Apa itu Radang Usus Buntu: Gejala dan Cara Mencegah

Anna Cendana
16 Aug 2022 - 4 min read

Radang usus buntu atau apendisitis menjadi salah satu masalah kesehatan yang ringan atau justru mematikan. Diagnosis dan penanganan yang terlambat bisa membahayakan nyawa.

Tapi jangan khawatir, melalui ulasan ini kami akan membantumu mengenal lebih jauh mengenai usus buntu dan apendisitis. Tak hanya itu, kamu juga bisa tahu gejala awal saat usus buntu meradang dan pecah, plus upaya pencegahan yang bisa kamu lakukan untuk meminimalisir potensi penyakit ini.

Apa Itu Radang Usus Buntu?

Radang usus buntu dikenal juga dengan nama apendisitis. Masalah kesehatan ini terjadi ketika terjadi ketika ada penyumbatan pada lapisan usus buntu. Akibatnya, terjadi infeksi dan peradangan. Saat usus buntu meradang, maka ini bisa berlanjut ke pembengkakan dan kondisi bernanah.

Selama ini banyak orang yang salah mengira bahwa usus buntu adalah penyakit.

Padahal faktanya, usus buntu atau appendix adalah bagian dari usus yang memiliki bentuk seperti jari. Letak usus buntu sendiri ada di sisi kanan perut bagian bawah. Radang usus buntu bisa menyebabkan rasa sakit di bagian kanan perut bawah. Hanya saja, beberapa orang merasakan kesakitan dimulai dari pusar.

Ketika peradangan memburuk, maka rasa sakit yang kamu rasakan bisa meningkat dan bertambah parah seiring berjalannya waktu. Pada dasarnya, penyakit ini banyak terjadi pada usia 10 hingga 30 tahun. Namun, gaya hidup kurang sehat bisa membuat siapa saja rawan terkena apendisitis.

Gejala Radang Usus Buntu

Untuk menangani masalah ini, jalan satu-satunya adalah memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat tindakan medis. Namun, langkah awal mendeteksi usus buntu adalah dengan memahami gejalanya.

Ini karena beberapa gejala usus buntu terlalu umum dan kadang tidak jelas. Tanpa pemeriksaan medis, biasanya gejala ini dianggap sebagai sakit perut biasa atau infeksi saluran kemih. Bahkan beberapa orang hanya akan mengobatinya dengan penggunaan antibiotik.

Padahal, jika dibiarkan tanpa pengobatan usus buntu yang tepat, apendisitis berpotensi membahayakan nyawa. Lalu apa saja gejala usus buntu ini?

1. Rasa Sakit Mendadak di Perut Bawah Bagian Kanan atau Pusar

Posisi usus buntu di perut bagian bawah kanan tentu menjadi awal rasa sakit muncul. Namun, beberapa orang juga merasakan sakit pertama di area pusar. Rasa sakit ini bisa datang dan pergi tanpa kenal waktu.

Namun, seiring berjalannya waktu, rasa sakit semakin parah dan menetap di satu tempat.

Untuk langkah awal, jika kamu merasakan salah satu atau keduanya, maka kamu bisa konsultasi dokter lewat Traveloka Health.

2. Rasa Sakit Parah saat Melakukan Sesuatu

Kamu juga bisa merasa sakit yang parah ketika sedang beraktivitas atau melakukan sesuatu. Misal saat batuk, menarik nafas, bersin, berjalan, atau bahkan ketika menekan area yang sakit.

Jika rasa sakit yang kamu rasakan terlihat membaik dan kemudian memburuk lagi, maka ini bisa berarti usus buntu pecah. Pada kondisi ini, kamu perlu mendapat perawatan medis.

3. Mual dan Muntah

Mengingat posisi usus buntu yang menjadi bagian usus, maka ini bisa memengaruhi pencernaan. Kamu berisiko merasa mual dan muntah terus-menerus.

Gejala ini hadir akibat obstruksi usus karena peradangan yang terjadi di apendiks.

4. Hilang Nafsu Makan

Ketika tubuh terasa sakit dan rasa ingin mual serta muntah muncul, ini bisa berakibat pada nafsu makan. Kamu akan malas makan meski merasa lapar. Bahkan makanan favoritmu mungkin terlihat tidak menggoda sama sekali.

5. Demam Ringan dan Muka Memerah

Ini adalah gejala umum yang bisa menjebak dan membuatmu abai terhadap gejala lainnya. Demam ringan disertai muka memerah banyak terjadi pada masalah kesehatan lain, kan?

Demam muncul karena sistem imun tubuh sedang melawan infeksi bakteri yang menyebabkan apendisitis.

6. Sembelit, Diare, dan Perut Kembung

Beberapa penderita apendisitis juga mengalami sembelit atau diare. Kamu juga berpotensi sulit buang angin (kentut). Kondisi ini membuat perut kembung karena angin tersimpan di dalamnya.

Gejala-gejala di atas biasanya muncul di awal. Beberapa kasus radang usus buntu ringan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jika kondisinya parah bisa berakibat pada pecahnya apendiks.

Saat usus buntu pecah, kamu akan mengalami gejala lain. Misalnya demam tinggi, menggigil, keringat dingin, jantung berdebar, lemah lesu, kebingungan, sesak napas, perut bengkak dan nyeri saat ditekan. Bahkan rasa sakit akan menyebar di seluruh bagian perut.

Operasi usus buntu biasanya menjadi jalan terakhir untuk menangani masalah ini. Tapi kamu tak perlu khawatir, karena meski usus buntu diangkat, kamu tetap bisa menjalani aktivitas dengan normal.

Cara Mencegah Apendisitis

Apakah radang usus buntu bisa dicegah?

Sayangnya belum ada jawaban pasti dari pertanyaan tersebut. Meski begitu, dokter selalu menyarankan beberapa hal yang berpotensi membantu mencegah terjadinya apendisitis. Apa saja caranya?

1. Konsumsi Serat

Cara pertama terkait dengan asupan nutrisi melalui makanan. Kamu ingat kan, penyebab usus buntu yang meradang adalah penyumbatan. Untuk meminimalisir terjadinya penyumbatan, maka kamu bisa menjaga sistem pencernaan tetap lancar.

Jalan terbaik adalah dengan mengonsumsi makanan berserat. Ini akan membantu proses pembuangan tinja berjalan dengan lancar.

Beberapa jenis makanan kaya serat yang direkomendasikan adalah gandum utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Sayuran dan buah kaya serat seperti asparagus, brokoli, bayam, wortel, pisan, berry, alpukat, dan lain-lain juga bisa kamu konsumsi.

2. Cukupi Kebutuhan Air

Asupan cairan yang cukup bisa membantu memaksimalkan kinerja usus. Sementara itu, kebiasaan kurang minum air putih bisa memicu usus untuk menyerap cairan dari makanan. Akibatnya sisa makanan yang diproses menjadi keras.

Hasil akhirnya adalah sembelit dan penumpukan tinja yang bisa memicu apendisitis.

3. Makanan Berprobiotik

Selain makanan kaya serat, kamu juga perlu mempertimbangkan makanan berprobiotik. Meski belum ada penelitian lebih lanjut, namun kandungan ini sangat baik untuk sistem pencernaan. Mereka bisa menekan pertumbuhan bakteri jahat di usus.

Beberapa sumber makanan dengan kandungan probiotik adalah yoghurt, tempe, kombucha, dan juga kimchi.

4. Jangan Terburu-buru saat Makan

Tidak semua orang bisa makan dengan tenang dan santai. Ada kalanya, kamu tidak punya waktu yang cukup untuk mengunyah dan menelan makanan karena deadline, ada janji temu, dan lain-lain.

Sayangnya kebiasaan ini bisa berpotensi memicu radang usus buntu. Saat kamu makan terlalu cepat, biasanya makanan tidak terkunyah dengan benar. Bahkan hanya dalam bentuk potongan-potongan besar ketika kamu menelannya.

Ini sangat berbahaya karena potongan makanan tadi bisa menyumbat usus buntu. Proses pencernaan juga berjalan lebih lambat karena usus kesulitan mencerna potongan yang besar.

Masalah radang usus buntu memang ini tak bisa kamu sepelekan. Penanganan yang tidak tepat bisa membahayakan nyawamu. Oleh karena itu, lakukanlah konsultasi dengan dokter terpercaya jika mengalami keluhan demi mendapatkan penanganan yang tepat.

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan