Indonesia memiliki banyak warisan peninggalan era kolonial Belanda yang masih berdiri kokoh hingga kini, dan salah satunya adalah Terowongan Sasaksaat. Terowongan ini bukan hanya sekadar jalur rel kereta api biasa, tetapi juga merupakan bagian penting dari sejarah perkeretaapian di Tanah Air. Selain menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik, Terowongan Sasaksaat juga menyimpan beragam fakta unik dan menakjubkan yang tak banyak diketahui orang.
Terowongan Sasaksaat dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, tepatnya antara tahun 1902 hingga 1903, oleh perusahaan kereta api Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS). Terowongan ini menjadi bagian dari jalur kereta api yang menghubungkan Padalarang – Purwakarta – Cikampek, yang merupakan bagian dari strategi transportasi penting pemerintah kolonial untuk menghubungkan Batavia (sekarang Jakarta) dengan wilayah Priangan dan timur Pulau Jawa.
Pembangunan Terowongan Sasaksaat merupakan salah satu proyek teknik terbesar di masanya karena lokasinya yang berada di kawasan perbukitan dengan kontur tanah yang kompleks. Panjang terowongan ini mencapai 949 meter, menjadikannya sebagai terowongan kereta api terpanjang di Indonesia pada saat itu.
Nama "Sasaksaat" sendiri diambil dari nama daerah tempat terowongan ini dibangun, yang dalam bahasa Sunda berarti "sebentar" atau "sejenak", merujuk pada kebiasaan kereta berhenti sejenak sebelum melintasi terowongan.
Meskipun usianya telah lebih dari seabad, Terowongan Sasaksaat masih digunakan hingga sekarang, menjadi jalur penting bagi kereta api yang melintasi rute Jakarta–Bandung dan sebaliknya. Ini menunjukkan betapa kuat dan kokohnya struktur yang dibangun dengan teknologi abad ke-20 namun tetap relevan di era modern.
Selain sejarahnya yang panjang, Terowongan Sasaksaat juga menyimpan berbagai fakta menarik yang menjadikannya ikon tersendiri di dunia perkeretaapian Indonesia:
Terowongan Sasaksaat adalah terowongan terpanjang yang dibangun oleh Belanda yang masih digunakan hingga kini. Meskipun kini sudah ada terowongan kereta api yang lebih panjang, seperti Terowongan Walini (bagian dari proyek kereta cepat), Terowongan Sasaksaat tetap menjadi simbol kejayaan teknik sipil zaman kolonial.
Seperti banyak proyek infrastruktur kolonial lainnya, pembangunan Terowongan Sasaksaat juga tidak lepas dari penggunaan tenaga kerja paksa (romusha). Ribuan pekerja lokal dikerahkan untuk menggali batu, memotong lereng bukit, dan membangun struktur dengan peralatan sederhana.
Karena hanya memiliki satu jalur dan tidak terdapat titik silang di dalam terowongan, koordinasi waktu keberangkatan kereta sangat penting untuk mencegah tabrakan. Masinis harus mengikuti jadwal ketat dan komunikasi yang intensif dilakukan antara stasiun-stasiun sekitar.
Letaknya yang berada di ketinggian sekitar 725 meter di atas permukaan laut membuat kawasan sekitar terowongan sering diselimuti kabut tebal, terutama di pagi dan sore hari. Pemandangan ini menambah kesan misterius dan dramatis, cocok bagi para pemburu foto.
Meskipun usianya telah lebih dari satu abad, struktur Terowongan Sasaksaat masih berdiri kokoh dan terus digunakan hingga hari ini. Terowongan ini dirancang dengan sangat presisi oleh para insinyur Belanda, memperhitungkan kondisi geologis daerah perbukitan yang rawan longsor dan gempa.
Karena keindahan alam sekitarnya dan arsitektur terowongan yang ikonik, Terowongan Sasaksaat kerap dijadikan lokasi syuting film, video klip, maupun sesi foto prewedding. Lokasinya juga sering dikunjungi pecinta kereta api dan sejarah untuk menikmati panorama serta menyusuri jejak transportasi masa kolonial.
Banyak komunitas pecinta kereta api (railfans) yang menjadikan Terowongan Sasaksaat sebagai objek eksplorasi. Tidak jarang mereka mengabadikan momen kereta api melintasi terowongan ini, terutama saat kereta legendaris seperti Argo Parahyangan melintas.
Keindahan bentang alam, jalur kereta yang berliku, dan struktur klasik Terowongan Sasaksaat menjadikannya lokasi favorit bagi fotografer, terutama yang mengabadikan momen kereta melintas keluar dari mulut terowongan.
Terowongan Sasaksaat terletak di Desa Cipada, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Letaknya sekitar 10 kilometer dari pusat Padalarang dan sekitar 45 kilometer dari pusat Kota Bandung. Terowongan ini berada di jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Padalarang dan Stasiun Cikalongwetan.
Lokasinya yang berada di kawasan perbukitan menjadikan tempat ini dikelilingi oleh pemandangan alam yang asri dan hijau. Udara segar pegunungan dan panorama lembah menjadikan kunjungan ke Terowongan Sasaksaat tidak hanya sekadar wisata sejarah, tetapi juga wisata alam.
Meskipun berada di jalur aktif kereta api dan tidak memiliki akses kendaraan langsung, Terowongan Sasaksaat dapat diakses dengan berjalan kaki melalui jalur setapak dari permukiman sekitar. Karena berada di area operasional PT KAI, pengunjung disarankan untuk tidak memasuki area terowongan tanpa izin.
Bagi kamu yang ingin mengunjungi Terowongan Sasaksaat, ada beberapa rute yang bisa dipilih tergantung dari titik awal perjalanan:
Cara paling ikonik adalah menggunakan kereta api dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya. Kereta api seperti Argo Parahyangan akan melintasi Terowongan Sasaksaat, dan penumpang dapat menyaksikan langsung sensasi memasuki terowongan klasik ini dari jendela kereta.
Pesan Tiket Kertea Promo Sekarang
Temukan di Traveloka
Lihat Harga
Namun, jika ingin menjelajah sekitar terowongan, kamu bisa turun di Stasiun Padalarang, lalu melanjutkan perjalanan dengan ojek atau berjalan kaki menuju Desa Sumurbandung. Dari sana, pendakian ringan selama 30–45 menit akan membawa kamu ke titik terdekat dari mulut terowongan.
Jika menggunakan mobil atau motor dari Bandung, arahkan kendaraan ke Jalan Raya Padalarang – Cianjur dan masuk ke kawasan Cipatat. Dari sana, arahkan kendaraan ke daerah Sumurbandung dan lanjutkan dengan berjalan kaki. Disarankan menggunakan kendaraan roda dua karena jalan yang sempit dan tidak semua mobil bisa masuk sampai dekat lokasi.
Perjalanan menuju Terowongan Sasaksaat akan lebih mudah jika kamu merencanakannya dengan matang, termasuk dalam hal transportasi. Kini, pemesanan tiket kereta api atau bus ke Bandung dapat dilakukan dengan cepat dan praktis melalui Traveloka.
Kenapa pesan di Traveloka? Kamu bisa memesan tiket kereta api atau bus hanya dalam hitungan menit, tanpa perlu antre. Traveloka juga menyediakan beragam pilihan jadwal, kelas, dan operator transportasi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran kamu.
Traveloka juga didukung dengan berbagai metode pembayaran, mulai dari transfer bank, kartu kredit, e-wallet, hingga cicilan tanpa kartu kredit. Kunjungi Traveloka atau unduh aplikasinya di ponsel kamu, lalu cari tiket kereta atau bus tujuan Bandung. Dengan kemudahan ini, menjelajahi situs sejarah seperti Terowongan Sasaksaat kini tak lagi rumit.