7 Penyebab Terjadinya Gangguan Memori Jangka Pendek di Usia Muda

Anna Cendana
19 Sep 2022 - 5 min read

Siapa yang tidak kesal ketika sebentar-sebentar melupakan sesuatu. Bahkan, karena kelewat parahnya, sampai orang-orang di sekitarmu mulai memanggilmu “si Tukang Pikun." Waspada, bisa jadi ini adalah gejala gangguan memori jangka pendek!

Di luar dugaan, rupanya ada berbagai alasan mengapa memori jangka pendek terganggu, mulai dari pemicu yang paling rendah tingkat intensitasnya sampai yang patut menyulut rasa was-was. Bahkan, anak muda pun tidak terlepas dari risiko hilang memori jangka pendek ini, lho.

Nah, kalau akhir-akhir ini kamu merasa mudah melupakan sesuatu, seperti letak kunci mobil dan nama orang yang kamu temui sepuluh menit lalu, kamu sebaiknya mengecek daftar penyebab memori jangka pendek lemah berikut ini.

Kemudian, tentukan apakah kasusmu tergolong ringan atau serius untuk mencari tahu kapan seharusnya kamu mendapatkan pemeriksaan medis.

1. Depresi

Gangguan memori jangka pendek dapat disebabkan oleh depresi.

Sumber: Cristopher Lemercier / Unsplash

Ada sederet penelitian yang membuktikan kaitan antara depresi dan gangguan memori jangka pendek, salah satunya adalah sebuah riset yang dilakukan di Inggris pada 2013. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa orang-orang yang mengidap depresi cenderung lebih gampang lupa.

Tidak hanya itu, gangguan mental tersebut juga bisa melemahkan memori prospektif para penderitanya. Jenis memori ini melibatkan perencanaan dan rekognisi dalam waktu dekat. Contohnya, gagal mengingat resep makanan yang sering dimasak adalah hal biasa bagi mereka yang mengalami depresi.

Hilangnya ingatan jangka pendek akibat depresi dapat membaik atau memburuk tergantung pada kesehatan mental dan emosional seseorang. Jadi, kalau kamu yakin ini adalah pemicu kamu sulit mengingat informasi yang baru saja kamu peroleh, kamu perlu mengubah gaya hidupmu dan melakukan terapi dengan dokter.

2. Cedera Kepala

Cedera kepala seperti gegar otak dapat memicu baik gangguan memori jangka pendek dan panjang.

Sumber: Karolina Gabrowska / Pexels

Selanjutnya, cedera kepala dapat memicu baik gangguan memori jangka pendek dan panjang. Faktanya, hal ini umum terjadi jika kamu pernah mengalami gegar otak sebelumnya, bahkan kalau kamu tidak pingsan sekalipun setelahnya.

Gegar otak merujuk pada jenis cedera otak traumatis (traumatic brain injury atau TBI). TBI dapat terjadi sebagai akibat dari benturan kuat ke kepala seperti kecelakaan mobil, terluka saat berolahraga, atau jatuh dari ketinggian tertentu.

Kehilangan ingatan jangka pendek lantaran cedera kepala umumnya akan berangsur-angsur membaik dalam beberapa bulan. Prosesnya pun terjadi secara alami, sehingga kamu tidak perlu khawatir.

Namun, kalau kamu terus-terusan menjumpai tanda-tanda serius seperti kerap linglung, sulit berjalan, atau hilang kesadaran, maka kamu wajib segera berkonsultasi dengan dokter.

3. Kurang Tidur

Baik kurang tidur maupun kualitas tidur yang buruk sama-sama menyebabkan kehilangan ingatan jangka pendek.

Sumber: Ketut Subiyanto / Pexels

Akhir-akhir ini kamu sering begadang? Atau, kamu sering terbangun di tengah malam dan sulit terlelap kembali? Baik kurang tidur maupun kualitas tidur yang buruk, keduanya sama-sama menyebabkan kehilangan ingatan jangka pendek.

Saat kamu tidur, otak memproduksi gelombang yang memainkan peran penting dalam menyimpan ingatan. Gelombang otak ini mengirim memori dari bagian otak yang disebut hipokampus ke korteks prefrontal, bagian otak yang menyimpan memori jangka panjang.

Durasi tidur yang singkat plus kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan ingatan tertahan di hipokampus. Alhasil, memori tersebut gagal mencapai korteks prefrontal. Nah, tidak heran kalau kamu sulit mengingat nama atau kapan terakhir kali kamu membersihkan litter box hewan peliharaanmu.

4. Malnutrisi

Apa yang kamu makan, dan apa yang tidak kamu makan, dapat berdampak pada kesehatan sekaligus fungsi memori otak.

Sumber: Caleb Oquendo / Pexels

Tahukah kamu, apa yang kamu makan dan apa yang tidak kamu makan, dapat berdampak pada kesehatan sekaligus fungsi memori otak? Hal ini terbukti dalam sebagian besar studi yang sepakat bahwa malnutrisi dapat meningkatkan risiko kehilangan ingatan.

Adapun salah satu cara mengatasi memori jangka pendek yang disebabkan oleh malnutrisi adalah dengan memperoleh cukup dua nutrisi utama, yaitu vitamin B1 dan vitamin B12. Fakta menarik lainnya adalah kekurangan dua jenis vitamin ini memang sudah sejak lama dikaitkan dengan gangguan memori, lho.

Sementara itu, gejala lain dari kekurangan vitamin B12 meliputi anemia, penurunan berat badan secara tiba-tiba, dan lelah. Di sisi lain, kekurangan B1 dapat memicu hilangnya nafsu makan, kesemutan, penglihatan kabur, dan mual.

Oleh karena itu, biasakan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B, seperti ikan laut dan daging rendah lemak. Ingat, apa pun yang baik untuk tubuh baik juga untuk otak, dan begitu pula sebaliknya.

5. Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol dapat memperlambat kinerja saraf-saraf di hipokampus yang berujung pada kehilangan ingatan jangka pendek.

Sumber: Elevate / Pexels

Entah itu percobaan sekali lalu atau kebiasaan yang berlangsung selama bertahun-tahun, minum minuman beralkohol dapat menyebabkan gangguan memori. Misalnya, kamu barangkali mendapati adanya kesulitan mengingat peristiwa baru-baru ini atau apa yang terjadi sepanjang malam.

Beberapa orang mengalami apa yang disebut dengan “blackout” ketika mereka minum terlalu banyak alkohol. Selanjutnya, mereka akan melupakan detail penting. Ketidakmampuan untuk mengingat apa pun di malam sebelumnya biasa terjadi setelah seseorang minum-minum sebanyak lima kali atau lebih.

Sebagaimana kurang tidur memengaruhi fungsi memori otak, minuman beralkohol pun dapat memperlambat kinerja saraf-saraf di hipokampus. Jadi, saat aktivitas pemrosesan memori melambat, hal ini berujung pada kehilangan ingatan jangka pendek.

6. Gangguan Stres Pascatrauma

PTSD juga dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif dan masalah dengan ingatan jangka pendek.

Sumber: RODNAE Productions / Pexels

Post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan kesehatan mental yang menyebabkan penderitanya dilanda kecemasan berlebih atau kilas balik setelah mengalami trauma.

Mereka yang mengidap PTSD sering mengingat kejadian traumatis yang mereka lalui sebelumnya secara intens. Di samping itu, PTSD juga dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif dan masalah dengan ingatan jangka pendek.

Riset membuktikan bahwa pasien PTSD mengalami kerusakan pada bagian hipokampus otak mereka, di mana volumenya berkurang bahkan hingga delapan persen.

Apabila dibiarkan berlarut-larut, maka gangguan tersebut dapat merambat pada gangguan ingatan jangka panjang, lalu memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.

7. Penyakit Saraf dan Demensia

Statistik membuktikan bahwa sekitar 10% hingga 15% orang dengan penyakit saraf berisiko terjangkit demensia.

Sumber: Kindel Media / Pexels

Siapa saja rentan terjangkit kehilangan ingatan jangka pendek. Bagi sebagian besar orang, hal tersebut tidak akan menimbulkan gangguan memori yang parah. Namun, pada persentase yang lebih kecil, tidak menutup kemungkinan bahwa gangguan memori itu merupakan tanda awal demensia.

Juga, yang patut menjadi perhatian adalah apabila kehilangan ingatan jangka pendek tersebut mengarah ke gangguan kognitif ringan (mild cognitive impairment atau MCI).

Para penderita MCI memiliki masalah memori yang cukup mengkhawatirkan. Beruntungnya, mereka masih bisa berfungsi dengan normal dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, statistik membuktikan bahwa sekitar 10% hingga 15% orang dengan MCI berisiko terjangkit demensia.

Memiliki ingatan jangka pendek yang lemah itu merepotkan. Karenanya, kamu mungkin sering melupakan hal-hal yang terjadi belum lama ini. Contohnya, kesulitan mengingat isi chat teman yang kamu baca lima menit lalu atau berulang-ulang menanyakan hal yang sama.

Masalah-masalah yang tampak sepele ini dapat mengacaukan kehidupan sehari-hari. Jadi, kalau kamu sedang mengkhawatirkan hal serupa, sebaiknya berkonsultasilah kepada ahlinya. Anda juga bisa download aplikasi Traveloka dan memanfaatkan layanan booking medical check-up.

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan