunjungan Anda semakin efisien dan menyenangkan.

Segera rencanakan perjalanan impian Anda ke Bali bersama Traveloka dan nikmati promo-promo menarik lainnya!

Bali Uluwatu Kecak Dance Show All Inclusive

10.0/10

Pecatu

Rp 173.000

Rp 150.000

Discover flight with Traveloka

Tue, 20 May 2025

AirAsia Indonesia

Jakarta (CGK) ke Bali / Denpasar (DPS)

Mulai dari Rp 742.500

Wed, 7 May 2025

Super Air Jet

Surabaya (SUB) ke Bali / Denpasar (DPS)

Mulai dari Rp 632.200

Sun, 18 May 2025

Citilink

Jakarta (HLP) ke Bali / Denpasar (DPS)

Mulai dari Rp 921.200

Dalam Artikel Ini

• Sejarah Pura Besakih
• Arsitektur dan Pengaruh Budaya Pura Besakih
• Tips Berkunjung ke Pura Besakih
• 1. Kenakan Pakaian Sopan
• 2. Patuhi Aturan dan Tata Tertib
• 3. Waktu Terbaik untuk Berkunjung
• 4. Panduan Lokal
• 5. Siapkan Fisik dan Bekal
• Berapa Harga Tiket Masuk Pura Besakih?

Penerbangan yang Ditampilkan dalam Artikel Ini

Tue, 20 May 2025
AirAsia Indonesia
Jakarta (CGK) ke Bali / Denpasar (DPS)
Mulai dari Rp 742.500
Pesan Sekarang
Wed, 7 May 2025
Super Air Jet
Surabaya (SUB) ke Bali / Denpasar (DPS)
Mulai dari Rp 632.200
Pesan Sekarang
Sun, 18 May 2025
Citilink
Jakarta (HLP) ke Bali / Denpasar (DPS)
Mulai dari Rp 921.200
Pesan Sekarang
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan