Tradisi Nganggung: Kebiasaan Masyarakat Pulau Bangka Menyambut Perayaan Besar

Mas Bellboy
14 Jul 2024 - 5 min read

Kamu pernah mendengar tentang Tradisi Nganggung? Tradisi Nganggung adalah warisan budaya yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Pulau Bangka. Biasanya, tradisi ini dilakukan menjelang perayaan besar dalam agama Islam.

Tradisi Nganggung membawa makanan ke Masjid

Source: Shutterstock

Namun, tidak hanya itu, Nganggung juga menjadi bagian dari upacara menyambut tamu penting, merayakan hasil panen melimpah, bahkan dalam rangka menyambut perayaan pernikahan. Tradisi Nganggung juga menjadi bagian dari kegiatan atau acara keagamaan, baik itu diadakan di masjid maupun tempat penyambutan tamu kehormatan.

Ingin tau lebih jelas tentang tradisi yang satu ini? Simak ulasan dari Traveloka di bawah ini!

Pengertian Tradisi Nganggung

Tradisi Nganggung merupakan kegiatan membawa makanan dari setiap rumah menuju satu tempat berkumpul, seperti Masjid, Surau, Langgar, atau Lapangan, pada momen-momen penting dalam agama Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Nisfu Sya'ban, Muharram, serta setelah shalat Idul Fitri dan Idul Adha.

Tradisi ini juga dikenal sebagai Sepintu Sedulang karena setiap rumah membawa satu dulang yang berisi makanan dan ditutup dengan Tudung Saji. Nganggung tidak hanya menjadi simbol kebersamaan dan kekeluargaan, tetapi juga sarana untuk mempererat silaturahmi di antara masyarakat Melayu Bangka.

Kegiatan Nganggung biasanya dilengkapi dengan doa-doa dan ceramah agama sesuai dengan momen perayaan yang diadakan.

Asal-Usul Tradisi Nganggung

Makanan yang disajikan dalam tradisi nganggung

Source: BKKBN

Menurut situs Badan Penghubung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Nganggung adalah tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Pulau Bangka. Dalam tradisi ini, makanan disiapkan dalam dulang atau talam yang kemudian ditutup dengan tudung saji. Tradisi ini dinamakan Nganggung karena dulang atau talam tersebut dibawa dengan cara dianggung atau dipapah di bahu menuju tempat seperti masjid, surau, atau rumah warga yang mengadakan acara.

Selain dilakukan dalam suasana suka cita, Nganggung juga dapat dilakukan pada saat duka cita, seperti saat ada anggota masyarakat yang meninggal dunia. Dalam konteks tersebut, Nganggung menjadi bentuk ungkapan belasungkawa dari warga kepada keluarga yang ditinggalkan.

Tata Cara Melakukan Tradisi Nganggung

Menjelang perayaan, masyarakat mempersiapkan berbagai hidangan lezat sebagai simbol kegembiraan dan kesyukuran. Acara Nganggung dapat berlangsung selama beberapa hari, tergantung pada momen yang dirayakan.

1. Upacara Adat

Acara dimulai dengan upacara adat yang dipimpin oleh sesepuh atau tokoh adat setempat. Upacara ini mencakup berbagai ritual dan doa untuk memohon berkah serta keselamatan dari leluhur dan Tuhan.

2. Pentas Seni dan Budaya

Selama Nganggung, masyarakat Bangka Belitung menampilkan beragam pertunjukan seni dan budaya, seperti tarian, musik tradisional, dan drama. Pertunjukan-pertunjukan seni dan budaya ini menjadi momen untuk melestarikan dan menghargai warisan budaya mereka.

3. Berbagi Makanan

Salah satu aspek kunci dari Nganggung adalah berbagi makanan bersama. Masyarakat akan membawa hidangan khas daerah, seperti Mie Belitung, Lakso, dan Ikan Panggang. Aktivitas ini mencerminkan semangat gotong-royong dan rasa persaudaraan.

4. Permainan Rakyat

Selama acara, masyarakat juga mengadakan berbagai permainan rakyat, seperti lomba balap karung, panjat pinang, dan permainan tradisional lainnya. Permainan ini memberikan hiburan dan keceriaan bagi semua generasi yang hadir.

Makna Tradisi Nganggung

Menurut masyarakat setempat, tradisi Nganggung dijalankan sebagai ekspresi dari rasa kepedulian, kebersamaan, gotong royong, dan menjaga silaturahmi agar tetap terjaga. Tradisi ini merupakan cara untuk menjaga koneksi sosial dan hubungan yang erat di antara anggota masyarakat.

Tradisi Nganggung juga mencerminkan identitas penduduk Bangka yang menghargai persatuan, baik dalam lingkup lokal maupun dalam hubungan dengan pendatang.

Perlu dicatat bahwa tradisi Nganggung telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Bangka yang menjadi sebuah rutinitas yang dijalankan secara teratur. Nganggung telah menjadi salah satu ciri khas masyarakat setempat, dengan moto "Sepintu Sedulang" yang menandakan bahwa setiap rumah membawa satu dulang dalam tradisi ini.

Manfaat dari Tradisi Nganggung

Tradisi nganggung membuat hubungan jadi lebih erat

Source: BKKBN

Tradisi Nganggung tidak hanya sebuah perayaan semata, melainkan juga mengandung makna sosial yang dalam dan memiliki berbagai manfaat yang penting bagi masyarakat Bangka Belitung. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai gotong royong, kebersamaan, dan persaudaraan yang menjadi landasan masyarakat di wilayah tersebut.

Melalui kegiatan Nganggung, hubungan antaranggota masyarakat diperkuat dan solidaritas di antara mereka menjadi lebih kokoh. Selain itu, Nganggung juga berperan sebagai media untuk mengenalkan dan mengajarkan tradisi kepada generasi muda sehingga mereka dapat mewarisi nilai-nilai dan kebiasaan tersebut.

Meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan dari zaman modern yang dapat mengancam kelangsungan tradisi, masyarakat Bangka Belitung terus berupaya dengan penuh kebanggaan untuk menjaga dan melestarikan warisan leluhur mereka. Nganggung menjadi simbol identitas budaya yang amat berharga dan tak ternilai.

Sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia, tradisi Nganggung menjadi warisan yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang, mengingat berbagai manfaatnya yang beragam bagi masyarakat secara keseluruhan.

Implementasi Tradisi Nganggung di Masyarakat

1. Maulid Nabi SAW

Ritual Nganggung diawali dengan membaca fatihah untuk Rasulullah saw dan dilanjutkan dengan membaca riwayat nabi dalam kitab Arab-Melayu yang memuat kisah nabi Muhammad saw dari lahir hingga wafat. Setelah selesai membaca riwayat, dilanjutkan dengan membaca tahlil dan doa. Setelah semua ritual selesai, acara dilanjutkan dengan makan bersama.

Tradisi Nganggung untuk perayaan Maulid tidak hanya dilakukan di malam hari, tetapi juga di pagi hari. Seluruh warga Desa Kace diharapkan untuk mengikuti Nganggung bersama-sama di masjid terdekat dari rumah mereka. Namun, prosesi acara di pagi hari berbeda dengan yang dilakukan di malam hari. Pada acara di pagi hari, hanya dilakukan tahlilan tanpa pembacaan riwayat nabi.

2. Perayaan Isra’ Miraj

Pada perayaan Isra' Mi'raj, para warga juga mengadakan Nganggung di masjid pada malam harinya. Makanan yang dibawa umumnya berupa nasi dan berbagai lauk pauk. Berbeda dengan perayaan Maulid, pada perayaan Isra' Mi'raj tidak disertakan ketupat lepet. Selain itu, Nganggung pada perayaan Isra' Mi'raj hanya dilakukan pada malam hari tanpa dilanjutkan ke pagi harinya seperti pada perayaan Maulid.

Perbedaan yang paling mencolok adalah intensitas perayaannya, di mana perayaan Maulid sering kali lebih meriah dan berlangsung lebih lama, bahkan hingga tiga hingga lima hari, sementara perayaan Isra' Mi'raj hanya memiliki kegiatan pada malam harinya saja.

3. Idul Adha

Tradisi ini merupakan kebiasaan umum yang juga terjadi di daerah lain di Bangka. Selama kurang lebih tiga hari setelah lebaran Idul Adha, masyarakat akan saling berkunjung, mirip dengan perayaan Idul Fitri.

Prosesi Nganggung pada malam dan pagi hari sama. Dimulai dengan membaca fatihah untuk Rasulullah SAW, para sahabat, keluarga beliau, para nabi dan rasul, para syuhada, serta semua arwah kaum muslimin dan muslimat. Kemudian dilanjutkan dengan membaca tahlil dan doa.

4. Idul Fitri

Tradisi nganggung dilakukan dua kali, yaitu pada malam hari bersamaan dengan takbiran bersama dan di pagi hari setelah melaksanakan shalat Idul Fitri. Prosesi pada malam hari dimulai dengan takbiran bersama sebelum membaca tahlil dan doa secara bersama-sama.

Makanan yang dibawa pada malam hari umumnya hampir sama, yaitu ketupat lepet dengan lauk pauk yang biasanya terdiri dari daging ayam dan daging sapi. Sedangkan pada pagi harinya, warga diperbolehkan membawa makanan seperti ketupat lepet, berbagai macam kue basah, dan buah-buahan.

5. Ruwah

Prosesi ruwahan biasanya dimulai dengan membaca tahlil dan dilanjutkan dengan doa bersama. Hal ini juga berlaku pada pagi harinya, di mana prosesi yang sama diulang. Perayaan ini bahkan bisa menyebabkan kemacetan di perkampungan dan jalan raya karena pelaksanaannya dapat berlangsung hingga tiga bahkan satu minggu.

6. Tahun Baru Islam

Setiap tanggal satu Muharam, sebagai ungkapan syukur atas kehadiran Tahun Baru Islam, warga berbondong-bondong menuju ke masjid. Ini adalah ekspresi sukacita umat Muslim menyambut Tahun Baru tersebut. Mereka berkumpul di masjid untuk mengadakan Nganggung bersama sebagai bentuk kegembiraan.

Sebelum menikmati hidangan yang dibawa, mereka membaca tahlil dan melakukan doa bersama. Namun, perayaan tanggal satu Muharam ini tidak sebanyak perayaan lainnya karena hanya ada Nganggung di malam hari. Bahkan, di siang harinya, tidak ada acara Nganggung atau perayaan seperti saat hari lebaran.

Tradisi Nganggung hampir sama dengan tradisi Selamatan yang ada di Pulau Jawa. Perbedaannya ada pada makanan khas yang dibawa dan beberapa waktu dilaksanakannya.

Kamu ingin melihat tradisi Nganggung secara langsung di Pulau Bangka? Kamu bisa memesan tiket pesawat dan memilih tanggalnya di Traveloka. Selain itu, kamu juga bisa mencari atraksi dan aktivitas seru di tempatmu berlibur. Ingin berjalan-jalan menggunakan mobil agar tidak kesulitan dan repot di tempat tujuan? Sewa mobil rental juga bisa kok!

Manfaatkan Traveloka di handphonemu dan lihat berbagai macam tradisi yang ada di Nusantara sekarang juga!

Bangka City Hotel

8.3/10

Jalan Alexander No.1 Kel. Air Tam

Rp 279.775

Rp 245.217

Dalam Artikel Ini

• Pengertian Tradisi Nganggung
• Asal-Usul Tradisi Nganggung
• Tata Cara Melakukan Tradisi Nganggung
• 1. Upacara Adat
• 2. Pentas Seni dan Budaya
• 3. Berbagi Makanan
• 4. Permainan Rakyat
• Makna Tradisi Nganggung
• Manfaat dari Tradisi Nganggung
• Implementasi Tradisi Nganggung di Masyarakat
• 1. Maulid Nabi SAW
• 2. Perayaan Isra’ Miraj
• 3. Idul Adha
• 4. Idul Fitri
• 5. Ruwah
• 6. Tahun Baru Islam

Hotel yang Ditampilkan dalam Artikel Ini

Bangka City Hotel

8.4/10
Bukit Intan
Rp 279.775
Rp 245.217
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan