Saat berkunjung ke Solo, belum lengkap jika tidak menjelajahi daya tarik budayanya. Berkunjung ke Kraton atau Pura di Solo menjadi salah satu agenda wisata yang menarik untuk dijelajahi. Ada banyak Kraton atau pura yang bisa dikunjungi oleh pada wisatawan lokal maupun mancanegara, salah satunya Pura Mangkunegaran.
Bagi wisatawan lokal, Pura Mangkunegaran juga cukup populer karena merupakan kediaman resmi dari Adipati Mangkunegara. Lokasi ini juga menjadi tempat menyimpan peninggalan-peninggalan Kadipaten Mangkunegaran dan kebudayaan Jawa. Yuk, simak informasi lengkap tentang Pura Mangkunegaran di Solo!
Shutterstock.com
Pura Mangkunegaran merupakan bangunan bersejarah yang didirikan pada tahun 1757 oleh Raden Mas Said atau yang dikenal dengan Pangeran Samber Nyawa. Pembangunannya dilakukan setelah penandatanganan Perundingan Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757 antara Sunan Pakubuwana III dengan Raden Mas Said yang disaksikan oleh perwakilan Sultan Hamengkubuwana I dan VOC.
Revolusi sosial di Surakarta yang terjadi pada tahun 1945–1946 telah membuat Kadipaten Mangkunegaran kehilangan kedaulatannya. Pada September 1946, di bawah pimpinan Mangkunegara VIII Mangkunegaran menyatakan bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah pengakuan de facto 16 Juni 1956, Pemerintah Kota Surakarta memiliki kewenangan mengatur daerahnya sendiri, dan Pura Mangkunegaran tidak lagi memiliki kekuasaan dalam pemerintahan. Meskipun demikian, Kadipaten Mangkunegaran dan Pura Mangkunegaran masih tetap menjalankan fungsinya sebagai penjaga tradisi dan cagar budaya hingga saat ini.
Pura Mangkunegaran masih memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Solo. Di tengah kehidupan modern saat ini, Pura Mangkunegaran masih menjaga dan melestarikan tradisi dan budaya adat Jawa khususnya Solo. Para wisatawan saat berkunjung ke Pura Mangkunegaran dapat mengunjungi berbagai tempat yang memang dibuka untuk umum, di antaranya sebagai berikut.
Pamedan adalah lapangan hijau yang biasa digunakan sebagai tempat latihan prajurit Mangkunegaran. Lokasinya ada di dekat gapura hijau, atau gerbang masuk Puro Mangkunegaran. Di sisi timur Pamedan juga terdapat bangunan bernama Gedung Kavallerie Artillerie.
Pendopo Agung adalah sebuah pendopo berbentuk Joglo berukuran 3.500 meter persegi yang dapat menampung 10.000 orang.
Bangunan berbentuk kuthuk ngambang ini berada di belakang Pendopo Agung. Tempat ini biasa digunakan untuk pertunjukkan wayang atau menerima tamu agung.
Bangunan berbentuk limasan itu, saat ini difungsikan sebagai museum yang memajang beragam benda dan hal yang erat kaitannya dengan Puro Mangkunegaran.
Keputren adalah kediaman keluarga kerajaan, di dalamnya terdapat taman berhias patung-patung bergaya klasik Eropa dan kolam air mancur.
Pracimoyoso adalah ruang keluarga yang posisinya menghadap taman terbuka. Bagian ini kerap digunakan untuk rapat dan juga acara besar lainnya.
Di Pura Mangkunegaran juga sering sekali digelar sejumlah acara, salah satunya acara pernikahan anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep dengan Erina S Gundono.
Untuk berkunjung ke wisata Pura Mangkunegaran ini, para wisatawan dikenakan biaya Rp 30.000 untuk wisatawan domestik dan Rp50.000 untuk wisatawan internasional. Selain itu Pura Mangkunegaran dapat disewa untuk acara-acara besar, seperti pernikahan atau acara-acara resmi lainnya.
Istana Mangkunegaran buka setiap hari dan tutup setiap tanggal merah dan libur nasional: Senin, Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, Minggu dari pukul 09.00–15.00 WIB. Setiap hari Senin Wage dan Kamis jam buka dimulai dari pukul 09.00—14.00 WIB. Saat berkunjung ke Pura Mangkunegaran, kamu perlu memerhatikan beberapa aturan berikut ini.
1. Selalu menjaga kebersihan dan kelestarian Pura Mangkunegaran.
2. Pengunjung dengan usia di bawah 15 tahun, ibu hamil, dan lansia tidak diperbolehkan untuk berwisata ke Pura Mankunegaran.
3. Menggunakan bawahan panjang, jika terlalu pendek wajib menggunakan kain yang telah disediakan.
4. Melepas topi dan alas kaki sebagai simbol penghormatan kepada tempat yang dikunjungi.
5. Tidak diizinkan untuk sembarangan memotret di area tertentu terutama di ruangan Dalem Agung.
6. Tidak boleh menggunakan Batik motif parang atau lereng.
7. Menjaga kebersihan, tidak membuang sampah sembarangan.
8. Dilarang merokok dan dilarang membawa senjata tajam.
9. Tidak diperkenankan menggunakan sandal jepit atau slippers
PAKET TOUR SOLO SATU HARI / start finish : Jogja (The Herritage Solo-Mangkunegaran-Kasunanan-Pasar Klewer) By Buni Tours Jogja
Gajahan
Rp 800.000
Rp 680.000
Syaradin / Shutterstock.com
Jika berkunjung ke lokasi wisata ini, kamu dapat menikmati kemegahan dan keindahan istana Mangkunegaran serta mengunjungi museum yang menyimpan berbagai koleksi benda bersejarah. Selain itu ada beberapa aktivitas budaya yang bisa dilakukan di antaranya sebagai berikut.
Pura Mangkunegaran sebagai pusat kegiatan seni rutin menggelar latihan tari setiap Rabu dan latihan karawitan setiap Sabtu. Kamu bisa mengikuti pelatihan tersebut dengan memesan paket wisata yang diikuti minimal 25 orang.
Paket wisata itu meliputi workshop tari Gambyong Retno Kusumo (untuk perempuan) atau tari Bondoyudo (untuk laki-laki) dan mengunjungi museum. Para wisatawan juga bisa mencicipi kuliner tradisional seperti apem, kolak, dan ketan.
Para wisatawan bisa mengunjungi Museum Pura Mangkunegaran yang berada di dalam kompleks Istana Mangkunegaran, tepatnya di bangunan utama bernama Dalem Ageng. Museum ini menyimpan koleksi benda-benda bersejarah milik Pura Mangkunegaran yang dikumpulkan sejak 1926. Museum Pura Mangkunegaran dibuka untuk umum pada 1968 dan dikelola oleh Pariwisata Mangkunegaran.
Sejumlah koleksi di Pura Mangkunegaran antara lain, perhiasan milik raja dan permaisuri berupa anting, cincin, kalung, subang, gelang tangan, gelang bahu, jam, rantai, badong, dan perlengkapan menari. Selain itu, terdapat koleksi senjata seperti pedang, keris, tombak, dan perlengkapan berburu.
Pura Mangkunegaran memiliki belasan koleksi gamelan di empat tempat yang berbeda. Salah satu gamelan yang bernama Kyai Seton telah berusia 100 tahun lebih. Kyai Seton ditabuh pada hari Sabtu untuk mengiringi upacara- upacara adat. Gamelan lainnya juga masih berfungsi untuk mengiringi upacara adat dan tarian tradisional.
Pura Mangkunegaran memiliki perpustakaan, yaitu Perpustakaan Rekso Pustoko. Sejak 1980, Rekso Pustoko dibuka untuk masyarakat umum. Koleksi perpustakaan antara lain buku, naskah kuno, foto, dan arsip. Saat ini, jumlah keseluruhan koleksi naskah dan buku kurang lebih 6000 judul.
Saat berkunjung ke Pura Mangkunegara, wisatawan bisa menikmati keindahan arsitektur Jawa yang hamper keseluruhan terbuat dari kayu. Ada tiang-tiang kayu berbentuk persegi yang menyangga atap joglo yang diambil dari pepohonan di hutan Donoloyo, Wonogiri. Menariknya, seluruh bangunan ini didirikan tanpa menggunakan paku.
Pura Mangkunegaran menawarkan wisata makan malam yang dikenal dengan Pura Mangkunegaran Royal Dinner. Acara ini bertempat di ruang Pracimoyoso. Paket acara Pura Mangkunegaran Royal Dinner menyuguhkan nuansa klasik jamuan malam ala kerajaan Jawa.
Paket yang dapat dinikmati para wisatawan meliputi pertunjukan dua tarian khas Pura Mangkunegaran, mengunjungi museum, potong tumpeng dan penyerahan cinderamata dari Pura Mangkunegaran, dan ditutup dengan makan malam prasmanan ala kerajaan.
Mangkunegaran Royal Dinner digemari baik wisatawan nasional maupun mancanegara. Untuk bisa menikmati pengalaman menarik ala kerajaan Pura Mangkuneran, kamu harus melakukan reservasi lebih dulu.
Penginapan dan Hotel di
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga
Itulah berbagai informasi lengkap tentang Pura Mangkunegaran untuk wisata budaya yang seru. Melalui aplikasi Traveloka kamu bisa memilih paket wisata dan akomodasi dengan mudah. Dapatkan promo menarik untuk booking hotel, tiket kereta api, atau tiket pesawat. Tunggu apalagi? Yuk wujudkan liburan menyenangkan dengan Traveloka!