Bicara soal kesehatan, ternyata ada beberapa jenis penyakit yang lebih banyak menyerang perempuan dibanding laki-laki, lho. Salah satunya yang cukup terkenal adalah penyakit lupus.
Mengutip dari sebuah situs kesehatan kredibel, dibandingkan laki-laki, perempuan sembilan kali lebih berisiko untuk terkena lupus. Alasannya cukup beragam, mulai dari kondisi lingkungan, genetik, hingga adanya perbedaan hormon dan kromosom seks yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan.
Nah, buat kamu yang pengin tahu lebih lanjut tentang lupus ini, baik definisi lengkapnya, gejala, penyebab, cara mencegah, hingga mengobati, dan hal lainnya, simak ulasan ini sampai selesai, ya!
Sebenarnya, apa sih lupus itu, dan seberapa bahaya ia bagi penderitanya? Jadi, lupus termasuk dalam kelompok penyakit autoimun. Hal ini ditandai dengan kondisi sistem imun atau kekebalan tubuh seseorang melakukan suatu kesalahan. Ia tidak hanya menjaga tubuh dari berbagai penyakit, tetapi juga menyerang organ dan sel tubuh yang sedang baik-baik saja.
Hasilnya, tubuh akan mengalami peradangan hingga infeksi karena rusaknya sel-sel yang telah diserang oleh antibodi sendiri. Kondisi ini tidak berhenti sampai di sini. Tubuh yang telanjur mengalami peradangan bisa memicu berbagai permasalahan lain pada organ tubuh.
Maka, tidak perlu heran jika ada odapus atau orang dengan penyakit lupus yang mengalami berbagai kondisi kurang baik pada beberapa bagian tubuhnya. Sebut saja masalah pada sel darah, persendian, jantung, kulit, paru-paru, ginjal, hingga otak.
Jika ditanya soal seberapa bahaya lupus ini, jawabannya tidak begitu bisa dipastikan. Beberapa sumber menyebut kalau penyakit ini sesungguhnya termasuk penyakit sederhana yang tidak memiliki risiko kematian apabila ditangani secara tepat.
Namun sayangnya, banyak odapus yang terlambat menyadari jika dirinya tengah mengidap lupus. Kondisi ini selanjutnya membuat ia mau tak mau mengalami keterlambatan dalam mendapat pengobatan secara tepat. Jika sudah seperti ini, hasilnya bisa sangat fatal. Kerusakan organ tubuh makin parah, bahkan bisa mengantarkan penderitanya pada kematian.
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa lupus ini sebenarnya tidak begitu berbahaya. Setidaknya, penyakit lupus masih bisa ditangani, asalkan penderitanya cepat menyadari kondisi tubuhnya.
Tentu untuk mengetahui secara pasti apakah seseorang sedang menderita lupus, kita memerlukan bantuan dari dokter dengan cara memeriksakan diri. Namun demikian, ada beberapa gejala lupus yang bisa dideteksi sendiri. Selanjutnya, barulah kita memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada dokter.
Berikut ini adalah beberapa gejala atau ciri-ciri penyakit lupus yang penting untuk kamu ketahui. Jika kamu merasakan beberapa atau bahkan semua gejala sekaligus, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri sebagai upaya antisipasi. Lupus adalah penyakit yang unik; penyakit ini bisa muncul seolah sebagai penyakit lain. Jadi, jangan menyepelekan gejalanya, ya!
Selain mampu “menyamar” sebagai penyakit lain sehingga cukup sulit untuk dideteksi, penyebab dari lupus ini juga belum diketahui dalam kurun waktu bertahun-tahun. Hingga akhirnya, sebuah penelitian menemukan penyebab utama dari lupus adalah akibat terjadinya mutasi genetika yang langka. Hal ini sebagaimana referensi dari hasil penelitian tim di Australian National University yang dilansir pada 2020 lalu.
Meski begitu, terjadinya mutasi genetika langka yang menjadi penyebab lupus juga memiliki beberapa pemicu. Nah, berikut ini merupakan beberapa hal yang bisa menjadi pemicu terjadinya mutasi genetika langka pada seseorang dengan risiko lupus yang tinggi.
Ketika seseorang mengalami suatu luka, lalu tidak segera ditangani secara tepat, akhirnya sampai infeksi. Hal ini bisa memicu munculnya penyakit lupus maupun membuatnya kembali kambuh bagi odapus.
Bagi orang-orang yang rentan terkena lupus, atau bahkan penderita lupus, sinar matahari langsung bukanlah hal yang baik untuk tubuh. Hal tersebut karena sinar matahari bisa menyebabkan lesi (luka) pada kulit sehingga menyebabkan respons internal bagi odapus maupun orang dengan risiko tinggi terkena lupus.
Mengonsumsi obat-obatan sebagai upaya untuk sembuh dari suatu penyakit adalah hal yang sangat disarankan. Namun, ada kalanya tubuh tidak cocok dengan satu obat atau beberapa obat sekaligus. Sebagai contoh, obat antikejang, obat tekanan darah, antibiotik, dan lainnya.
Ketidakcocokan tubuh dengan obat-obatan tersebut bisa memicu terjadinya lupus. Namun, ada kabar baiknya. Biasanya, para penderita lupus akibat mengonsumsi berbagai obat tersebut akan kembali membaik dengan sendirinya. Dengan catatan, ia melakukan penanganan yang tepat dan tidak lagi mengonsumsi obat-obatan serupa.
Penyakit lupus memang lebih rentan dialami oleh perempuan. Namun, bukan berarti laki-laki kebal terhadap penyakit ini. Faktanya, banyak juga laki-laki yang menjadi penderitanya. Bahkan, anak-anak bisa terserang keganasan lupus. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal yang dapat mencegahnya seperti berikut ini.
Selain tujuh kebiasaan di atas, ada satu hal lagi yang perlu dijadikan gaya hidup agar terhindar dari penyakit lupus. Hal tersebut adalah rajin melakukan medical check-up atau pemeriksaan pada dokter. Entah saat kita merasa baik-baik saja maupun saat merasakan suatu masalah pada tubuh, kita perlu meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan secara rutin.
Jika demikian, ketika kita terjangkit suatu penyakit, termasuk lupus, yang barangkali tanpa gejala, kita bisa segera mendapat penanganan dengan tepat. Hal ini tentunya sangat penting guna menghindari hal-hal fatal yang tak diinginkan.
For your information, lupus adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun, bagi para odapus, kamu tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Walau harus seumur hidup bersama penyakit ini, mereka tetap bisa hidup normal seperti orang-orang pada umumnya. Penyakit ini pun bukan penyakit menular sehingga tidak perlu melakukan karantina ataupun menghindari keramaian.
Bagi odapus, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah senantiasa menjaga diri dengan selalu melakukan pola hidup sehat—baik secara fisik maupun mental. Kamu juga perlu menghindari hal-hal yang dapat memicu kambuhnya penyakit lupus. Selain itu, selalu sedia obat-obatan yang yang dapat meredakan gejala kala kambuh.
Menurutberbagai sumber online, ada beberapa jenis obat yang direkomendasikan bagi para penderita autoimun seperti lupus. Misalnya, obat antimalaria, imunosupresan, kortikosteroid, dan obat antiradang nonsteroid. Namun, tetap gunakan resep dokter untuk mengonsumsinya, ya.
Dalam upaya menghadapi suatu penyakit, mencegah memang jauh lebih baik daripada mengobati. Jadi, sebelum telanjur terjangkit, tetap jaga diri ya. Sementara itu, bagi yang sudah menjadi odapus, tetap semangat. Ada banyak cara untuk bertahan dengan penyakit ini.