Mengenal Tradisi Sinoman, Tradisi Gotong Royong yang Sudah Ada Sejak Abad ke-14

Mas Bellboy
14 Jul 2024 - 4 min read

Kamu pernah mendengar tentang tradisi Sinoman? Sinoman atau nyinom adalah tradisi masyarakat Jawa yang biasanya dilakukan dalam acara keagamaan, upacara kematian hingga resepsi pernikahan. Pernikahan memang salah satu acara yang cukup menghabiskan biaya dan membutuhkan banyak tenaga dalam pelaksanaannya. Sebelum sistem katering dikenal, masyarakat Jawa memiliki tradisi Sinoman.

Tradisi sinoman bisa menyatukan masyarakat

Source: Shuttestock

Sinoman memiliki makna yang mendalam. Tradisi ini juga memberikan banyak manfaat bagi masyarakat yang masih mempraktikkannya. Tradisi ini bukan sekadar serangkaian tugas rutin dalam sebuah acara, melainkan warisan budaya yang kaya akan makna dan nilai-nilai luhur.

Dari hulu ke hilir, tradisi Sinoman telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Jawa, mencitrakan keindahan dan kearifan lokal yang mendalam.Ingin tau lebih mendalam tentang tradisi yang satu ini? Traveloka akan bantu jelaskan untuk kamu!

Apa Itu Tradisi Sinoman?

Tradisi Sinoman dapat dikatakan sebagai perwujudan nyata dari gotong royong dalam masyarakat. Meskipun identik dengan pernikahan, Sinoman juga hadir dalam acara-acara lain dalam tradisi Jawa. Misalnya, ketika ada anggota keluarga yang meninggal, para tetangga akan segera datang ke rumah duka untuk membantu persiapan pemakaman.

Dalam konteks Islam yang mengenal tradisi tahlilan, Sinoman biasanya berlanjut hingga hari ketujuh pasca kematian. Sedangkan dalam pernikahan, Sinoman berlangsung selama acara tersebut berlangsung.

Kelompok Sinoman ini bisa terdiri dari ibu-ibu yang membantu di dapur dan para pemuda desa yang mengurus hal-hal lain seperti mendirikan tenda, menata kursi dan meja, serta tugas lain yang tidak dilakukan oleh ibu-ibu. Ketika tamu-tamu pernikahan tiba, para Sinoman, terutama para pemuda, akan bertindak sebagai pramusaji.

Setelah tamu-tamu selesai makan, para Sinoman juga membantu merapikan dan membawa piring-piring kotor ke dapur untuk dibersihkan. Para pemuda Sinoman biasanya mengenakan seragam tertentu atas inisiatif mereka sendiri untuk memudahkan identifikasi dan menjadi ciri khas Sinoman.

Kelompok ini biasanya memiliki seorang ketua yang bertugas menerima undangan dari tuan rumah dan menyampaikan informasi kepada anggota lainnya.

Tradisi ini umumnya masih ditemukan di desa-desa di Jawa. Karena di kota, orang biasanya menyewa jasa event organizer (EO) atau wedding organizer (WO) dan untuk makanannya bisa dipesan secara katering.

Manfaat Tradisi Sinoman

Manfaat tradisi sinoman untuk masyarakat

Source: Traveloka

1. Meningkatkan Rasa Syukur kepada Tuhan

Manfaat utama dari tradisi Sinoman adalah meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan. Pemilik acara dapat berbagi rejeki dengan tetangga dan tamu yang hadir sebagai bentuk penghargaan atas nikmat yang diberikan. Sinoman juga membantu menumbuhkan rasa ikhlas tanpa mengharapkan balasan dari orang lain.

2. Semangat Saling Membantu atau Gotong Royong

Tradisi Sinoman juga memberikan manfaat dalam semangat saling membantu atau gotong royong. Melalui Sinoman, beban dari pemilik acara dapat diringankan sehingga memupuk semangat gotong royong di antara anggota masyarakat.

3. Mempererat Tali Silaturahmi dan Persaudaraan Masyarakat

Sinoman juga berperan dalam mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan antar masyarakat. Melalui interaksi yang terjalin dalam Sinoman, masyarakat dapat saling mengenal dan membentuk hubungan yang lebih erat. Tradisi ini juga membantu menumbuhkan rasa saling membantu, kerukunan, kebersamaan, dan peduli terhadap sesama.

4. Melestarikan Nilai-Nilai Budaya Jawa

Manfaat lain dari tradisi Sinoman adalah dalam melestarikan nilai-nilai budaya Jawa. Sinoman menjadi sarana penting bagi generasi muda untuk mempelajari dan memahami nilai-nilai seperti kesopanan, keramahan, kerendahan hati, kerjasama, dan gotong royong. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar nilai-nilai budaya Jawa tetap terjaga dan tidak terlupakan seiring dengan perkembangan zaman.

5. Menanamkan Tanggung Jawab dan Sikap Sukarela

Sinoman juga memiliki manfaat dalam menanamkan tanggung jawab dan sikap sukarela. Anggota Sinoman melakukan tugas mereka tanpa mengharapkan imbalan atau paksaan. Mereka menjaga etika saat melayani tamu dengan tata cara yang baik, seperti mengantarkan makanan dan minuman dengan sopan.

Meskipun tradisi Sinoman semakin langka karena perkembangan zaman dan adanya layanan modern seperti event organizer dan katering, namun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa Sinoman tetap diperlukan sebagai wujud nyata dari semangat gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat Jawa.

Keunikan Tradisi Sinoman

tradisi sinoman menggunakan seragam

1. Menggunakan Seragam selama Nyinom

Meskipun berada di desa, para pelaku Sinoman sudah mengenal penggunaan seragam. Biasanya, mereka mengenakan batik dengan celana panjang hitam, atau ada pula yang menggunakan kemeja putih dengan celana hitam.

Bahkan, bagi perempuan yang memakai hijab, seragam yang dipakainya senada. Penggunaan seragam ini bertujuan untuk memudahkan identifikasi antara sesama anggota Sinoman. Selain itu, dengan mengenakan seragam, mereka terlihat lebih rapi dan kompak saat bertugas.

2. Tugasnya Tidak Sederhana sehingga Banyak yang Menyebut Mereka “Pahlawan Hajatan”

Mereka mulai dari membagikan makanan dan minuman kepada para tamu, mencuci piring, gelas, dan segala peralatan masak hingga membersihkan tempat acara setelah hajatan selesai. Tugas ini seringkali dilakukan dari pagi hingga malam hari, tanpa memperoleh uang saku sebagai imbalan.

Sinoman dilakukan secara gotong-royong sebagai bentuk bantuan kepada tuan rumah hajatan sehingga tidak ada bayaran yang diberikan kecuali sekadar makanan, kudapan, dan rokok bagi yang merokok.

Meskipun demikian, konsep balas budi tetap berlaku, di mana mereka yang telah melakukan Sinoman akan dibantu pula oleh tetangga-tetangga sekitarnya saat mereka memiliki hajatan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tradisi Sinoman telah menjadi turun temurun dalam masyarakat.

3. Sudah Ada Sejak Abad ke-14

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sinoman merujuk pada sekelompok pemuda yang bertugas membantu orang yang memiliki hajat sebagai pelayan tamu, terutama di pedesaan. Sementara menurut laman Kelurahan Bangunharjo, Bantul, Sinoman berasal dari kata dalam bahasa Jawa, "sing para nom-noman" yang merujuk pada para pemuda.

Dari penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa kegiatan Sinoman yang telah ada sejak abad ke-14 menurut berbagai sumber, identik dilakukan oleh kawula muda tanpa memandang gender. Rentang usia mereka bervariasi, mulai dari yang masih remaja hingga yang sudah menikah. Jika mereka disebut sebagai Sinoman, maka kegiatan yang mereka lakukan disebut nyinom.

Itulah penjelasan tentang tradisi Sinoman yang identik dengan hari-hari besar, seperti pernikahan, sunatan, dan yang lainnya. Dengan adanya tradisi gotong royong seperti Sinoman, kerukunan dapat tercipta dan budaya Jawa yang satu ini akan tetap ada hingga di masa mendatang.

Ingin melihat tradisi Sinoman di atas? Kamu bisa berkunjung ke daerah Jawa Tengah, seperti Yogyakarta dan Semarang hingga di daerah Jawa Timur. Kamu dapat memanfaatkan diskon dan promo tiket pesawat untuk mengunjungi tempat-tempat menakjubkan di Pulau Jawa yang memiliki banyak kebudayaan unik.

Selain itu, kamu juga bisa mencari atraksi dan aktivitas seru di tempatmu berlibur. Ingin menyewa mobil rental agar bisa lebih leluasa berjalan-jalan dan mencari oleh-oleh? Manfaatkan Traveloka di genggamanmu sekarang dan jelajahi Nusantara sekarang juga!

Penginapan dan Hotel di Semarang

Cari Hotel di Semarang...

Lihat Harga

Dalam Artikel Ini

• Apa Itu Tradisi Sinoman?
• Manfaat Tradisi Sinoman
• 1. Meningkatkan Rasa Syukur kepada Tuhan
• 2. Semangat Saling Membantu atau Gotong Royong
• 3. Mempererat Tali Silaturahmi dan Persaudaraan Masyarakat
• 4. Melestarikan Nilai-Nilai Budaya Jawa
• 5. Menanamkan Tanggung Jawab dan Sikap Sukarela
• Keunikan Tradisi Sinoman
• 1. Menggunakan Seragam selama Nyinom
• 2. Tugasnya Tidak Sederhana sehingga Banyak yang Menyebut Mereka “Pahlawan Hajatan”
• 3. Sudah Ada Sejak Abad ke-14
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan