7 Rekomendasi Vihara di Jakarta Sebagai Destinasi Liburan Menarik

Mas Bellboy
28 Aug 2024 - 4 min read

Jakarta memiliki banyak destinasi menarik, menghibur, sekaligus memperkaya wawasan. Salah satu destinasi yang patut dikunjungi adalah vihara di Jakarta yang terdapat di banyak sudut kota. Mungkin ini saatnya untuk mulai mengetahui semua daftarnya.

Vihara di Jakarta

Source : shutterstock

Tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha, vihara juga menjadi daya tarik wisata yang menawarkan keindahan arsitektur, ketenangan spiritual, dan sejarah yang kaya. Mengunjungi vihara-vihara ini bukan hanya tentang memahami lebih dalam agama Buddha, tetapi juga tentang menikmati suasana damai yang bisa memberikan ketenangan di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta.

Nama-Nama Vihara di Jakarta

Setiap vihara menawarkan pesona tersendiri yang dapat dinikmati oleh para pengunjung. Berikut adalah tujuh vihara di Jakarta yang tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi.

1. Vihara Lalitavistara

vihara yang berlokasi di Jalan Cilincing Lama, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara ini memiliki sejarah yang unik. Vihara ini ditemukan oleh para pelaut yang berlabuh di dekat Pantai Cilincing. Para penganut Buddha memutuskan untuk membangun tempat ibadah.

Pemberian nama ‘Lalitavistara’ dipilih penduduk karena berdasarkan kitab suci Buddha yang menceritakan perjalanan hidup Sidharta Gautama dari kelahiran hingga wafatnya.

Tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, Vihara Lalitavistara juga menjadi, asrama tempat biksu dan biksuni tinggal, rumah abu, klinik kesehatan, hingga sekolah. Menariknya, mayoritas siswa-siswi yang berada di sekolah ini beragama Islam.

2. Vihara Budha Arya Dwipa Arama

Terinspirasi dari Candi Borobudur, vihara Buddha Arya Dwipa Arama memiliki pola stupa yang dihiasi simbol-simbol seperti Cakra, Prapta, dan Patina Suta. Simbol-simbol tersebut mengingatkan bahwa roda kehidupan manusia terus berputar.

Tempat ini dihiasi oleh langit-langit setengah lingkaran berwarna kuning emas. Sementara di sisi barat, terdapat patung Buddha dan kolam air yang mengelilingi bangunan. Hiasan dan dekorasi tersebut membuat pengunjung akan merasa seperti berada di nirwana yang menakjubkan dan sejuk.

Tidak hanya sebagai tempat pengabdian bagi umat Buddha, Vihara Buddha Arya Dwipa Arama juga menjadi pusat edukasi. Lokasi vihara tidak jauh dari Stasiun Halim, tepatnya di Taman Mini Indonesia Indah, Jalan Raya Taman Mini, RW.2, Ceger, Kecamatan Cipayung, Kota Jakarta Timur, 13560.

3. Vihara Bahtera Bhakti

Vihara Bahtera Bhakti berlokasi di Perumahan Pasir Putih Jalan Pantai Sanur V RW.10, Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Sebelum akhirnya dikenal sebagai Vihara Bahtera Bhakti, vihara ini juga dikenal dengan nama Kelenteng Da Bo Gong hingga Klenteng Ancol.

Vihara Bahtera Bhakti harus direnovasi berkali-kali karena berada di pinggir pantai. Ini dilakukan agar vihara terhindar dari banjir laut pasang. Dengan dilakukan penimbunan tanah, saat ini tinggi vihara sudah bertambah dan diharap vihara masih akan berdiri kokoh tanpa adanya dampak bencana alam.

4. Vihara Hemadhiro Mettavati

Kamu akan merasa seolah-olah berada di negara Thailand ketika tiba di Vihara Hemadhiro Mettavati. Hal ini karena arsitektur bangunan vihara ini sangat mirip dengan vihara-vihara di Thailand sehingga menciptakan suasana yang eksotis dan mewah.

Vihara Hemadhiro Mettavati ini memiliki tiga lantai yang masing-masing menawarkan pengalaman spiritual yang unik. Di lantai bawah, terdapat patung Dewa Yakkha dan 108 patung Buddha yang berjejer rapi. Kamu juga akan melihat ruang meditasi dan bisa beribadah di lantai ini.

Lantai paling atas dipenuhi dengan banyak patung Buddha sehingga menciptakan pemandangan yang menakjubkan dan penuh kedamaian. Setiap sudut Vihara Hemadhiro Mettavati menawarkan kesempatan untuk merasakan ketenangan dan memperdalam spiritualitas dan menjadikannya destinasi yang sempurna bagi mereka yang mencari kedamaian di tengah hiruk-pikuk Jakarta.

5. Vihara Dharma Bhakti

Vihara Dharma Bhakti merupakan vihara tertua di Jakarta. Vihara ini berlokasi di Jalan Kemanggisan III, RT.03/01, Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat. Vihara Dharma Bhakti dibangun pada tahun 1650 dan menjadi salah satu tanda masuknya peradaban Tiongkok ke Indonesia. Selain itu, Vihara Dharma Bhakti menjadi saksi dan bukti sejarah Jakarta sejak masih menjadi Batavia.

Tepatnya pada pembantaian pada etnis Tionghoa dengan penguasa dagang asal Belanda yang dikenal dengan Tragedi Pembantaian Angke atau dalam bahasa Belanda, Chinezenmoord. Keributan yang berlangsung pada 9-11 Oktober 1740 merusak Vihara Dharma Bhakti dan membuatnya terbakar. Pada 1755, vihara ini direkonstruksi oleh Kapitan Oey Tji dan bertahan hingga sekarang.

Vihara Dharma Bhakti sempat kembali rusak pada 2015 karena kebakaran yang muncul korsleting listrik. Beruntung, patung Dewi Kwan Im yang berusia lebih kurang 300 tahun bisa diselamatkan. Sampai saat ini, vihara Dharma Bhakti rutin melakukan kebaktian hingga kelas.

6. Vihara Dharma Jaya Toasebio

Menjadi salah satu vihara tertua di Jakarta,tempat ini dibangun tahun 1660. Vihara Dharma Jaya Toasebio juga saksi Tragedi Angke dan turut dibakar oleh VOC. Vihara kemudian dibangun kembali pada tahun 1754.

Vihara ini memiliki arsitektur mencolok berwarna merah yang penuh dengan nuansa Tiongkok klasik. Terdapat 18 altar yang didedikasikan untuk berdoa karena menawarkan suasana yang khusyuk dan damai. Nama Toasebio berasal dari gabungan dua kata, yaitu "toase," yang berarti pesan, dan "bio," yang berarti kelenteng. Nama ini dimaksudkan agar kelenteng dapat menghormati pesan yang dibawa dari Tiongkok.

Vihara Dharma Jaya Toasebio berlokasi di Jalan Kemenangan III No.48, RT.11/RW.3, Glodok, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Vihara ini tidak hanya menjadi tempat ibadah yang penting bagi umat Buddha, tetapi juga merupakan bagian dari warisan budaya dan sejarah kawasan ini.

7. Vihara Amurva Bhumi

Sebelum dipenuhi dengan bangunan-bangunan tinggi seperti saat ini, kawasan Karet Semanggi, Setiabudi diisi oleh pemukiman, dan perkebunan. Di Jalan Tapekong No.2, RT.3/RW.4, Karet Semanggi, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, berdiri Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin atau yang sekarang dikenal dengan Vihara Amurva Bhumi.

Uniknya Vihara Amurva Bhumi memiliki sejarah yang cukup manis karena pembangunan dipenuhi dengan etnis Muslim dan Tionghoa. Hal ini pun terlihat ketika dua etnis ini membangun rumah ibadah di kawasan tersebut kaum Tionghoa membangun kelenteng. Terdapat dua rumah ibadah yang berada berdekatan di kawasan tersebut, yaitu Masjid Hidayatullah dan vihara Amurva Bhumi.

Itulah pembahasan mengenai vihara-vihara di Jakarta. Segera rencanakan liburan ke Jakarta sekarang dengan aplikasi Traveloka. Dengan Traveloka, kamu bisa booking hotel, tiket pesawat, hingga eksplorasi dengan menyewa mobil.

Tidak perlu takut bosan, karena kamu bisa melakukan berbagai aktivitas seru di sekitar Jakarta. Semua itu bisa kamu lakukan hanya dengan menggunakan Traveloka!

Hotel Monopoli

8.4/10

Kemang

Rp 733.088

Rp 658.501

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan