Catat, 7 Jenis Investasi Terbaik Saat Inflasi Melanda

Anna Cendana
29 Sep 2022 - 5 min read

Investasi menjadi salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk mengembangkan dana. Tentu dalam prosesnya, kegiatan ini bisa menghasilkan sesuatu yang positif maupun negatif. Ada banyak faktor yang bisa memengaruhi investasi.

Salah satunya adalah inflasi. Ini merupakan kondisi saat terjadi kenaikan berbagai harga barang dan jasa secara continue dalam jangka waktu tertentu. Meski menjadi momok bagi perekonomian, namun kamu tetap bisa melawan inflasi dengan memilih jenis investasi yang tepat.

Mengingat inflasi sulit dihindari, maka kamu perlu mengantisipasi pengaruhnya. Apalagi inflasi cenderung selalu membanting nilai uang. Jadi, selamatkan nilai uangmu dengan memilih jenis dan cara investasi yang sesuai. Berikut adalah beberapa jenis investasi yang cocok dipilih saat inflasi melanda:

1. Emas

Sumber: Pixabay / @Global_Intergold

Pilihan pertama adalah investasi terbaik saat inflasi adalah emas. Instrumen ini adalah salah satu aset yang sangat aman untuk investasi jangka panjang. Alasannya sederhana, emas cenderung menjadi safe haven atau punya nilai perlindungan terhadap inflasi. Selain itu, emas juga jadi jenis investasi yang memiliki resiko rendah.

Sebagai bukti, kamu bisa cek kinerja emas dalam 10 tahun terakhir. Di tahun 2011, harga emas sekitar Rp460 ribu dan saat ini Rp900 ribuan. Kenaikannya lebih dari 100% kan?

Kamu bisa mencoba investasi emas secara tradisional (simpan emas batangan) hingga modern (investasi emas online). Untuk investasi online, kamu bisa investasi emas di Traveloka ya. Cara daftarnya mudah dan kamu bisa invest mulai dari Rp10.000 saja. Jenis investasi ini cocok untuk semua kalangan.

2. Real Estate

real estate

Sumber: Pixabay / @Image4you

Membeli real estate adalah salah satu peluang terbaik untuk melakukan lindung nilai uang kamu saat terjadi inflasi. Mekanismenya, kamu membeli properti dan menyewakannya atau menjual dengan harga lebih tinggi.

Harga properti selalu naik tiap tahunnya. Ini jelas jadi margin profit yang bisa kamu andalkan. Untuk opsi sewa, mungkin uang yang kamu hasilkan tidak akan langsung sepadan dengan harga beli. Namun, jangka waktu sewa seringkali panjang dan ini bisa jadi pendapatan tetap.

Untuk jenis investasi satu ini, tentunya kamu perlu pertimbangan yang matang sejak awal. Mulai dari memilih lokasi properti, prospek ke depannya, harga beli, kondisi properti dan lain sebagainya.

3. Komoditas

komoditas

Sumber: Pixabay / @kristinakasp

Emas memang termasuk ke dalam kategori komoditas. Namun, pada poin ini kita akan membicarakan mengenai komoditas selain emas. Contoh paling baru dan aktual adalah komoditas gas. Saat ini harga komoditas ini mencapai puncak secara global.

Kenaikan gila-gilaan ini terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina yang memicu lonjakan harga minyak. Minyak menjadi elemen penting di berbagai sektor sehingga kenaikan harganya memengaruhi rantai pasokan global. Mulai dari hal kecil seperti belanja konsumen hingga industri penerbangan, ikut terdampak.

Saat inflasi terjadi, komoditas di luar emas yang punya kinerja kuat adalah minyak.

4. Surat Utang atau Obligasi

obligasi dan surat utang

Sumber: Freepik / @user6702303

Untuk bertahan dari gempuran inflasi, kamu bisa mencoba investasi jangka pendek dan panjang di obligasi atau surat utang. Aset yang satu ini tercatat di bursa efek.

Banyak investor yang memilih surat utang karena jaminannya pendapatan yang stabil. Ketika membeli obligasi maka kamu mendapat pendapatan tetap berupa bunga atau kupon. Besaran bunga atau kupon ini juga fixed.

Namun, kamu perlu ingat bahwa membeli obligasi artinya uang kamu akan kembali setelah periode berakhir. Kamu tidak bisa menjualnya di tengah periode dan mendapat keuntungan. Justru sebaliknya, jika kamu jual sebelum periode berakhir akan ada potongan.

Jadi, beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum mengambil keputusan untuk obligasi adalah:

Pertimbangkan waktu jatuh tempo’
Berapa dividen dan potensi capital gain-nya?
Jaminan negara khusus untuk SBN
Nominal bunga atau kupon
Imbal hasil atau nisbah

Pertimbangan di atas akan membantu kamu memilih obligasi yang tepat.

Salah satu jenis obligasi atau surat utang yang bisa kamu pertimbangkan adalah SBN Ritel. Kamu bisa membeli surat utang ini dari berbagai mitra terpilih seperti lembaga keuangan (bank) negara dan swasta yang bekerja sama. Bunga SBN Ritel ini lebih tinggi dari deposito, lho. Risikonya juga rendah.

5. Saham

investasi saham

Sumber: Pixabay / @mohamed_hassan

Ingat, berinvestasi di saham tidak pernah ada namanya bebas risiko. Ada kemungkinan besar kamu mengalami kerugian dalam jangka pendek. Namun investasi saham punya 3 keuntungan utama yakni capital gain, dividen, dan juga jaminan nilai uang.

Dividen sendiri adalah share profit dari perusahaan yang dibagikan secara berkala. Sementara itu, capital gain adalah selisih antara harga jual dan harga beli. Kamu bisa mendapatkan capital gain dengan transaksi perdagangan saham di pasar sekunder. Jadi, opsi capital gain ini lebih ke investasi jangka pendek, ya.

Untuk mendapat capital gain ini, kamu perlu menjual saham dengan harga lebih tinggi dari harga belinya. Ada banyak sektor industri di saham yang bisa kamu pertimbangkan untuk dibeli. Pastikan kamu mempelajari berbagai hal seperti faktor teknikal, fundamental, hingga portofolio perusahaan sebelumnya, ya.

Khusus untuk investasi di Indonesia di instrumen saham, kamu bisa cari perusahaan yang potensi pertumbuhannya oke. Contohnya sektor perbankan, pertambangan, dan infrastruktur, yang cocok untuk investasi jangka panjang.

6. Pasar Modal

pasar modal

Sumber: Pixabay / @PhotoMIX-Company

Opsi selanjutnya yang bisa kamu pertimbangkan untuk investasi di Indonesia adalah pasar modal.

Saat inflasi, pasar modal jadi pilihan yang oke karena banyak negara maju yang melakukan pelonggaran kuantitatif. Dalam hal ini, pelonggaran tersebut biasa dikenal dengan relaksasi besar-besaran.

Jadi, negara maju seperti Jepang, Uni Eropa, dan juga Amerika akan mencetak uang lebih banyak.

Ini artinya, pasar modal menjadi lebih ramai dari biasanya. Tapi perlu kamu ingat, jangan asal terjun untuk investasi di pasar modal ya. Tetap pelajari aspek-aspeknya terlebih dahulu dan selalu gunakan uang dingin untuk investasi.

7. Kripto

aset kripto

Sumber: Pixabay / @WorldSpectrum

Saat ini, kripto juga jadi pilihan bagi masyarakat yang ingin memulai investasi. Alasannya harga kripto sedang rendah. Tapi tentu saja, kamu perlu memahami bahwa kripto sangat volatile. Risikonya cukup tinggi dibandingkan instrumen lainnya.

Jika memang ingin masuk ke kripto, sebisa mungkin pilih aset yang sudah pasti seperti Bitcoin dan Ethereum. Jangan hanya ikut-ikutan dengan hype orang di media sosial karena setiap orang punya profil risiko yang berbeda-beda.

Untuk masuk ke aset kripto ini, kamu juga perlu mitigasi yang tepat. Pastikan menggunakan uang dingin yang tidak berdampak langsung pada keseharian kamu. Kemudian, batasi investasi di angka 50% atau kurang dari itu. Sisanya bisa kamu masukkan saving atau investasi di risiko lebih rendah.

Dari ketujuh jenis investasi di atas, risikonya berbeda-beda, ya. Ada yang profit kecil dan risiko rendah, profit tinggi - risiko tinggi, serta profit dan risiko moderat.

Untuk pemula, saran terbaik adalah investasi emas. Kamu nisa investasi emas di Traveloka dengan sangat mudah. Prosesnya cepat dan bisa kamu cairkan atau jual kapan pun. Download SuperApp Traveloka untuk memulai investasi emas kamu sekarang.

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan