Taman Nasional Betung Kerihun adalah salah satu objek wisata di Kalimantan yang keindahannya tak perlu diragukan lagi. Di sini, kamu bisa menemukan Danau Sentarum yang memukau, Sungai Kapuas yang memanjakan mata, hingga Daerah Aliran Sungai Mendalam yang dihuni berbagai macam satwa cantik.
Mungkin bagi sebagian orang, nama Taman Nasional Betung Kerihun masih terdengar asing di telinga. Nah, buat kamu yang penasaran dengan sejarah dan keindahannya, kita simak informasi seputar sejarah, ekosistem, dan destinasi wisata di Taman Nasional Betung Kerihun berikut ini, yuk!
Betung Kerihun
Taman Nasional Betung Kerihun masuk dalam nominasi atau diusulkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Ini menjadi bukti kalau taman nasional memiliki segudang potensi sebagai objek wisata yang mampu menarik perhatian banyak wisatawan.
Buat kamu yang belum tahu, UNESCO sendiri adalah organisasi dunia yang bertugas untuk mendukung perdamaian dan keamanan dengan cara mempromosikan kerja sama antara negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, sains juga budaya.
Di Indonesia, terdapat sejumlah tempat yang sudah dianggap sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, di antaranya Candi Borobudur di Magelang sampai Pulau Komodo yang kita ketahui menjadi satu-satunya habitat komodo di dunia.
Sebelum sepopuler sekarang, seperti taman nasional pada umumnya, Taman Nasional Betung Kerihun lebih dulu berstatus sebagai cagar alam lewat Surat Keputusan Menteri Pertanian pada tanggal 12 Oktober 1982.
Pada surat ini, dinyatakan bahwa cagar alam Betung Kerihun memiliki luas 600 ribu ha. Sekitar 10 tahun kemudian, cagar alam Betung Kerihun diperluas menjadi 800 ribu ha lewat Surat keputusan Menteri Kehutanan No. 118/Kpts-II/1992 pada tanggal 11 Februari 1992.
Butuh tiga tahun untuk meloloskan Betung Kerihun menjadi taman nasional, apalagi mengingat keanekaragaman hayati dan dampak ekonominya kepada masyarakat sekitar. Maka Taman Nasional Betung Kerihun resmi berdiri pada tahun 1995, dengan Surat keputusan Menteri Kehutanan No. 467/Kpts-II/1995 yang menjadi dasar hukumnya.
Selain menjadi taman nasional terbesar di Kalimantan Barat, Taman Nasional Betung Kerihun juga memiliki kisah unik terkait perubahan nama dari Taman Nasional Bentuang Karimun menjadi Taman Nasional Betung Kerihun. Perubahan nama ini terjadi pada tanggal 2 September 1999 dan didasari oleh berdirinya dua gunung di taman nasional ini, yaitu Gunung Betung di wilayah barat dan Gunung Kerihun di daerah timur.
Setelah memastikan perubahan nama dan daerah mana saja yang membatasi, lalu dibuatlah hitam di atas putih yang menyatakan bahwa luas Taman Nasional Betung Kerihun adalah 816.693,40 ha, lewat melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 3075/Menhut-VII/KUH/2014.
Sebagai salah satu hutan tropis yang ada di Kalimantan, Taman Nasional Betung Kerihun menaungi beberapa flora dan fauna endemik maupun langka. Ekosistem yang terawat membuat beberapa hewan betah untuk membangun habitat di taman nasional ini.
Anggrek adalah aset penting dari Taman Nasional Betung Kerihun. Di taman nasional dengan luas 800 ribu ha ini, terdapat 89 spesies anggrek. Lebih dari itu, ada juga tumbuhan khas yang bernama sama persis dengan taman nasional ini, yaitu bunga betung kerihun.Keunikan flora Taman Nasional Betung Kerihun tidak berhenti di situ, karena ternyata di padatnya hutan Taman Nasional Betung Kerihun ada juga tumbuhan endemik yang hanya ada di Indonesia, yaitu amyxa pluricormias.
Eksotisme Taman Nasional Betung Kerihun tidak hanya terwakilkan oleh berbagai jenis tumbuhan yang unik, namun juga fauna yang hidup berdampingan. Taman nasional ini memiliki mamalia yang jumlahnya mencapai 48 spesies. Beberapa di antaranya adalah harimau dahan, kijang emas, sampai berang-berang.
Jika dari kelompok flora ada tumbuhan yang bernama amyxa pluricormias yang hanya ada satu di dunia, di Taman Nasional Betung Kerihun juga ada katak yang unik, yaitu leptobrachella myorbergi yang ukuran tubuhnya hanya 1 centimeter.
Selain mamalia, Taman Nasional Betung Kerihun juga menjadi rumah dari berbagai jenis primata, misalnya tarsius (tarsius bancanus), hour (presbytis frontata), kelempiau (hylobates muelleri), seaman (presbytis rubicunda), orangutan Borneo (Pongo pygmaeus), macaca fascicularis, hingga macaca nemestrina.
Berkat flora dan faunanya yang beragam, tidak heran kalau pihak pengelola pernah mengusulkan Taman Nasional Betung Kerihun sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Luas 800 ribu ha membuat Taman Nasional Betung Kerihun berlimpah dengan beberapa destinasi wisata, apa sajakah itu?
Danau Sentarum | Sumber gambar: Wikipedia
Lokasi pertama yang perlu kamu kunjungi ketika pergi ke Taman Nasional Betung Kerihun adalah Danau Sentaru, yang juga telah menjadi tempat perlindungan satwa liar sejak tahun 1985. Terletak di Sungai Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Danau Sentarum cocok bagi kamu yang ingin melihat beberapa satwa yang ada di taman nasional ini.
Baca juga: Mengenal Taman Nasional Danau Sentarum
Daerah Aliran Sungai Mendalam atau DAS Mendalam bukan hanya berfungsi untuk memberikan air kepada warga sekitar, namun juga bisa menjadi daerah wajib kunjung Taman Nasional Betung Kerihun. Kenapa? Karena DAS Mendalam menawarkan pemandangan yang indah, lengkap dengan beberapa satwa, sehingga cocok untuk kamu yang menyukai fotografi.
Bukan hanya cocok untuk fotografi, dua desa yang dilewati oleh DAS Mendalam yaitu Desa Tanjung Karang Padua dan Desa Datah Hian ditinggali oleh suku Dayak Kayaan. Jika sudah puas berfoto, kamu bisa mengunjungi salah satu dari dua desa ini dan mencicipi berbagai budaya yang ada, termasuk jika beruntung, seni pembuatan mandau, senjata tajam khas suku Dayak dan juga tato.
Setelah mengenal budaya Suku Dayak, kamu bisa berkunjung ke salah satu Perkampungan Melayu yang juga masih dilewati oleh DAS Mendalam. Perkampungan tersebut bernama Nanga Sambus. Nama Perkampungan Melayu adalah cara masyarakat Kapuas Hulu menyebut penduduk muslim. Rebana dan berbagai pertunjukkan muslim bisa kamu saksikan di sini.
Sungai Kapuas
Sungai Kapuas memiliki pemandangan yang eksotis. Jika kamu punya banyak waktu untuk dihabiskan, kamu bisa mencoba wisata napak tilas perjalanan George Muller Kapuas-Mahakam. Tak tanggung-tanggung, kamu membutuhkan waktu 7 hari untuk menyusuri sungai yang satu ini.
Melihat keunikan taman nasional ini, mulai dari flora dan fauna yang hanya ada satu di dunia, wisata kebudayaan juga napak tilas, rasanya Taman Nasional Betung Kerihun cocok menjadi destinasi wisata kamu selanjutnya. Karena lokasinya yang jauh, disarankan siapkan waktu yang lama supaya perjalanan kamu puas.
Ingin merencanakan perjalanan ke Taman Nasional Betung Kerihun? Segera buat itinerary-nya sekarang, yuk! Jangan lupa untuk booking hotel terdekat dan tiket pesawatnya hanya di Traveloka supaya perjalananmu semakin menyenangkan! Kamu juga bisa mencari villa atau apartemen di sekitar Taman Nasional Betung Kerihun. Asyik banget, bukan?