Konsumsi gula sehari-hari memang diperlukan untuk kesehatan karena gula adalah salah satu sumber energi utama bagi tubuh. Namun seringkali gula dikonsumsi secara berlebihan. Padahal ada anjuran konsumsi gula per harinya untuk dewasa maupun anak-anak. Berapa banyak sebaiknya konsumsi gula per hari? Traveloka merangkum serba-serbi mengenai konsumsi gula berikut ini.
Perlu diketahui, konsumsi gula yang dianjurkan demi kesehatan adalah hanya 5% dari kebutuhan kalori harian. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan anjuran konsumsi gula per orang dalam per hari yaitu 50 gram gula atau setara dengan 5-9 sendok teh. Sementara itu dilansir dari National Health Service United Kingdom, adapun jumlah maksimal konsumsi gula per hari berdasarkan usia antara lain
Jika mengonsumsi gula dalam jumlah melampaui anjuran, seseorang bisa saja terkena penyakit yang berbahaya. Faktanya, konsumsi gula yang kurang maupun berlebih berdampak pada sistem metabolisme tubuh. Berikut adalah bahaya jika seseorang mengonsumsi gula dalam jumlah berlebih:
Bahaya utama dari konsumsi gula berlebih adalah memicu terjadinya obesitas. Konsumsi gula diyakini bisa memicu obesitas karena mengandung tinggi kalori dan hanya sedikit mengandung nutrisi lain, seperti vitamin, mineral, protein, dan lemak yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, konsumsi gula berlebih juga bisa menambah lemak tubuh secara lebih cepat. Adapun makanan dan minuman yang mengandung banyak gula di antaranya:
Hiperglikemia atau kerap dikenal sebagai kondisi di mana kadar gula darah tinggi sering terjadi pada penderita diabetes yang tidak menjalani gaya hidup sehat. Meskipun, hiperglikemia sering dikaitkan dengan diabetes, ada juga hiperglikemia yang tidak disebabkan oleh faktor lain, seperti mengonsumsi gula berlebih, tubuh memproduksi gula darah berlebih, atau ada gangguan pada proses pengubahan gula darah menjadi energi.
Mengonsumsi gula berlebih juga bisa menyebabkan kerusakan gigi, salah satunya adalah karies gigi. Kondisi ini terjadi saat bakteri yang hidup di mulut mencerna sisa karbohidrat dari makanan yang dikonsumsi. Kemudian bakteri akan membusuk dan memproduksi asam yang bisa menghancurkan enamel gigi. Konsumsi gula berlebihan pun bisa menyebabkan penyakit gusi, teruatam pada pengidap diabetes.
Resistensi leptin atau kondisi selalu ingin makan juga disebabkan oleh kelebihan gula pada tubuh yang mengganggu sistem metabolisme. Kebiasaan mengonsumsi gula secara berlebih bisa menganggu sistem pengendali nafsu makan sehingga bisa memicu kegagalan tubuh dalam merangsang produksi hormon insulin. Bahkan kondisi ini bisa meningkatkan produksi hormon ghrelin (rasa lapar), tetapi menurunkan produksi hormon leptin (rasa kenyang.
Sebuah penelitian Journal of American Heart Association mengungkapkan konsumsi gula berlebih dapat membuat cara kerja organ jantung dalam memompa darah terganggu. Tak hanya itu, konsumsi gula berlebih juga bisa meningkatkan tekanan darah dan merangsang hati untuk membuang lemak ke aliran darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Dikutip dari Kemenkes RI, studi dalam jurnal JAMA Internal Medicine mengungkapkan kebiasaan mengonsumsi gula lebih dari seperlima kalori harian akan meningkatkan risiko dua kali lebih besar risiko terkena penyakit jantung, dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan sehat dengan muatan gula hanya 10 persen gula.
Konsumsi gula berlebih turut meningkatkan risiko seseorang terkena kompikasi dalam jangka panjang. Asupan gula buatan yang berlebih bisa menyebabkan penyakit hati berlemak hingga sirosis hati. Sebab, saat gula buatan diuraikan organ hati, zat tersebut tidak berubah menjadi energi, melainkan menjadi lemak.
Selain itu, melonjaknya kadar gula dalam darah pada penderita diabetes turut bisa menyebabkan ginjal rusak. Saat kadar gula darah mencapai jumlah tertentu, ginjal melepaskan kelebihan gula ke dalam urin secara otomatis. Jika tidak dikendalikan, hal ini bisa menyebabkan komplikasi gagal ginjal.
Meninjau banyaknya bahaya kesehatan yang disebabkan oleh asupan gula berlebih, kamu bisa mengontrolnya dengan cara berikut ini:
Ketika muncul keinginan untuk mengonsumsi manis, kamu bisa memilih makanan dalam bentuk asli, seperti buah-buahan. Pada dasarnya, tubuh tidak membutuhkan gula dalam bentuk makanan olahan. Kamu bisa menggunakan bahan-bahan asli untuk memberikan rasa manis seperti madu, kayu manis, dan vanilla dalam campuran makanan maupun minuman.
Jika ingin mengonsumsi makanan olahan, hal pertama yang harus dilakukan adalah membaca informasi nilai gizi kemasan. Kemudian cari tahu berapa kandungan karbohidrat dan gula. Label nilai gizi sangat jarang menggunakan kata ‘gula’ pada kemasan. Kamu bisa memeriksa kata seperti glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, dekstrosa, maltosa, manitol, dan sorbitol yang merupakan kandungan gula.
Demi memastikan kesehatan tubuh, sebaiknya kamu juga rutin melakukan pengecekan gula darah. Pengecekan ini dilakukan guna memastikan kadar gula darah dalam batas normal dan sebagai pencegahan diabetes melitus bagi orang yang sehat. Adapun kadar gula darah yang normal yaitu
Selain membatasi asupan gula, kamu juga harus menerapkan gaya hidup sehat. Mulai dari mengatur porsi makan, rutin olahraga, istirahat cukup, serta kendalikan stres. Saat memilih makanan, utamakan mengonsumsi bahan makanan segar dibandingkan makanan kemasan atau yang diawetkan.
Yuk, sayangi tubuh dengan mengurangi makanan manis. Apalagi jika selama ini kamu mengonsumsi banyak makanan dan minuman secara sembarangan. Sebab, bisa saja kondisi kesehatan terganggu akibat kebiasaan buruk ini. Jika kamu memiliki keluhan terkait kesehatan, segera konsultasikan ke dokter.
Ingat, batasi konsumsi manis-manis dan ikuti anjuran konsumsi gula per harinya ya!
Referensi: